Gunakan browser Chrome untuk pengalaman terbaik dalam mengakses laman ini.

Hasil Analisismu sedang Diproses!
Tunggu sebentar, ya.

Cek Kembali Informasi yang Telah Diisi

Pastikan informasi yang dimasukkan sudah sesuai

Informasi Perusahaan

Apabila tidak menemukan bidang bisnismu, pilih yang paling mendekati.

Analisis Stok

Ini adalah bagian untuk menganalisis efektivitas perputaran stok bisnismu. Pastikan kamu memasukkan angka secara keseluruhan.

Contoh pengisian total belanja/pembelian bisnis:
Total pembelian adalah total biaya operasional yang bisnismu keluarkan dalam suatu periode (bulanan atau tahunan), termasuk gaji, listrik, transportasi, dll.

Misalnya, bisnismu mengeluarkan biaya Rp100 juta untuk gaji karyawan, Rp50 juta untuk biaya pelatihan, dan Rp2,5 juta untuk logistik.

Maka, nilai total belanja/pembelian bisnismu adalah Rp152.500.000.

Ini adalah bagian untuk menganalisis efektivitas perputaran stok bisnismu. Pastikan kamu memasukkan angka secara keseluruhan.

Contoh pengisian persediaan awal/akhir:

Toko A adalah bisnis di bidang fashion. Persediaan awal dihitung dari barang jadi. Pada awal periode(), ia memiliki:
Kemeja: 500 pcs x Rp150 ribu = Rp75 juta
Kaos polos: 75 pcs x Rp80 ribu = Rp6 juta

Maka, total nilai persediaan pada awal periode Toko A adalah Rp81 juta.

Contoh pengisian total pembelian:

Toko A membuat 3 jenis produk yang terjual sebanyak 500 dalam setahun. Untuk memproduksinya, biaya pembuatan totalnya adalah Rp50 juta.

Maka, total belanja/pembelian yang dimasukkan adalah Rp50 juta.

Masukkan hanya total biaya produksi barang yang dijual, tidak termasuk biaya operasional seperti sewa dan gaji.

Masukkan total biaya operasional bisnismu dalam satu .

Analisis Tempo ke Buyer

Ini adalah bagian untuk menganalisis tempo yang kamu berikan ke buyer. Pastikan kamu memasukkan angka secara keseluruhan.

Contoh pengisian piutang bisnis di awal :
Pada awal , bisnismu menjual barang/jasa pada buyer A dengan tempo pembayaran 30 hari senilai Rp50 juta, juga kepada buyer B senilai Rp75 juta.

Maka, piutang bisnismu di awal adalah Rp50 juta + Rp75 juta = Rp125 juta.

Contoh pengisian piutang bisnis di akhir :
Pada akhir buyer A telah membayar pembeliannya senilai Rp50 juta, sementara buyer B belum. Lalu, kamu telah menjual lagi barang/jasa pada buyer C senilai Rp100 juta.

Maka, piutang bisnismu di akhir adalah Rp125 juta (piutang bisnis di awal) - Rp50juta + Rp100 juta = Rp175 juta.

Masukkan jumlah uang yang belum tertagih dari buyer atas pembelian secara kredit/dengan tempo di awal .

Analisis Tempo dari Supplier

Ini adalah bagian untuk menganalisis tempo yang kamu terima dari supplier. Pastikan kamu memasukkan angka secara keseluruhan.

Contoh pengisian utang bisnis di awal :
Pada awal , bisnismu membeli persediaan A dengan tempo pada PT A senilai Rp10 juta, persediaan B pada PT B senilai Rp25 juta, dan persediaan C pada PT C senilai Rp15 juta.

Pembelian cash tidak dihitung.

Maka, total utang bisnismu di awal adalah Rp10juta + Rp25 juta + Rp15 juta = Rp50 juta.

Contoh pengisian utang bisnis di akhir :
Pada akhir , kamu melunasi pembayaran pada PT A senilai Rp10 juta dan menambah persediaan dengan membeli di supplier PT D senilai Rp20 juta.

Maka, total utang bisnismu di akhir adalah Rp50 juta (utang di awal tahun) - Rp10 juta + Rp20 juta = Rp60 juta.

Hasil Analisis
Cash Flow Bisnismu

Hasil analisis Cash Flow Check-Up ini menggunakan formula Cash Conversion Cycle (CCC) untuk menentukan kondisi kesehatan cash flow-mu.

Cash Conversion Cycle adalah siklus yang menunjukkan seberapa cepat bisnismu memutar produk menjadi uang agar cash flow menjadi positif.

Ketepatan hasil yang ditampilkan mengacu pada akurasi informasi yang kamu isi di bagian sebelumnya. Semakin tepat angka yang diberikan untuk perhitungan, semakin sesuai hasilnya dengan kondisi bisnismu saat ini.

Pastikan juga informasi yang diisi merupakan kondisi normal yang dilalui oleh bisnis, bukan merupakan kondisi di luar situasi normal (seasonal moment, force majeure, pandemi, dll.)

Berdasarkan hasil informasi yang telah diisi, kisaran CCC bisnis kamu adalah:

Hari


Mengapa Hasilnya Demikian?

Hasil perhitungan Cash Conversion Cycle melibatkan 23 komponen, yaitu:

  • Tempo ke Buyer
    Days of Sales Outstanding (DSO)
  • Tempo dari Supplier
    Days of Payable Outstanding (DPO)
  • Kecepatan Penjualan Stok
    Days of Inventory on Hand (DOH)

Yuk, cek performa bisnismu terkait ketiga komponen tersebut!

Skema ini adalah gambaran siklus arus kas bisnismu dan komponen-komponen yang
memengaruhi keoptimalan cash flow.

i

Hasil dari nilai CCC merupakan estimasi kondisi bisnis dari informasi yang telah diisi saat ini. Analisis dan rekomendasi yang dihasislkan perlu disesuaikan dengan kondisi bisnis masing-masing.

Tempo ke Buyer
Days of Sales Outstanding (DSO)

Days of Sales Outstanding (DSO)

=

Rata-Rata Piutang

Rata-Rata Kredit Penjualan

=

(Piutang Awal + Piutang Akhir) / 2

(Kredit Penjualan) / Jumlah Hari dalam Periode)

DSO menunjukkan apakah tempo yang kamu berikan ke buyer sudah cukup optimal, karena berkaitan dengan kecepatan bisnismu menerima pembayaran.

Semakin cepat pembayaran diterima dari buyer, semakin cepat juga bisnismu mendapatkan uang untuk diputar kembali.

Perlu diingat, pertimbangan durasi tempo yang diberikan ke buyer harus disesuaikan dengan berbagai faktor, seperti tingkat kepercayaan dan relasi, kuantitas pembelian produk dan perjanjian kerja jangka panjang.

Dalam menetapkan DSO, tetap harus terwujud kesepakatan yang baik untuk kedua pihak.

Berdasarkan dari hasil informasi yang telah diisi, kisaran DSO bisnis kamu adalah:

Hari

Artinya, bisnismu butuh waktu sekitar hari untuk menerima pembayaran.
Perbandingan DSO bisnismu dalam skala
SME (Small Medium Enterprise)*

*Usaha dengan omzet ≤ Rp50 miliar per tahun

Rata-rata
maksimum:
hari


hari
hari

Rata-rata
minimum:
hari


Bisnismu
Rata-rata industri

Perbandingan DSO bisnismu dalam skala
MLE (Medium Large Enterprise)*

*Usaha dengan omzet > Rp50 miliar per tahun

Rata-rata
maksimum:
hari


hari
hari

Rata-rata
minimum:
hari


Bisnismu
Rata-rata industri

Kamu tergolong ke dalam [X]% bisnis yang telah memberlakukan kebijakan tempo pada buyer yang optimal.

Catatan: Hasil ini berdasarkan informasi dan riset yang telah dilakukan oleh Paper.id.

Dari hasil Cash Flow Check-Up-mu, lakukan beberapa tips di bawah ini untuk mengoptimalkan tempo ke buyer :

Evaluasi Kebijakan Pembayaran

Cek kebijakan pembayaran pada buyer baru maupun lama sesuai dengan penentuan kebijakan baik dari sisi relasi maupun kuantitas barang yang dibeli.

Tingkatkan Efisiensi Penagihan

Gunakan sistem e-invoicing yang terintegrasi dengan pembayaran digital untuk memangkas proses penagihan yang rumit dan manual.

Berikan Beragam Cara Bayar ke Buyer

Cari sistem yang menyediakan berbagai metode pembayaran untuk buyer yang bisa langsung digunakan tanpa perlu menyediakan satu per satu.

i

Hasil dari nilai DSO merupakan estimasi kondisi bisnis dari informasi yang telah diisi saat ini. Analisis dan rekomendasi yang dihasilkan perlu disesuaikan dengan kondisi bisnis masing-masing.

Tempo ke Supplier
Days of Payables Outstanding (DPO)

Days of Payables Outstanding (DPO)

=

Rata-Rata Utang

Rata-Rata Total Belanja Bisnis

=

(Utang Awal + Utang Akhir) / 2

Total Belanja Bisnis / Jumlah Hari dalam Periode

DPO menunjukkan apakah tempo yang kamu terima dari supplier sudah cukup optimal untuk mewujudkan cash flow yang baik.

Semakin panjang tempo yang diterima dari supplier, semakin banyak juga waktu untuk memutarkan uang.

Untuk bisa mendapatkan tempo yang paling sesuai, awalnya kamu harus membangun relasi yang baik dengan supplier dan melakukan negosiasi berdasarkan kemampuan dan proyeksi pembelian produk secara berkala.

Seperti DPO, kebijakan ini erat kaitannya dengan kesepakatan atas dasar kepercayaan antarbisnis.

Berdasarkan hasil informasi yang telah diisi, kisaran DPO bisnis kamu adalah:

Hari

Artinya, bisnismu menerima tempo rata-rata hari dari supplier.

i

Hasil dari nilai DPO merupakan estimasi kondisi bisnis dari informasi yang telah diisi saat ini. Analisis dan rekomendasi yang dihasilkan perlu disesuaikan dengan kondisi bisnis masing-masing.
Perbandingan DPO bisnsimu dalam skala
SME (Small Medium Enterprise)*

*Usaha dengan omzet maksimal Rp50 miliar per tahun.

Rata-rata
Maksimum :
hari

Rata-rata
Minimum :
hari

Hari
Bisnismu
Hari
Rata-rata industri
Perbandingan DPO bisnsimu dalam skala
MLE (Medium Large Enterprise)*

*Usaha dengan omzet maksimal Rp50 miliar per tahun.

Rata-rata
Maksimum :
hari

Rata-rata
Minimum :
hari

Hari
Bisnismu
Hari
Rata-rata industri

Kamu tergolong ke dalam [X]% bisnis yang telah memberlakukan kebijakan tempo pada buyer yang optimal.

Catatan: Hasil ini berdasarkan informasi dan riset yang telah dilakukan oleh Paper.id.

Buka GRATIS full access hasil Cash Flow Check-Up-mu



Kecepatan Penjualan Stok
Days of Inventory on Hand (DOH)

Days of Inventory on Hand (DOH)

=

Rata-Rata persediaan

Rata-Rata Total Belanja Bisnis

=

(Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2

Total Belanja Bisnis / Jumlah Hari dalam Periode

DOH menunjukkan seberapa optimal bisnismu menjual stok.

Semakin cepat menjual stok, semakin cepat juga bisnismu mampu menghasilkan uang.

Hal ini secara umum dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal di antaranya adalah kualitas dan harga produk, strategi penjualan, dan efektivitas operasional bisnis.

Sementara, faktor eksternal contohnya adalah kondisi ekonomi, kompetisi dengan bisnis lain, tren pasar, dan kebijakan pemerintah yang bisa sewaktu-waktu berubah.

Berdasarkan hasil informasi yang telah diisi, kisaran DOH bisnis kamu adalah:

Hari

Artinya, bisnismu butuh waktu sekitar hari untuk menjual stok.

i

Hasil dari nilai DOH merupakan estimasi kondisi bisnis dari informasi yang telah diisi saat ini. Analisis dan rekomendasi yang dihasilkan perlu disesuaikan dengan kondisi bisnis masing-masing.
Perbandingan DOH bisnsimu dalam skala
SME (Small Medium Enterprise)*

*Usaha dengan omzet maksimal Rp50 miliar per tahun.

Rata-rata
Maksimum : hari

Rata-rata
Minimum :
hari

Hari
Bisnismu
Hari
Rata-rata industri
Perbandingan DOH bisnsimu dalam skala
MLE (Medium Large Enterprise)*

*Usaha dengan omzet maksimal Rp50 miliar per tahun.

Rata-rata
Maksimum :
hari

Rata-rata
Minimum :
hari

Hari
Bisnismu
Hari
Rata-rata industri

Kamu tergolong ke dalam [X]% bisnis yang telah memberlakukan kebijakan tempo pada buyer yang optimal.

Catatan: Hasil ini berdasarkan informasi dan riset yang telah dilakukan oleh Paper.id.

GRATIS full access hasil Cash Flow Check-Up-mu

Overview Cash Flow
Bisnismu

Berdasarkan informasi yang telah diisi, kondisi bisnismu saat ini adalah:

Cash Conversion Cycle (CCC)

Hari

Days of Sales Outstanding (DSO)

Hari

Days of Payables Outstanding (DPO)

Hari

Days of Inventory on Hand (DOH)

Hari

Kamu termasuk ke dalam [X]% bisnis yang cash flow-nya perlu ditingkatkan agar setara dengan rata-rata industrimu.

Sumber: Berdasarkan data publik yang diolah oleh tim riset Paper.id.

i

Hasil dari nilai CCC, DSO, DPO, dan DOH merupakan estimasi kondisi bisnis dari informasi yang telah diisi saat ini. Analisis dan rekomendasi yang dihasislkan perlu disesuaikan dengan kondisi bisnis masing-masing.

Rekomendasi dari Paper.id yang Disesuaikan dengan Kondisi Bisnismu

GRATIS download full access hasil Cash Flow Check-Up-mu untuk insight dan tips lengkap cash flow bisnismu, bonus 3 bulan!*

Bisnis Dengan Siklus Cash Conversion Cycle yang Jauh dari Rata-Rata Industri Terancam Sulit Berkembang

McKinsey 2023

*khusus untuk pengguna baru

Cek rekomendasi solusi untuk mengoptimalkan hasil Cash Flow Check-Up bisnismu!