Target market sangat penting bagi business owner, karena bertujuan untuk memaksimalkan jangkauan pasar dan mengoptimalkan upaya pemasaran bisnismu. Bagi model bisnis B2B, target market-nya adalah perusahaan dan entitas bisnis sebagai buyer.  

Dengan memahami target market, kamu dapat membangun dan memperkuat citra merek baik melalui pemasaran, kualitas produk, maupun layanan buyer. Lalu, apa itu target market, segmen, dan cara menentukannya? Simak di bawah ini.

Definisi Target Market

Target market adalah sekelompok buyer dengan demografi sama yang telah diidentifikasi sebagai buyer potensial dari produk atau layanan suatu perusahaan. Menentukan target market merupakan langkah penting dalam proses pengambilan keputusan saat sebuah perusahaan merancang, mengemas, dan mempromosikan produk atau layanannya.

Segmen Target Market

1. Jenis industri

Segmentasi target market ini membagi pasar berdasarkan sektor atau industri bisnis. Misal, target market-nya berasal dari sektor ritel, maka kamu perlu mempelajari karakteristik industri ritel, termasuk tren hingga pola pembelian. 

Kamu juga bisa menggunakan strategi pemasaran yang cocok untuk pasar ritel, seperti promosi di media sosial, iklan, atau kerjasama dengan toko ritel ternama. Hal ini memungkinkan  bisnis untuk fokus pada kebutuhan spesifik, tantangan, peluang, dan tren dalam industri tersebut serta menawarkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan.

2. Ukuran bisnis

Dibagi berdasarkan ukuran bisnisnya, seperti perusahaan kecil, menengah, dan besar. Dengan cara ini, bisnis dapat menyesuaikan harga, fitur, layanan, sumber daya, dan kebutuhan setiap kelompok buyer sesuai ukuran. Misalnya, pada bisnis kecil menurut data BPS, biasanya memiliki 5-19  jumlah karyawan dan pendapatan bersih sekitar 50-500 juta, sehingga seringkali mereka mencari produk atau layanan yang ekonomis dan mudah diimplementasikan.

3. Lokasi bisnis

Membagi pasar berdasarkan lokasi fisik bisnis, seperti negara, wilayah, kota, atau bahkan kode pos. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan produk atau layanan mereka dengan faktor-faktor budaya, hukum, ekonomi, lingkungan, dan iklim sekitar. Misalnya, perusahaan dapat menyesuaikan harga untuk produk atau layanannya berdasarkan daya beli di berbagai wilayah dan mengadaptasi strategi pemasaran yang mencerminkan budaya lokal setempat untuk memenuhi persyaratan hukum yang berlaku.

4. Kebutuhan

Memecah pasar berdasarkan kebutuhan atau masalah yang dihadapi oleh bisnis terkait produk atau layanan mereka. Sebagai contoh, sebuah perusahaan menyediakan perangkat lunak manajemen rantai pasok (supply chain management) bisa melakukan pembagian target market berdasarkan kebutuhan khusus dari bisnis-bisnis dalam industri manufaktur.

Mereka bisa menawarkan solusi berbeda untuk bisnis-bisnis yang membutuhkan pengelolaan rantai pasok yang lebih efisien. Nah, dengan memahami dan menyesuaikan kebutuhan spesifik dari setiap kelompok ini, perusahaan dapat meningkatkan daya tarik produk atau layanannya dan memperluas pangsa pasar.

5. Perilaku 

Pembagian target market berdasarkan perilaku yang mengelompokkan pasar berdasarkan cara-cara bisnis menggunakan produk atau layanan. Misalnya, dalam pembagian berdasarkan frekuensi pembelian, bisnis dapat membagi buyer-nya menjadi buyer yang sering membeli, jarang membeli, atau belum pernah membeli. Hal ini dapat membantu bisnis menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk meningkatkan loyalitas buyer.

6. Preferensi 

Pembagian target market ini adalah strategi yang mengelompokkan pasar berdasarkan preferensi yang dimiliki oleh bisnis terkait produk atau layanan yang mereka beli. Preferensi ini dapat mencakup berbagai faktor seperti kualitas produk, harga, desain, fitur dan fungsionalitas, citra merek, atau tingkat layanan buyer yang diberikan.

Strategi Target Market

1. Pemasaran massal

Pemasaran massal adalah strategi pemasaran di mana produk atau layanan yang ditawarkan ditujukan untuk sebanyak mungkin orang tanpa membedakan karakteristik atau kebutuhan khusus dari setiap individu atau kelompok pasar. Tidak seperti strategi pemasaran lainnya yang membagi pasar dan membuat kampanye berbeda untuk tiap kelompok, pemasaran massal mengadopsi pendekatan satu kampanye untuk seluruh pasar. 

2. Pemasaran sesuai kebutuhan target market

Pemasaran ini menggunakan strategi ketika sebuah perusahaan memilih untuk menargetkan beberapa kelompok buyer yang berbeda dan membuat penawaran khusus untuk kebutuhan masing-masing kelompok tersebut. Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur memutuskan untuk menawarkan produk serta layanan yang disesuaikan pada setiap pasarnya, seperti perusahaan konstruksi, perusahaan pertambangan, dan perusahaan logistik.

3. Pemasaran mikro

Pemasaran mikro adalah strategi yang terfokus pada kelompok pasar yang sangat kecil dan spesifik, berdasarkan karakteristik seperti usia, jabatan, lokasi, atau jenis kelamin. Karena menargetkan kelompok yang sangat spesifik, pemasaran mikro sering kali lebih mahal dibandingkan dengan strategi pemasaran lainnya, seperti pemasaran massal. Strategi ini paling cocok digunakan jika umpan balik dari menjangkau buyer tersebut lebih besar didapatkan daripada biaya yang dikeluarkan.

4. Pemasaran niche atau sangat spesifik

Pemasaran niche adalah strategi di mana bisnis memfokuskan upaya pemasarannya pada target pasar yang sangat spesifik dan unik. Dengan menargetkan ceruk tertentu, bisnis dapat membuat kampanye iklan yang sangat terfokus untuk menarik pasar spesifik mereka. Strategi ini sangat cocok untuk bisnis kecil yang ingin memasuki pasar yang ramai tetapi masih ada kebutuhan buyer yang belum dipenuhi.

Cara Menentukan Target Market

1. Melakukan riset pasar

Kamu dapat memulai dengan melakukan riset pasar secara menyeluruh. Langkah ini akan membantumu dalam  mengumpulkan data penting tentang pasar potensial. Gunakan sumber seperti laporan industri, survei pasar, dan laporan keuangan untuk mendapatkan informasi yang relevan. Data ini akan memberikan wawasan tentang tren industri, kebutuhan pelanggan, dan peluang di pasar.

2. Identifikasi sektor industri

Setelah memahami pasar secara luas, fokuslah pada sektor industri yang membutuhkan produk atau layanan kamu. Langkah ini penting untuk menentukan target market yang spesifik khususnya bagi model bisnis B2B. Contohnya, jika produkmu adalah perangkat lunak manajemen inventaris, target sektor industri kamu bisa meliputi ritel, produksi, dan logistik.

3. Wawancara dan survei buyer

Sebelum melakukan wawancara dan survei buyer, kamu perlu mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Misalnya, tujuan dari wawancara dan survei buyer yang kamu lakukan adalah ingin memahami kebutuhan, preferensi, dan tantangan yang mereka hadapi. Baru setelah itu, kamu bisa menyusun strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.

Ketiga cara tersebut memungkinkan business owner mengetahui target market-nya secara tepat. Dengan memahami target market secara tepat, kamu dapat mengoptimalkan berbagai aspek bisnis yang berdampak langsung pada cash flow, seperti penjualan, persediaan, pemasaran, dan kebijakan pembayaran. Sehingga, pemahaman tentang target market menjadi salah satu kunci dalam menjaga kesehatan cash flow perusahaan.

Untuk tahu cash flow bisnismu sehat atau tidak, kamu bisa menggunakan kalkulator cash flow check-up di Paper.id dan kalkulator keuangan online untuk menghitung arus kas bisnismu. Menjaga cash flow tetap sehat, kamu juga perlu mengatur invoice berjalan lancar.

Gunakan Paper.id untuk membuat invoice secara digital yang dilengkapi dengan e-Materai, sehingga proses penagihan ribuan invoice bisa dilakukan lebih cepat dan mudah. Selain itu, buyer juga dapat memilih berbagai metode pembayaran, seperti QRIS, mobile banking, marketplace, virtual account (VA), atau kartu kredit, tanpa perlu negosiasi.

Yuk, daftar gratis sekarang di sini dan optimalkan pembayaran bisnismu!