Opportunity loss sering kali tidak disadari business owner yang tengah mengembangkan bisnisnya. Ini karena kurangnya mereka dalam melakukan analisis tentang berbagai peluang (opportunity) yang ada, sehingga peluang tersebut hilang (loss) begitu saja. Lalu, apa sebenarnya opportunity loss itu? Simak penjelasannya di bawah ini.
Definisi Opportunity Loss
Opportunity loss adalah keuntungan atau peluang yang hilang ketika kita memilih satu opsi dan mengabaikan opsi lain yang mungkin lebih menguntungkan. Jadi, ini adalah konsekuensi dari apa yang kita pilih saat membuat keputusan.
Dalam pengambilan keputusan, menyadari opportunity loss membantu bisnis untuk mempertimbangkan tidak hanya hasil dari pilihan yang diambil, tetapi juga apa yang dikorbankan dengan memilih opsi tersebut. Hal ini membantu dalam membuat keputusan yang lebih bijak dengan mempertimbangkan berbagai peluang yang ada.
Jenis-Jenis Opportunity Loss
1. Opportunity loss on revenue
Opportunity loss on revenue adalah potensi pendapatan yang hilang ketika sebuah bisnis tidak memanfaatkan kesempatan tertentu. Ini bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti tidak mengambil peluang yang menguntungkan, kurangnya kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar, atau kendala internal seperti sumber daya yang terbatas.
2. Opportunity loss on profit
Opportunity loss on profit (kerugian peluang atas laba) adalah potensi laba yang hilang ketika sebuah bisnis tidak memanfaatkan peluang yang bisa meningkatkan keuntungan. Hal ini terjadi ketika sebuah bisnis tidak menginvestasikan dana dalam proyek baru yang menjanjikan, atau tidak memanfaatkan sumber daya yang bisa mendongkrak penjualan.
3. Opportunity loss on brand relevance
Opportunity loss on brand relevance adalah potensi kerugian yang dialami suatu merek ketika tidak bisa mempertahankan relevansinya di pasar, sehingga kehilangan peluang untuk menjangkau dan menarik konsumen baru.
Ketika sebuah merek tidak lagi relevan, konsumen yang ada bisa berpaling ke merek pesaing yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan selera mereka. Misalnya, jika sebuah bisnis tidak mengikuti tren atau perkembangan baru, mereka bisa kehilangan konsumen yang lebih memilih merek yang inovatif.
4. Opportunity loss on growth
Opportunity loss on growth atau kerugian peluang pada pertumbuhan adalah konsep yang menjelaskan kerugian yang dihadapi oleh suatu bisnis ketika mereka tidak mengambil keputusan atau tindakan yang bisa menghasilkan pertumbuhan. Bisnis yang lebih cepat beradaptasi dan mengambil risiko biasanya bisa memanfaatkan peluang dengan lebih baik, sehingga meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan mereka.
5. Opportunity loss on motivation
Opportunity loss on motivation adalah kerugian yang dihadapi bisnis ketika mereka tidak memanfaatkan peluang yang bisa meningkatkan motivasi atau produktivitas karyawan. Misalnya, sang owner tidak memberikan pelatihan, penghargaan, atau pengakuan terhadap kinerja, kreativitas, dan loyalitas karyawannya.
Alhasil, karyawan merasa kurang dihargai dan termotivasi, yang bisa berdampak negatif pada produktivitas dan kualitas kerja mereka. Ketidakpuasan ini bisa menyebabkan tingkat turnover yang tinggi, di mana karyawan lebih cenderung meninggalkan perusahaan untuk mencari peluang yang lebih baik.
6. Opportunity loss on investment & collaboration
Opportunity loss on investment terjadi ketika perusahaan melewatkan kesempatan untuk berinvestasi dalam proyek atau aset yang berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. Sementara itu, opportunity loss on collaboration terjadi ketika perusahaan tidak menjalin kemitraan strategis atau kolaborasi yang bisa memperkuat posisi pasar.
Contoh Kasus Opportunity Loss
Dalam dunia bisnis, contoh opportunity loss dari sisi brand relevance bisa terjadi saat mengabaikan tren yang sedang berkembang. Misalnya, jika bisnismu berada di industri kecantikan dan saat ini tengah booming tren produk sunscreen spray yang populer karena digunakan oleh selebriti terkenal dari brand kompetitor.
Banyak brand kecantikan lain mengikuti tren tersebut dengan meluncurkan produk serupa, namun bisnismu memutuskan untuk tidak ikut serta dengan asumsi bahwa tren ini hanya bersifat sementara. Sayangnya, penjualan kompetitor justru melonjak tajam, sementara penjualan bisnismu menurun dan mulai kalah bersaing.
Mencegah hal ini, penting bagi business owner untuk selalu memantau tren dan cepat beradaptasi agar tetap relevan di pasar. Agar bisnis terus berkembang, kamu juga perlu memperhatikan dari sisi penagihan. Dalam hal penagihan, seperti invoice, kamu bisa mengandalkan Paper.id sebagai platform invoicing yang bisa membuat, membayar, dan mengirim invoice digital secara otomatis.
Kamu bisa membuat invoice digital yang telah tersedia template-nya yang bisa dibubuhi e-Materai dari PERURI, sehingga terjamin keabsahannya. Buyer pun akan dikirimkan pengingat otomatis untuk membayar invoice-nya, sehingga kamu tak perlu mengingatkan buyer satu per satu.
Buyer juga bisa langsung membayar melalui metode QRIS, VA, Tokopedia, Shopee, Blibli, hingga kartu kredit untuk tambahan tempo pembayaran. Paper.id juga menghadirkan layanan pembuatan berbagai jenis laporan keuangan secara otomatis dan real–time.
Tunggu apalagi? Yuk, daftar sekarang di sini.
Kamu juga tak perlu khawatir karena daftar Paper.id gratis dan mudah. Pastikan kamu bisa menikmati fitur lengkap Paper.id dengan menyelesaikan verifikasi bisnisnya seperti panduan berikut!