Dalam dunia bisnis, terutama bagi startup yang sedang berkembang, mengelola keuangan adalah salah satu kunci utama keberhasilan. Salah satu istilah penting yang sering muncul dalam diskusi keuangan adalah Burn Rate.
Istilah ini merujuk pada laju pengeluaran perusahaan sebelum mencapai titik impas atau mendapatkan keuntungan. Memahami Burn Rate tidak hanya vital dalam menjaga kelangsungan operasi, tetapi juga penting dalam merencanakan strategi dan membuat keputusan bisnis yang informasi. Yuk cari tau informasi seputar Burn Rate, mulai dari definisi hingga contohnya disini.
Definisi Burn Rate
Burn rate adalah perhitungan dana dari venture capital (modal investor) yang perlu dikeluarkan oleh sebuah perusahaan baru.
Burn Rate bisa juga disebut dengan istilah yang digunakan untuk menggambarkan laju di mana sebuah perusahaan menghabiskan modalnya untuk menutupi biaya operasional sebelum mulai menghasilkan pendapatan yang stabil.
Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks startup, di mana pendanaan awal seringkali berasal dari investor atau tabungan pribadi dan digunakan untuk menjaga operasi perusahaan sebelum mencapai titik balik keuntungan.
Burn Rate biasanya diukur dalam satuan waktu bulanan. Misalnya, jika sebuah perusahaan menghabiskan 100 juta rupiah per bulan, maka Burn Ratenya adalah 100 juta rupiah per bulan. Istilah ini sering dibagi menjadi dua kategori: Gross Burn Rate, yang merujuk pada total pengeluaran bulanan, dan Net Burn Rate, yang menghitung pengeluaran bersih setelah memperhitungkan pendapatan yang masuk.
Mengapa Burn Rate Penting?
Alasan utamanya adalah bahwa Burn Rate memberikan gambaran jelas tentang kecepatan penggunaan dana yang dimiliki perusahaan. Ini adalah informasi kritikal yang menunjukkan berapa lama perusahaan dapat bertahan sebelum dana tersebut habis, yang dikenal dengan istilah “runway“.
Jika Burn Rate sebuah perusahaan tinggi, ini berarti perusahaan tersebut cepat menghabiskan modalnya, yang dapat menempatkan perusahaan dalam risiko kehabisan dana sebelum berhasil menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mencapai titik impas.
Selain itu, pemahaman tentang Burn Rate penting bagi pemilik bisnis dalam merencanakan dan membuat keputusan strategis. Misalnya, dengan mengetahui laju pembakaran dana, pemilik bisnis dapat menilai kapan mereka perlu mulai mencari pendanaan tambahan, atau kapan harus menyesuaikan strategi bisnis untuk mengurangi pengeluaran. Ini juga membantu dalam negosiasi dengan investor, karena Burn Rate yang terkontrol dengan baik menunjukkan pengelolaan keuangan yang efisien dan dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Burn Rate tidak hanya tentang mengawasi keuangan, tetapi juga menjadi indikator efektivitas strategi bisnis secara keseluruhan. Sebuah Burn Rate yang optimal menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam jalur yang benar untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dan keberlanjutan. Dengan demikian, memantau dan mengelola Burn Rate adalah esensial untuk memastikan bahwa perusahaan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di pasar yang kompetitif.
Cara Menghitung Burn Rate
Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung Burn Rate:
- Tentukan Periode Waktu: Biasanya, Burn Rate dihitung per bulan. Pilih periode waktu untuk analisis, seperti satu bulan, tiga bulan, atau enam bulan.
- Kalkulasi Total Pengeluaran: Jumlahkan semua pengeluaran perusahaan selama periode yang dipilih. Ini termasuk biaya operasional seperti gaji, sewa, utilitas, biaya pemasaran, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan.
- Hitung Gross Burn Rate: Gross Burn Rate adalah total pengeluaran per bulan. Jika kamu mengumpulkan data untuk beberapa bulan, bagi total pengeluaran dengan jumlah bulan untuk mendapatkan rata-rata pengeluaran bulanan. Misalnya, jika total pengeluaran selama tiga bulan adalah 300 juta rupiah, maka Gross Burn Rate per bulan adalah 100 juta rupiah.
- Perhitungan Pendapatan (jika ada): Jika perusahaan sudah mulai menghasilkan pendapatan, catat total pendapatan selama periode yang sama.
- Hitung Net Burn Rata: Untuk mendapatkan Net Burn Rate, kurangi total pendapatan dari total pengeluaran, dan bagi hasilnya dengan jumlah bulan. Misalnya, jika selama tiga bulan total pengeluaran adalah 300 juta rupiah dan pendapatan adalah 90 juta rupiah, maka Net Burn Rate adalah (300 juta – 90 juta) / 3 = 70 juta rupiah per bulan.
Menggunakan Gross dan Net Burn Rate memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keuangan perusahaan. Gross Burn Rate menunjukkan laju pengeluaran total, sedangkan Net Burn Rate memberikan insight tentang seberapa efektif perusahaan dalam menutupi pengeluarannya melalui pendapatan yang dihasilkan.
Nah itulah beberapa informasi seputar burn rate, mulai dari definisi, hingga cara menghitung burn rate dengan benar.
Untuk kamu yang seorang business owner dan ingin mempermudah proses invoice dan payment, kamu bisa menggunakan Paper.id
Paper.id merupakan platform pembayaran invoicing dan payment, dengan Paper.id kamu bisa membuat dan mengirim invoice dengan sangat mudah, selain itu juga, invoice yang kamu buat sudah langsung secara otomatis sudah terekonsiliasi dengan sistem pembayaran digital, jadi kamu tidak perlu lagi repot untuk menyediakan berbagai metode pembayaran untuk buyer.
Menarik bukan? Yuk, langsung saja coba dan daftar secara gratis dengan klik tombol dibawah ini.