Dalam dunia bisnis, memahami kapan sebuah perusahaan mulai tidak merugi dan tidak untung merupakan salah satu aspek penting yang menentukan strategi dan pengambilan keputusan. Konsep ini, seringkali diabaikan oleh banyak pengusaha pemula, sebenarnya menawarkan wawasan kritis tentang kesehatan keuangan dan kemampuan sebuah bisnis untuk bertahan dalam jangka panjang. Ini berkaitan dengan fase break event point.
Definisi Break Even Point
Break even point (BEP) adalah kondisi dimana total pendapatan sebuah perusahaan sama persis dengan total biaya yang dikeluarkan, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel. Dengan kata lain, ini adalah titik dimana perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Pencapaian BEP menjadi sangat penting dalam perencanaan bisnis karena menunjukkan minimal volume penjualan yang harus dicapai agar perusahaan dapat menutupi semua biayanya. Dari titik ini, setiap penjualan tambahan yang dihasilkan akan berkontribusi terhadap keuntungan perusahaan.
Contoh Break Even Point
Sebagai contoh, mari kita asumsikan sebuah perusahaan yang memproduksi mainan. Biaya tetap bulanan, yang mencakup sewa, gaji, dan utilitas, adalah Rp100 juta. Biaya variabel untuk memproduksi satu mainan adalah Rp5 juta, dan mainan tersebut dijual dengan harga Rp7 juta per unit. Untuk menghitung BEP dalam unit, kita menggunakan formula:
BEP (per unit) = Biaya tetap : (harga jual per unit – biaya variable per unit)
Berdasarkan perhitungan, Break Even Point (BEP) perusahaan mainan tersebut adalah 50 unit. Ini berarti perusahaan perlu menjual minimal 50 mainan untuk mencapai titik impas, dimana total pendapatan dari penjualan akan sama dengan total biaya yang dikeluarkan.
Dengan memasukkan angka-angka tersebut ke dalam formula, kita dapat menentukan berapa banyak mainan yang perlu dijual untuk mencapai break even point.
Selain BEP, kamu juga bisa memperlancar pengelolaan invoice secara digital dengan Paper.id. Buat invoice dari HP dan kirim via email, WhatsApp, dan SMS. bebas pilih & gratis. Download sekarang, gratis!