am laporan keuangan bisnis, EBITDA adalah suatu hal yang penting untuk diperhitungkan. Jika belum tahu definisinya, berikut adalah penjelasan singkatnya.
Definisi EBITDA
EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Dalam bahasa Indonesia, EBITDA disebut juga Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi
EBITDA adalah salah satu indikator keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja operasional suatu perusahaan.
EBITDA pada dasarnya adalah laba kotor perusahaan setelah dikurangi dengan biaya operasional, namun belum dikurangi dengan bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Fungsi EBITDA
EBITDA digunakan untuk beberapa tujuan, antara lain:
- Mengukur profitabilitas inti perusahaan. EBITDA membantu untuk melihat seberapa besar keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasionalnya, tanpa memperhitungkan dampak dari keputusan pendanaan dan akuntansi.
- Membandingkan kinerja perusahaan. EBITDA dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama, karena menghilangkan perbedaan dalam struktur modal dan kebijakan akuntansi.
- Menilai kemampuan perusahaan membayar utang. EBITDA dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas untuk membayar utang-utangnya.
Contoh Cara Hitung EBITDA
EBITDA dapat dihitung dengan dua cara:
- Metode Langsung (Indirect Method):
EBITDA = Laba Bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi - Metode Tidak Langsung (Direct Method):
EBITDA = Pendapatan – Beban Pokok Penjualan – Beban Operasional
Contoh perhitungan:
Pada tahun 2023, PT Kreasi Jaya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5.000.000.000. Harga pokok penjualan (biaya langsung untuk menyediakan jasa desain) adalah Rp 1.500.000.000. Beban operasional perusahaan terdiri dari beban gaji karyawan sebesar Rp 1.000.000.000, beban sewa kantor sebesar Rp 500.000.000, dan beban utilitas sebesar Rp 200.000.000.
PT Kreasi Jaya juga mencatat beban bunga sebesar Rp 100.000.000 dan beban pajak sebesar Rp 250.000.000. Depresiasi peralatan desain tercatat sebesar Rp 50.000.000 dan amortisasi software desain sebesar Rp 30.000.000.
Perhitungan EBITDA:
Pertama, kita hitung laba bersih PT Kreasi Jaya:
- Laba kotor = Pendapatan – Harga pokok penjualan = Rp 5.000.000.000 – Rp 1.500.000.000 = Rp 3.500.000.000
- Total beban operasional = Beban gaji + Beban sewa kantor + Beban utilitas = Rp 1.000.000.000 + Rp 500.000.000 + Rp 200.000.000 = Rp 1.700.000.000
- Laba operasi = Laba kotor – Total beban operasional = Rp 3.500.000.000 – Rp 1.700.000.000 = Rp 1.800.000.000
- Laba sebelum pajak = Laba operasi – Beban bunga = Rp 1.800.000.000 – Rp 100.000.000 = Rp 1.700.000.000
- Laba bersih = Laba sebelum pajak – Beban pajak = Rp 1.700.000.000 – Rp 250.000.000 = Rp 1.450.000.000
Selanjutnya, kita hitung EBITDA dengan metode langsung:
EBITDA = Laba bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi EBITDA = Rp 1.450.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 250.000.000 + Rp 50.000.000 + Rp 30.000.000 EBITDA = Rp 1.880.000.000
Artinya, EBITDA PT Kreasi Jaya adalah Rp 1.880.000.000. Angka ini menunjukkan bahwa PT Kreasi Jaya memiliki kinerja operasional yang solid, menghasilkan laba yang signifikan sebelum memperhitungkan beban non-tunai dan beban keuangan.
Itulah penjelasan tentang EBITDA. Jika ingin memahami lebih banyak tentang istilah bisnis, simak terus kamus bisnis Paper.id dan juga blog Paper.id
Lalu, jangan lupa untuk menggunakan Paper.id untuk membantu invoicing dan payment bisnismu, registrasi gratis sekarang!