Pivot merupakan istilah yang bisa berbeda-beda artinya tergantung konteks ia digunakan. Tentunya, dalam konteks bisnis, pivot juga punya makna tersendiri yang perlu dipahami business owner. Apalagi, biasanya keputusan bisnis terkait pivot ini merupakan keputusan yang besar untuk diambil.

Mungkin saja, kamu pun akan perlu melakukan pivot untuk membuat bisnismu berkembang lebih pesat lagi atau menyelamatkannya dari kebangkrutan.

Yuk, simak apa itu pivot dan seperti apa contohnya!

Definisi Pivot

Pivot dalam bisnis adalah perubahan arah strategis yang signifikan dalam model bisnis, produk, target pasar, atau strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Pivot bukanlah tanda kegagalan, melainkan respons adaptif terhadap perubahan pasar, persaingan, atau peluang baru yang muncul. Biasanya, pivot dilakukan ketika perusahaan menyadari bahwa strategi yang ada saat ini tidak lagi efektif dalam mencapai tujuan bisnis.

Ada beberapa situasi yang membuat bisnis melakukan pivot, di antaranya yaitu:

  • Penurunan penjualan: Jika perusahaan mengalami penurunan penjualan atau laba secara signifikan dan berkelanjutan, ini bisa menjadi indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan strategi yang ada.
  • Perubahan pasar: Perubahan tren pasar, preferensi konsumen, atau teknologi baru dapat membuat produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan menjadi kurang relevan.
  • Persaingan yang semakin ketat: Jika perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat dan sulit untuk memenangkan pangsa pasar, pivot dapat membantu menciptakan diferensiasi.
  • Adanya peluang baru: Terkadang, muncul peluang baru yang lebih menjanjikan daripada bisnis inti perusahaan saat ini. Pivot dapat membantu perusahaan memanfaatkan peluang tersebut.
  • Produk tidak sesuai dengan kebutuhan pasar: Saat ini terjadi, pivot diperlukan untuk menyesuaikan produk atau mencari target pasar yang lebih tepat.

Contoh Pivot

Berikut adalah contoh nyata kasus pivot yang dilakukan beberapa perusahaan besar di Indonesia:

1. Gojek

  • Awalnya: Gojek didirikan sebagai layanan ojek call center pada tahun 2010. Mereka menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek melalui telepon.
  • Pivot: Melihat perkembangan teknologi dan penetrasi smartphone yang pesat di Indonesia, Gojek melakukan pivot dengan meluncurkan aplikasi mobile pada tahun 2015. Pivot ini memungkinkan pemesanan ojek dan layanan lainnya secara online, yang jauh lebih efisien dan praktis.
  • Hasil: Pivot ini sangat sukses dan menjadikan Gojek sebagai super app terkemuka di Indonesia, dengan berbagai layanan seperti transportasi, pesan antar makanan (GoFood), pengiriman barang (GoSend), pembayaran digital (GoPay), dan lainnya.

2. Tokopedia

  • Awalnya: Tokopedia didirikan pada tahun 2009 sebagai marketplace C2C (Customer-to-Customer) murni, yang menghubungkan penjual dan pembeli secara online.
  • Pivot (beberapa kali):
    • Tokopedia kemudian mengembangkan fitur Official Store untuk mengakomodasi merek-merek besar, yang sebelumnya enggan berjualan di marketplace C2C. Ini adalah pivot untuk menarik segmen bisnis yang lebih besar.
    • Tokopedia juga melakukan pivot dengan memperluas layanan ke produk digital seperti pulsa, paket data, dan pembayaran tagihan, serta mengembangkan layanan keuangan (Tokopedia Fintech).
  • Hasil: Tokopedia menjadi salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, dengan jangkauan yang luas dan berbagai fitur yang memenuhi kebutuhan konsumen dan pelaku bisnis.

3. Traveloka

  • Awalnya: Traveloka didirikan pada tahun 2012 sebagai mesin pencari tiket pesawat.
  • Pivot: Traveloka kemudian melakukan pivot dengan menambahkan layanan pemesanan hotel dan akomodasi lainnya. Mereka juga terus mengembangkan layanan mereka dengan menambahkan fitur seperti travel experience, penyewaan mobil, dan layanan keuangan.
  • Hasil: Traveloka berkembang menjadi online travel agent (OTA) terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara, menawarkan solusi perjalanan yang lengkap bagi penggunanya.

Itulah definisi pivot dan contohnya dalam bisnis. Pada akhirnya, mengelola bisnis dengan sistem yang teratur adalah kunci dari keberhasilan, terlepas dari keputusan pivot atau tidak pivot nantinya.

Untuk itu, kamu bisa menggunakan Paper.id, platform invoicing dan pembayaran digital yang bisa mempermudah proses tagihan dan pembayaran bisnis. Tersedia 30+ opsi pembayaran untukmu, termasuk juga dengan kartu kredit untuk memperpanjang tempo. 

Nantinya, setiap transaksi bisa kamu lacak dengan mudah lewat dashboard Paper.id, sekaligus seluruh histori tagihan juga tercatat rapi dengan invoice digitalnya.

Yuk, registrasikan bisnismu ke Paper.id sekarang juga! Gratis, lho.