Salah satu strategi yang terus mendapatkan popularitas di berbagai industri adalah konsinyasi, yaitu sebuah metode di mana barang dijual oleh pihak ketiga, namun kepemilikan tetap pada pemilik asli hingga barang tersebut terjual, memberikan fleksibilitas luar biasa dalam mengelola stok dan meminimalkan risiko.
Model ini sangat digemari,karena dengan strategi ini para pebisnis bisa meningkatkan efisiensi operasional mereka. Hal ini tidak hanya berdampak pada pengurangan biaya operasional tetapi juga memperluas keragaman produk tanpa risiko finansial yang berlebihan.
Dengan mengadopsi konsinyasi, bisnis dapat menghindari overstocking sambil tetap responsif terhadap permintaan pasar yang fluktuatif. Tertarik coba untuk bisnismu? Sebagai referensi, berikut adalah 3 contoh konsinyasi dari berbagai industri yang bisa kamu baca.
Baca Juga: Konsinyasi vs Dropship: Sudah Tahu Bedanya dari Perspektif Pebisnis?
Contoh Konsinyasi di Berbagai Industri
1. Konsinyasi di industri fashion dan pakaian
Industri fashion adalah salah satu pelopor dalam penerapan model konsinyasi. Dalam industri ini, konsinyasi digunakan untuk memperkaya koleksi dan menjangkau pasar yang lebih luas. Caranya, merek fashion atau desainer memberikan produk mereka ke toko ritel atau platform online tanpa menjualnya terlebih dahulu. Barang-barang ini tetap menjadi milik desainer sampai terjual, dan nantinya keuntungan akan dibagi sesuai kesepakatan yang ada dari kedua belah pihak.
Salah satu contoh yang bisa kita ambil adalah kolaborasi antara Nike dan toko ritel olahraga terkemuka. Nike, sebagai brand olahraga global, telah menerapkan model konsinyasi dengan beberapa toko ritel besar untuk menjangkau konsumen yang lebih luas dan brand awareness mereka di pasar.
Dalam model konsinyasi ini, Nike menyediakan produk-produknya, seperti sepatu sneakers dan pakaian olahraga, ke toko ritel tanpa menjualnya terlebih dahulu. Produk-produk ini tetap menjadi milik Nike sampai konsumen membelinya. Hal ini memungkinkan toko ritel untuk menawarkan berbagai produk Nike terbaru tanpa harus menanggung biaya inventaris besar. Misalnya, Foot Locker, sebagai salah satu retailer olahraga, menampilkan produk Nike di toko-tokonya, dan pembayaran kepada Nike dilakukan hanya setelah produk tersebut terjual.
2. Konsinyasi di industri buku
Industri buku merupakan salah satu sektor yang secara efektif memanfaatkan model konsinyasi, khususnya di Indonesia. Sebagai contoh nyata, kita dapat melihat pada kerjasama antara Gramedia, sebagai penerbit dan pengecer buku, dengan berbagai penulis dan penerbit independen.
Dalam model konsinyasi ini, Gramedia menerima buku dari penulis atau penerbit independen untuk dijual di jaringan toko bukunya. Buku-buku tersebut tetap menjadi milik penerbit atau penulis sampai terjual. Hal ini memungkinkan penulis dan penerbit kecil untuk menjangkau audiens yang lebih luas melalui jaringan distribusi Gramedia tanpa perlu risiko finansial besar atau stok buku dalam jumlah banyak.
3. Konsinyasi di industri retail
Industri retail merupakan salah satu bidang yang secara luas mengadopsi model konsinyasi, memanfaatkannya untuk diversifikasi produk dan penyesuaian stok yang efisien. Sebagai contoh nyata, kita dapat melihat pada strategi yang diterapkan oleh Matahari, salah satu jaringan department store yang ada di Indonesia.
Dalam kemitraan konsinyasi, Matahari berkolaborasi dengan berbagai brand dan supplier untuk menyediakan produk-produk mereka di toko-toko Matahari tanpa pembelian awal. Produk-produk ini, yang bisa berkisar dari pakaian hingga peralatan rumah tangga, tetap menjadi milik supplier hingga terjual.
Model konsinyasi ini menguntungkan bagi Matahari karena memungkinkan mereka untuk menawarkan berbagai pilihan produk tanpa risiko finansial dari overstocking. Hal ini juga bermanfaat bagi supplier, karena mereka dapat memperoleh akses ke jaringan distribusi yang luas dari Matahari tanpa perlu investasi besar dalam pemasaran dan distribusi. Selain itu, dengan model ini, Matahari dapat dengan cepat menyesuaikan inventaris berdasarkan tren pasar terkini, memastikan bahwa mereka selalu menawarkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen.
Baca Juga: Keuntungan Konsinyasi Bagi Pelaku UMKM
Nah, itulah beberapa contoh konsinyasi yang ada di berbagai industri, mulai dari fashion, hingga retail. Bagaimana sudah kebayangkan bagaimana penerapan konsinyasi pada kasus nyata. Lalu buat kamu yang punya bisnis dan masih ribet dalam urusan operasional bisnis terutama pembuatan invoice, kamu bisa menggunakan Paper.id loh untuk mempermudah itu.
Dengan Paper.id kamu bisa membuat invoice serta mengirim invoice dengan mudah, selain itu juga, invoice yang sudah dibuat pun sudah terekonsilasi dengan sistem pembayaran digital, jadi kalian tidak perlu lagi repot menyediakan metode pembayaran untuk customermu. Yuk pakai Paper.id sekarang juga dengan klik tombol di bawah ini!
- 6 Cara Deteksi dan Cegah Fraud dalam Bisnis, Lakukan Sebelum Terlambat! - November 4, 2024
- Bahaya Invoice Palsu: Ancaman Tersembunyi yang Bisa Menguras Kas Bisnis Kamu - Oktober 28, 2024
- Cara Membuat Kwitansi di Word dan Excel, Mudah dan Cepat! - Oktober 10, 2024