Strategi Pemasaran Efektif- Kita hidup di tahun dimana semuanya bergerak cepat. Tren dan perkembangan bisa berubah dalam waktu yang singkat. Tugas berat harus diemban setiap internet marketer yang ingin memperkenalkan produknya kepada para pelanggan. Nielsen mengatakan jika 92% konsumen didatangkan melalui media. Dengan kata lain, iklan merupakan hal yang wajib dilakukan setiap perusahaan di dunia.
Ada berbagai tempat yang bisa dijadikan ‘objek’ untuk mempromosikan produk, misalkan jalan raya dengan memasang banner. Selain itu, iklan juga bisa dipasang di dunia maya melalui sosial media ataupun media lainnya. Status terkenal bisa didapatkan dengan mudah asalkan sebuah perusahaan rela untuk ‘membakarkan uang’ lebih banyak dibandingkan pesaingnya.
Keberadaan iklan mau tidak mau memang sudah terikat dengan kebiasaan konsumen setiap harinya. Ketika menonton tv ataupun berselancar di sosial media, semua orang pasti akan melihat adanya iklan yang tersedia. Yang terpenting adalah, iklan-iklan akan membantu konsumen untuk menemukan produk yang sempurna bagi dirinya. Lantas, bagaimana jika sebuah perusahaan tidak melakukan promosi?
Faktanya, promosi iklan memang mempengaruhi sebagian besar perusahaan di dunia. Akan tetapi, cara yang dilakukan oleh Costco sangatlah berbeda dan tradisional. Perusahaan ritel asal Amerika Serikat tersebut mampu bertahan dengan menggunakan strategi pemasaran efektif yang tergolong sudah ketinggalan jaman. Mereka tidak pernah membuat iklan, baik di dunia nyata maupun di dunia.
Tidak pernah melakukan promosi, kenyataanya Costco dapat terus bertahan walaupun bersaing dengan Wallmart dan juga perusahaan ritel lainnya. Bahkan, di tahun 2017, pendapatan mereka mencapai 129 miliar dollar dengan menggunakan strategi pemasaran efektif lama. Lalu, bagaimana cara mereka bisa bertahan?
Strategi Pemasaran Efektif Costco
Jika pada tahun 1976 Sol Price tidak berinisiatif membuat sebuah toko ritel, mungkin Costco tidak akan pernah ditemukan saat ini. Kala itu, pria yang lahir di New York ingin menciptakan sebuah tempat perbelanjaan yang menyediakan produk-produk bernilai tinggi sehingga para konsumen tidak ragu untuk berbelanja dan memborong disana. Karena itulah, Costco lahir dan bertahan hingga sekarang.
Semenjak hari pertama dibuat, Price telah membuat sebuah strategi yang cukup unik yaitu mengajak para pemilik bisnis kecil untuk menjadi member dan membuat keanggotaan mereka. Dengan itu, para pemilik bisnis bisa mendapatkan diskon spesial dari Costco. Uniknya, hingga saat ini, strategi yang usang tersebut masih saja dipakai namun tetap berhasil menggaet banyak konsumen baru.
Di tahun 1990, Price menjelaskan bagaimana caranya Costco bisa sukses besar. Kala itu, perusahaan ritel tersebut sudah memiliki nilai 113 miliar dollar dan kepemilikan atas 670 unit cabang di seluruh dunia. Menurutnya, sistem keanggotaan yang diterapkan membuat Costco bisa mendeteksi tipe dan jenis konsumen yang mereka miliki. Hal itu pun memudahkan dalam penyusunan strategi produk apa yang harus dijual.
Hingga tahun 2015, Costco sudah memiliki 80 juta anggota di seluruh penjuru dunia karena memang cabang mereka sudah sangat banyak. Lebih lanjut, Price pernah mengatakan jika great brands don’t chase customer. Mereka juga menolak untuk mengikuti strategi pemasaran efektif perusahaan lain dan tetap dengan caranya sendiri.
Membatasi Pilihan Pelanggan
Costco merupakan perusahaan ritel favorit pelanggan di Amerika Serikat. Hal itu bisa dibilang masuk akal sebab strategi pemasaran efektif mereka dengan menggunakan membership berjalan lancar. Bagaimana tidak, strategi tersebut meningkatkan retention rate mencapai 90%. Angka yang besar tersebut terjadi karena Costco memang mengetahui produk-produk apa saja yang diinginkan pelanggannya.
Selain menggunakan keanggotaan, Costco juga membatasi pilihan pelangganya dalam hal produk. Misalnya, mereka pernah hanya mengeluarkan 4 jenis pasta gigi, 10 jenis deodoran dan 3 set sampo. Padahal, rivalnya, semacam Wallmart bisa menjual ribuan produk berbeda dengan satu fungsi yang sama. Lantas, apakah strategi dari Costco ini berhasil meningkatkan penjualan?
Sebuah studi mengatakan jika seorang konsumen cenderung akan membeli produk lebih sedikit ketika melihat terlalu banyak pilihan. Sebaliknya, seorang konsumen akan membeli produk lebih banyak apabila pilihan mereka dibatasi. Kenapa? karena sifat manusia suka membandingkan satu produk dan produk lain. Jika mempunyai terlalu banyak produk, bagaimana cara membedakannya?
Pembatasan produk juga membuat ongkos produksi Costco lebih kecil dibandingkan para pesaingnya. Di sisi lain, penjualan mereka tetap besar sehingga keuntungan bersih yang didapatkan juga lebih maksimal. Oleh karena itu, ada rumor yang mengatakan jika pekerja di Costco mendapatkan gaji 3 kali lebih besar dibandingkan Wallmart.
Biaya Iklan Besar
“Biaya untuk membuat iklan cukup besar kami tidak ingin menghambur-hamburkan uang,” kata Andree Brien kepada Financial Post.
Presiden Senior Costco, Andree Brien mengungkapkan jika perusahaanya memang memasang iklan karena harganya yang tidak masuk akal. Toh, dengan strateginya saat ini, Costco masih bisa bertahan dengan sistem keanggotaan yang cukup efektif. Dalam beberapa kesempatan, mereka juga kerap melakukan promosi lain seperti pemotongan harga produk ataupun bundling harga.
Ketika ditanya bukankah diskon akan merugikan perusahaan, Brien malah mengatakan sebaliknya. Potongan harga yang diberikan oleh Costsco bisa dilakukan karena biaya belanja mereka terbilang irit. Ingat, Costco tidak pernah membeli banyak produk berbeda agar pilihan jenis di tokonya lebih sedikit dibandingkan kompetitor. Oleh karena itu, biaya tersebut dialihkan ke dalam diskon.
Tanpa biaya iklan, berapa banyak cabang Costco saat ini? Per Agustus 2018, Costco telah mempunyai 761 cabang di seluruh dunia dan sebagian besar berada di Amerika Serikat dan Kanada. Jadi, siapa bilang sebuah perusahaan besar hanya bisa dibangun apabila melakukan strategi ‘bakar uang’ jor-joran?
- Fraud, Istilah Kecurangan yang Sering Terjadi dalam Dunia Bisnis - Januari 29, 2024
- Khusus Pengguna Garuda Indonesia, Gratis Paper+! - Januari 11, 2024
- Contoh Jurnal Akuntansi Keuangan yang Benar - Januari 1, 2024