Di era digital ini, istilah “influencer” dan “brand ambassador” sering kita dengar dalam konteks bisnis B2C (Business-to-Customer). Tapi, pernah tidak kamu bertanya-tanya, apakah peran mereka juga relevan dalam dunia bisnis B2B (Business-to-Business)?

Sederhananya, bisakah strategi yang biasanya dipakai untuk menarik perhatian konsumen individual (end-customer) juga berhasil memikat perusahaan besar? Menarik kita bahas. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah!

Mengapa Influencer dan Brand Ambassador?

Influencer dan brand ambassador sudah terbukti efektif dalam bisnis B2C. Terlebih, sekitar 80% konsumen lebih cenderung untuk terlibat dengan merek di media sosial setelah melihat konten yang dibuat oleh influencer menurut Influencer Marketing Hub 2022.

Misalnya, siapa yang tidak kenal dengan merek olahraga ternama seperti Nike? Nah, mereka berkolaborasi dengan mega bintang sepak bola seperti Cristiano Ronaldo dalam campaign influencer marketing-nya dan berhasil meningkatkan penjualan hingga 30%, lho.

Bagaimana tidak, influencer dan brand ambassador bisa memberikan sentuhan personal dan autentik yang seringkali lebih meyakinkan daripada dengan cara iklan biasa. Kemampuan para figur terkenal memengaruhi para audiens didasari pada kepercayaan dan hubungan pribadi yang kuat dengan audiens mereka.

Namun, itu ‘kan di ranah bisnis B2C. Ketika berbicara tentang B2B, perlu diakui konteks dan dinamikanya sedikit berbeda. Keputusan pembelian di B2B umumnya melibatkan banyak orang, dengan pertimbangan yang lebih kompleks dan rasional.

Nah, di sinilah letak pertanyaannya, apakah influencer dan brand ambassador mampu bersinar dan memikat hati B2B? Mampukah influencer dan brand ambassador menjadi cara yang sama efektifnya untuk mempromosikan brand di ranah B2B?

Baca Juga: Bayar Influencer Mahal Tapi Sales Masih Turun? Ini Solusinya

Memanfaatkan Kekuatan Influencer dan Brand Ambassador di B2B

Meski kesannya identik dengan B2C, influencer dan brand ambassador sebenarnya punya potensi besar untuk dimanfaatkan dalam strategi marketing B2B. Berikut beberapa alasannya:

1. Meningkatkan brand awareness

Influencer dan brand ambassador bisa membantu meningkatkan kesadaran merek di antara target audience B2B, lho. Dengan mempromosikan produk atau layanan melalui berbagai platform, mereka bisa menjangkau audiens yang lebih luas dan membangun kredibilitas merek.

Tidak hanya itu, memanfaatkan jasa influencer dan brand ambassador juga artinya memungkinkan untuk memanfaatkan jaringan dan pengaruh yang sudah dibangun oleh mereka selama bertahun-tahun.

Bayangkan ada seorang ahli di industri kamu yang memiliki ribuan pengikut, termasuk para profesional dan pengambil keputusan. Ketika mereka membicarakan produk atau layanan kamu, pesannya akan jauh lebih kuat dibandingkan dengan iklan biasa. 

Pada akhirnya, dukungan dari seorang influencer dan brand ambassador bisa membuat merek kamu terlihat lebih terpercaya dan diakui di kalangan bisnis.

2. Membangun kredibilitas dan kepercayaan

Influencer dan brand ambassador yang kredibel dan memiliki reputasi baik bisa membantu membangun kepercayaan di antara target audience B2B. Rekomendasi dan ulasan dari mereka bisa menjadi sumber informasi yang berharga bagi para pengambil keputusan di perusahaan.

Misalnya, bayangkan seorang konsultan bisnis F&B terkenal seperti Chef Juna, yang sering memberikan wawasan tentang strategi bisnis dan operasi restoran, menulis ulasan positif tentang solusi manajemen restoran yang kamu tawarkan.

Pembaca yang mengikuti Chef Juna untuk mendapatkan tips dan strategi bisnis F&B akan melihat solusi kamu sebagai pilihan yang lebih terpercaya dan bernilai. 

3. Menjangkau target audience yang tepat

Selain meningkatkan brand awareness, membangun kredibilitas, dan kepercayaan, influencer dan brand ambassador bisa membantu menjangkau target audience yang tepat di B2B. Biasanya mereka punya audiens yang sangat tersegmentasi.

Terlebih, jika influencer dan brand ambassador memiliki niche dan audiens yang sesuai dengan target pasar. Dengan begitu, perusahaan bisa memastikan bahwa pesan mereka disampaikan kepada orang yang tepat.

Baca Juga: Influencer Marketing vs Affiliate: Untung Mana untuk Bisnis?

Tantangan dan Pertimbangan

Namun, seperti strategi marketing lainnya, menggunakan influencer dan brand ambassador dalam B2B juga ada tantangannya, lho. Salah satu yang utama adalah cara menemukan influencer yang benar-benar punya pengaruh dalam industri dan mampu menyampaikan pesan dengan tepat.

Apalagi, perusahaan harus memastikan bahwa hubungan tersebut didasarkan pada kepercayaan dan keaslian, bukan hanya transaksi komersial. Ini artinya, memilih influencer atau brand ambassador yang punya nilai dan visi yang selaras dengan merek sangatlah penting.

Contoh lainnya, pemilihan influencer yang tidak tepat bisa merugikan merek. Misalnya, kamu bekerja sama dengan influencer yang kurang dipandang positif atau kurang dikenal di industri, pesan yang disampaikan bisa kurang efektif atau bahkan mengurangi kredibilitas merek kamu.

Selain itu, tantangan lain adalah mengukur efektivitas campaign influencer dalam konteks B2B. Metrik seperti jangkauan, engagement, dan konversi mungkin lebih sulit diukur dibandingkan dengan campaign B2C. 

Oleh karena itu, perusahaan perlu merancang KPI (Key Performance Indicators) yang spesifik dan relevan untuk mengevaluasi keberhasilan kolaborasi tersebut.

Jadi, Perlukah Influencer dan Brand Ambassador untuk B2B?

Jawabannya adalah iya, namun dengan pendekatan yang tepat. Influencer dan brand ambassador bisa menjadi aset berharga dalam strategi pemasaran B2B, asalkan mereka dipilih dengan hati-hati dan digunakan secara strategis.

Mereka bisa membantu meningkatkan kredibilitas, mencapai audiens yang tepat, dan meningkatkan visibilitas merek. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, setiap keuntungan tambahan bisa sangat berarti, ‘kan? Nah, menggunakan jasa mereka bisa menjadi jawabannya.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa ada tantangan dan risiko yang harus dihadapi. Misalnya, jika pilihan influencer atau brand ambassador tidak tepat, bisa merugikan reputasi merek, lho. Selain itu, mengukur efektivitas campaign mereka juga bisa menjadi tugas yang menantang.

Jadi, penting untuk melakukan riset dan evaluasi yang cermat sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan influencer atau brand ambassador. Pastikan bahwa kemitraan tersebut sesuai dengan nilai dan tujuan merek, serta bisa memberikan nilai tambah yang signifikan bagi bisnis.

Baca Juga: 4 Ide Marketing Campaign Menjelang Lebaran yang Efektif

Nah, itu dia penjelasan mengenai apakah B2B memerlukan influencer dan brand ambassador atau tidak. Pada akhirnya, influencer dan brand ambassador bukan hanya untuk B2C, mereka juga sebenarnya punya potensi besar untuk dimanfaatkan dalam strategi marketing B2B.

Dengan strategi yang tepat, mereka bisa menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan brand awareness, membangun kredibilitas, menjangkau target audience yang tepat, dan meningkatkan engagement dalam marketing B2B.

Paper.id Permudah Pembayaran Bisnis

Dengan Paper.id, segala kebutuhan pembayaran bisnis kamu bisa ditangani secara menyeluruh. Bahkan, jika kamu berencana menggunakan influencer atau brand ambassador sebagai strategi marketing, invoicing dan pembayarannya juga bisa dilakukan dengan mudah melalui Paper.id, lho.

Paper.id juga dirancang fleksibel dan bisa digunakan untuk berbagai pembayaran termasuk keperluan jasa, sehingga kamu bisa fokus mengembangkan bisnis tanpa perlu khawatir soal administrasi keuangan. 

Gunakan Paper.id untuk solusi pembayaran yang praktis dan efisien dengan cara klik tombol di bawah ini!

Muhamad Dika Wahyudi