Perbedaan Hutang dan Piutang- Dalam bisnis, terdapat dua istilah yang cukup mirip yakni hutang dan piutang. Kedua terms tersebut dapat dikategorikan sebagai bagian dari aset (aktiva) dalam bisnis. Namun walaupun memiliki penamaan yang hampir sama, faktanya hutang dan piutang adalah dua hal yang sangat berbeda.
Piutang dan hutang berbeda namun tetap memiliki kontribusi di dalam sebuah bisnis. Di dalam artikel ini, Paper.id akan menjelaskan kepada kalian apakah perbedaan hutang dan piutang. Kenapa pengusaha masih banyak yang salah paham dalam memahami kedua jenis aset ini?
Perbedaan Hutang dan Piutang
Hutang adalah sebuah kewajiban yang harus dibayarkan (dalam bentuk uang) dari seorang pemilik usaha kepada pihak yang meminjamkan (debitur). Hutang dalam bisnis hanya akan dilakukan apabila itu memberikan dampak terhadap kemajuan dalam bisnis, misalnya untuk pembelian mesin produksi ataupun penambahan karyawan.
Biasanya, hutang yang dilakukan akan dicatat dalam neraca keuangan. Di dalam laporan tersebut, akan diperlihatkan pula tujuan dari peminjaman uang. Misalnya, jika meminjam untuk pembelian mesin produksi, itu artinya akan semakin menambah stok produk yang akan dijual kepada pelanggan.
Sementara itu, piutang adalah uang yang dimiliki oleh pengusaha namun masih belum dilunasi oleh pelanggan. Dengan kata lain, piutang adalah hasil keuntungan dari penjualan tetapi uangnya masih berada di pelanggan. Misalnya, PT Adi Cahya menjual 10 TV kepada Toko Maju Jaya seharga 125 juta namun uangnya baru akan dibayarkan di akhir bulan.
Kesimpulannya, PT Adi Cahya akan menerima uang 125 juta pada akhir bulan. Namun karena belum sampai tenggat waktu yang ditentukan, Toko Maju Jaya masih menyimpan uang tersebut. Uang sebesar 125 juta itulah yang disebut piutang milik PT Adi Cahya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Piutang Tak Tertagih Dengan Mudah
Piutang, Bagian dari Aset Lancar
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, piutang merupakan keuntungan (uang) yang dimiliki oleh pemilik usaha namun dibayarkan oleh pelanggan. Dalam bisnis, piutang termasuk ke dalam aset lancar (current asset). Apa yang dimaksud sebagai aset lancar dan kenapa piutang termasuk ke dalamnya?
Singkatnya, aset lancar merupakan harta yang dimiliki oleh sebuah pemilik usaha atau perusahaan dalam bentuk tunai. Selain itu, jenis harta ini juga bisa dicairkan dalam waktu kurang dari setahun. Karena hal tersebut, piutang termasuk ke dalam jenis aset lancar sebuah bisnis. Kenapa?
Karena, piutang yang dilakukan oleh seorang pelanggan biasanya hanya berkisar waktu satu minggu ataupun satu bulan. Dalam metode kredit (pencicilan), piutang juga bisa dilunasi selambat-lambatnya satu tahun. Itulah alasan kenapa piutang dimasukkan ke dalam aset lancar.
Baca Juga: Pengertian Aset dan Jenisnya, Seberapa Penting Untuk Bisnismu?
Hutang, Kewajiban yang Dihindari Pemilik Usaha
Semua pemilik usaha atau pengusaha pastinya ingin menghindari hutang. Namun pada kenyataanya, hutang ternyata bisa berkontribusi besar dalam bisnis apabila dikelola dengan baik. Setidaknya, terdapat 3 jenis hutang yang biasa dilakukan oleh pemilik usaha, yakni jangka menengah, jangka panjang dan jangka pendek.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Hutang Jangka Pendek?
Jumlah hutang yang dilakukan dalam bisnis tidak boleh sembarangan. Pemilik usaha biasanya akan menghitung batas kesanggupan bayar apabila ingin melalukan hutang dalam jangka panjang. Semakin besar uang yang dipinjam, semakin besar pula kewajiban seorang pemilik usaha untuk melunasi tagihannya.
Semua hutang yang dimiliki tidak akan lupa dibayarkan apabila tercatat rapih di dalam laporan keuangan. Sayangnya, mengelola laporan keuangan secara manual menjadi masalah tersendiri. Hal itu terjadi lantaran buruknya pengelolaan hutang dalam bisnis.
Anda perlu tahu, pengelolaan hutang dalam bisnis bisa menjadi buruk bermula dari pengelolaan invoice manual. Percaya atau tidak, satu invoice membutuhkan waktu 1 jam (Menurut Tipalti). Hal ini tentu saja membuat pengelolaan invoice pembelian menjadi lama, padahal waktu 1 jam bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya, seperti berjualan.
Bayangkan, Anda bisa mengalihkan staf finance Anda untuk hal lainnya atau merekrut orang lain sehingga, kinerja tim finance tidak terlalu memakan tenaga dan waktu yang banyak. Lantas, bagaimana cara membuatnya jadi lebih praktis, Paper.id adalah jawabannya. Mengelola invoice secara digital membuat waktu pengelolaan berkurang sangat drastis hingga 80% (Menurut accenture). Selain itu, hal ini juga akan mengurangi biaya pengelolaan invoice hingga 65% berdasarkan sumber yang sama.
Sebagai contoh, jika Anda membutuhkan dana sekitar Rp200.000 untuk mengelola invoice, bagaimana jika 200 invoice dalam satu hari dan dalam 1 bulan? Anda tentunya akan membutuhkan sekitar Rp600.000.000. Mungkin Anda tidak sadar kalau dana segitu banyaknya sudah masuk anggaran. Namun, bukankah Anda bisa mengalokasikan dana tersebut untuk hal lainnya? Seperti merekrut sales untuk meningkatkan penjualan atau membeli bahan baku untuk produksi? Jangan ragu lagi untuk menggunakan Paper.id, karena segala urusan invoice bisa dibuat secara digital dan gratis. Apalagi ada e-Meterai yang bisa Anda gunakan sehingga, urusan validasi invoice bisa lebih cepat! Klik tombol di bawah untuk daftar gratis sekarang!
- Kwitansi Pembelian Barang: Pengertian dan Contohnya - Desember 15, 2024
- Procurement: Definisi dan Jenisnya yang Wajib Dipahami Business Owner - Desember 6, 2024
- Promo Double Miles Untuk UNIVERSECARD Diperpanjang, Cek di Sini! - November 20, 2024