Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seringkali mengajukan pendanaan untuk mengembangkan usaha mereka. Hal ini disebabkan oleh berbagai tantangan keuangan yang sering mereka hadapi dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis. 

Entah untuk kebutuhan modal kerja, mengelola cash flow, atau meningkatkan daya saing. Maka dari itu, mendapatkan akses ke sumber pendanaan yang tepat sangat penting bagi keberhasilan usaha mereka. Dua opsi pendanaan yang sering dipertimbangkan UMKM adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pendanaan berbasis invoice (invoice financing). 

Keduanya tentu menawarkan solusi keuangan yang berbeda. Untuk membantu kamu menentukan mana yang lebih baik bagi kebutuhan usahamu, berikut pembahasan lebih dalam mengenai kedua jenis pendanaan ini. Yuk, simak!

Perbedaan KUR dan Pendanaan Berbasis Invoice

1. Asal muasal dana

Perbedaan utama antara pinjaman KUR dengan pendanaan berbasis invoice (invoice financing) adalah terletak pada dari mana dana tersebut berasal. Pada pinjaman usaha dari bank, seperti KUR, kamu akan mendapatkan dana dari lembaga keuangan atau bank. 

Melansir Kemenko Perekonomian, KUR adalah salah satu program pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM yang disalurkan melalui lembaga keuangan atau bank. Kamu dapat meminjam dengan jaminan usaha, properti, atau aset lainnya, tetapi uang yang dipinjam harus dibayar kembali dengan bunga.

Sedangkan, pendanaan usaha berbasis invoice memungkinkan kamu mendapatkan akses cepat ke dana dengan menjual invoice yang belum terbayar kepada pihak ketiga, yang disebut pemberi dana. Kemudian, kamu akan menerima uang muka tunai tanpa harus menunggu buyer membayar invoice mereka. 

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Modal Usaha yang Kurang dengan Mudah dan Cepat

2. Tujuan pendanaan serupa tapi tak sama

Invoice financing dan KUR memiliki tujuan pendanaan serupa, sama-sama untuk UMKM atau SMB (small and medium-sized businesses) atau bisnis skala kecil dan menengah. Namun, ada perbedaan di antara keduanya. 

Pendanaan invoice financing cocok untuk membantu UMKM mengatasi tantangan cash flow, terutama ketika mereka membutuhkan dana tambahan dari invoice yang belum dibayar. Kamu juga bisa segera mengakses dana yang sudah diperoleh tanpa harus menunggu pembayaran dari buyer

Sementara itu, KUR (Kredit Usaha Rakyat) adalah program pemerintah berupa pemberian dana untuk keperluan modal kerja serta investasi. KUR dirancang untuk memberikan dukungan keuangan yang lebih luas bagi UMKM, tetapi proses pengajuannya bisa lebih kompleks dan memakan waktu daripada invoice financing.

3. Jangka waktu pendanaan 

Invoice financing memiliki jangka waktu, yang biasanya terkait dengan periode pembayaran invoice yang didanai. Nah, jangka waktu invoice financing biasanya berkisar antara 30 hingga 90 hari, tergantung pada ketentuan pembayaran yang telah disepakati dengan buyer.

Untuk KUR, jangka waktunya bervariasi tergantung pada jenisnya. Berikut penjelasan jenis KUR beserta jangka waktunya:

Jenis KURLimit KreditJangka WaktuSuku Bunga
KUR Super MikroSampai dengan Rp.10 Juta1. Kredit modal kerja (KMK)  maksimal 3 tahun.
2. Kredit investasi (KI)  maksimal 5 tahun.
3% efektif per tahun
KUR Mikro> Rp.10 Juta s.d Rp.100 Juta1. Kredit modal kerja (KMK)  maksimal 3 tahun.
2. Kredit investasi (KI)  maksimal 5 tahun.
1. Baru menerima KUR pertama kali sebesar 6% efektif per tahun.
2. Penerima KUR ke-2 kali sebesar 7% efektif per tahun.
3. Penerima KUR ke-3 kali sebesar 8% efektif per tahun.
4. Penerima KUR ke-4 kali sebesar 9% efektif per tahun.
KUR Kecil> Rp.100 Juta s.d Rp.500 juta1. Kredit modal kerja (KMK) maksimal 3 tahun.
2. Kredit investasi (KI) maksimal 5 tahun.
1. Baru menerima KUR pertama kali sebesar 6% efektif per tahun.
2. Penerima KUR ke-2 kali sebesar 7% efektif per tahun.
3. Penerima KUR ke-3 kali sebesar 8% efektif per tahun.
4. Penerima KUR ke-4 kali sebesar 9% efektif per tahun.
KUR PMI/ KUR TKIMaksimal Rp.100 Juta*1. Kredit modal kerja (KMK) maksimal 3 tahun.
2. Kredit investasi (KI)  maksimal 5 tahun.
6% efektif per tahun
KUR KhususSampai dengan Rp.500 juta6% efektif per tahun
Tabel jangka waktu pendanaan KUR

Baca Juga: 5 Sumber Pendanaan untuk Modal Usaha Awal

4. Proses pengajuan berbeda

Untuk mempertimbangkan apakah usaha kamu lebih cocok mengajukan KUR atau pendanaan berbasis invoice seperti invoice financing, kamu perlu mengetahui dahulu proses pengajuan dari kedua jenis pendanaan ini.

Pada KUR, kamu perlu mengajukan aplikasi KUR dengan mengajukan surat permohonan KUR kepada pihak bank penyalur. Permohonan tersebut disertai dengan lampiran persyaratan dokumen lainnya seperti legalitas usaha, perizinan usaha, catatan keuangan, dan lain sebagainya.

Sedangkan invoice financing, kamu cukup menjual invoice yang belum dibayar tersebut ke pihak ketiga, yang disebut pemberi dana, dan sebagai gantinya, kamu akan menerima uang muka tunai. Pendanaan jenis ini sangat berguna untuk industri B2B, di mana pembayaran dalam 30 hari umum diterapkan dan tanpa agunan.

Lebih Baik yang Mana untuk Usahamu?

Memilih mana yang lebih baik untuk usaha kamu adalah keputusan yang berbeda-beda dari satu usaha ke usaha lainnya. Jika kamu mencari pinjaman dengan bunga rendah dan siap memenuhi persyaratan dokumen yang lebih banyak, KUR bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

Namun, jika kamu membutuhkan dana cepat tanpa proses yang rumit dan tidak ingin memberikan agunan tambahan, invoice financing mungkin lebih cocok. Kini, mengajukan pendanaan berbasis invoice bisa menggunakan Paper.id.

Paper.id menghadirkan solusi modal kerja untuk UMKM berbasis invoice, tanpa jaminan dengan bunga maksimal 2%*. Kamu juga bisa membuat invoice digital yang bisa langsung dibubuhi e-Meterai resmi PERURI. Buyer bisa membayar dengan berbagai opsi, seperti melalui VA, QRIS, Tokopedia, Shopee, Blibli, e-wallet, hingga kartu kredit yang bisa memperpanjang tempo pembayaran.