Pernahkah kamu merasa takut dalam mengelola keuangan bisnis? Jika iya, jangan khawatir, ini adalah hal yang umum dialami oleh business owner.

Ketakutan dalam mengelola keuangan sering dialami business owner karena mereka khawatir bisnisnya tidak bisa bertahan di tengah persaingan dan dinamika bisnis yang cepat berubah. Ketakutan ini penting untuk diatasi karena bisa memengaruhi strategi dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.

Ada 3 (tiga) ketakutan yang paling sering dialami business owner dalam mengelola keuangan bisnisnya. Namun tak perlu khawatir, karena semua ini tentu ada solusinya. Agar lebih jelas, simak informasi seputar ketakutan business owner dalam mengelola keuangan beserta solusi mengatasinya.

Apa Saja Ketakutan Business Owner dalam Mengelola Keuangan?

Jika kamu saat ini khawatir tentang keuangan bisnismu, coba identifikasi apakah kamu mengalami tiga ketakutan umum yang sering dirasakan oleh business owner. Berikut penjelasannya:

1. Cash flow yang lambat

Cash flow atau arus kas menunjukkan bagaimana uang masuk dan keluar. Jika cash flow lambat, sulit membayar utang, membeli stok barang, dan operasional bisnis menjadi tidak stabil. Maka dari itu, cash flow sangat penting bagi pemilik bisnis, terutama usaha kecil dengan pendapatan yang belum stabil. 

Menurut SCORE, 82% bisnis kecil mengalami kegagalan karena masalah arus kas. Perlu kamu ketahui, masalah dengan arus kas bisa muncul karena kurangnya pendanaan, penganggaran yang tidak efektif, atau masalah manajemen inventaris, dan faktor lainnya.

Tak jarang, business owner menghabiskan terlalu banyak uang untuk pengeluaran yang tidak diperlukan, terutama dalam hal menyimpan terlalu banyak stok barang. Hal ini bisa menguras kas, menyebabkan likuiditas rendah, meningkatkan biaya penyimpanan, dan menyulitkan pengelolaan inventaris.

Baca Juga: Ini 5 Kesalahan dalam Mengelola Keuangan bagi UKM, Bisa Fatal!

2. Kesulitan mengelola tagihan atau invoice

Bagi business owner yang memiliki ratusan hingga ribuan mitra bisnis tentu pengelolaan invoice menjadi lebih rumit karena jumlahnya yang banyak. Jika pemrosesan invoice masih manual menggunakan Ms. Excel belum lagi dikirim melalui WhatsApp, tentu ini memakan waktu, tenaga, dan sumber daya manusianya.

Kasus ini dialami oleh bisnis minuman teh, Waroeng Teh Kotjok yang sebelum mendigitalisasi proses penagihan invoice-nya, mereka masih memproses invoice, mulai dari pembuatan hingga pencatatan secara manual menggunakan Ms. Excel dan dikirimkan satu per satu melalui WhatsApp.

Tentunya, proses ini memakan waktu, tenaga, dan sumber daya manusia atau tim admin karena beberapa admin harus mengelola penagihan untuk puluhan outlet. Namun kini, Waroeng Teh Kotjok menggunakan platform invoicing dan pembayaran antar bisnis yang menghemat waktu penagihan ke mitra bisnis mereka hingga 75%.  

3. Kurangnya permintaan produk atau layanan

Terakhir, kurangnya permintaan produk atau layanan bisa menjadi ketakutan bagi business owner dalam mengelola keuangan mereka. Ini karena permintaan yang rendah bisa mengakibatkan penurunan pendapatan dan penjualan, yang bisa memengaruhi kemampuan bisnis untuk membayar pinjaman, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya.

Apalagi, jika kondisi ini menimpa usaha kecil. Melansir Business Insider, lebih dari 40% usaha kecil gagal karena kurangnya permintaan akan produk atau layanan mereka. Jika tidak ada permintaan, maka tidak ada pemasukan yang dapat menghidupi bisnis tersebut.

Baca Juga: Catat! Ini Strategi Perencanaan Keuangan yang Cocok untuk Bisnis UMKM

4 Cara Mengatasi Ketakutan Keuangan bagi Business Owner

Agar ketiga ketakutan di atas tidak lagi menjadi masalah, business owner perlu memahami cara mengatasinya. Dengan begitu, bisnis akan senantiasa beradaptasi dalam berbagai kondisi.

1. Memahami keuangan bisnis sendiri

 Menurut Forbes, cara pertama mengatasi ketakutan dalam mengelola keuangan bagi business owner adalah perlunya memahami situasi keuangan bisnis sendiri. Caranya, kamu perlu menganalisis arus kas, pengeluaran, dan aliran pendapatan. 

Menganalisis arus kas bisa kamu lakukan dengan memeriksa uang yang masuk dan keluar baik dari penjualan, pembayaran ke supplier, gaji karyawan, dan pengeluaran lainnya. Kemudian, penting untuk memahami pola pengeluaran bisnismu dan mengelola pendapatan dengan efisien. 

Pastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan yang diperoleh, serta mengevaluasi efektivitas biaya operasional dan investasi. Dengan begitu, bisnis dapat menjaga kestabilan keuangannya dan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya.

2. Buat anggaran yang terencana

Salah satu ketakutan finansial yang dirasakan business owner adalah tidak memiliki cukup uang untuk operasional bisnisnya. Mengatasinya, kamu perlu membuat anggaran bisnis yang umumnya terbagi menjadi tujuh. Melansir bill, ketujuh anggaran bisnis tersebut sebagai berikut:

  • Anggaran operasional untuk biaya sehari-hari yang diperlukan dalam menjalankan bisnismu.
  • Anggaran keuangan untuk biaya terkait dengan keuangan, seperti bunga pinjaman atau biaya keuangan lainnya.
  • Anggaran kas untuk mengelola arus kas harian dan memastikan ketersediaan dana yang cukup.
  • Anggaran tenaga kerja langsung untuk biaya langsung yang terkait dengan produksi atau layanan yang kamu tawarkan.
  • Anggaran tenaga kerja statis untuk biaya tetap terkait dengan tenaga kerja, seperti gaji dan tunjangan.
  • Anggaran modal untuk investasi jangka panjang dalam aset tetap atau pengembangan bisnis.
  • Biaya overhead untuk biaya tetap lainnya yang tidak langsung terkait dengan produksi, tetapi diperlukan untuk menjalankan bisnis.

Baca Juga: Cara Cerdas Memahami dan Mengelola Biaya Kartu Kredit Bisnis

3. Buat dana darurat

Dana darurat adalah cadangan uang tunai yang secara khusus disisihkan untuk pengeluaran yang tidak direncanakan atau darurat. Untuk mengatasi pengeluaran dana yang dibutuhkan atas situasi yang tak terduga, tidak ada salahnya bagi business owner untuk mempersiapkan dana darurat.

Ini karena keadaan darurat bisa disebabkan oleh berbagai macam kondisi, seperti krisis ekonomi, bencana alam, hingga perubahan regulasi atau kebijakan dari pemerintah. Nah, dana darurat ini bisa membantu menghindari penggunaan tabungan pribadi atau berutang melalui pinjaman bisnis. 

4. Prioritaskan utang yang mendesak

Utang bisa berkaitan dengan pembayaran yang macet ke supplier, pembayaran kartu kredit bisnis, pinjaman bank untuk modal usaha, atau bahkan cicilan untuk peralatan baru. Penting untuk mengelola utang dengan bijak melalui langkah-langkah berikut:

  • Memprioritaskan pembayaran utang yang paling mendesak atau dengan bunga tertinggi terlebih dahulu.
  • Membuat jadwal pembayaran yang teratur dan mengikuti anggaran yang telah ditetapkan untuk menghindari keterlambatan atau denda.
  • Melakukan negosiasi dengan supplier atau kreditur untuk memperpanjang tempo pembayaran atau mendapatkan syarat pembayaran yang lebih ringan.

Lalu, apakah saat ini cash flow bisnismu sudah lancar? Ada cara untuk menilainya secara objektif, yaitu dengan Cash Flow Calculator dari Paper.id yang bisa dicoba secara gratis. Kamu juga akan mendapatkan PDF hasil analisis cash flow bisnis serta rekomendasi solusi yang disesuaikan untuk bisnismu. Cukup klik di sini untuk coba kalkulatornya sekarang!

Agar kamu juga tidak kesulitan mengelola tagihan atau invoice, ada Paper.id yang siap mengelola tagihan atau invoice, baik untuk membayar ke supplier maupun membuat invoice digital secara otomatis yang dilengkapi fitur invoice reminder untuk mengingatkan buyer atas tagihannya. 

Kamu juga bisa membayar tagihan ke supplier secara lebih mudah dengan berbagai metode pembayaran, mulai dari virtual account, Tokopedia, Shopee, Blibli QRIS, hingga e-wallet. Adapun, pembayaran dengan kartu kredit untuk mendapatkan opsi tambahan tempo pembayaran.