Proyeksi cash flow seringkali kurang menjadi perhatian business owner. Padahal, proyeksi membantu memastikan bahwa bisnis memiliki cukup kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti pembayaran gaji karyawan, utang, dan biaya operasional.

Sebuat studi oleh US Bank melaporkan bahwa 82% bisnis gagal karena manajemen cash flow yang salah. Masalah ini bisa diatasi dengan proyeksi cash flow untuk mengelola risiko keuangan, merencanakan investasi dengan lebih baik, dan menjaga stabilitas keuangan dalam jangka panjang.

Lalu, apa saja yang melatarbelakangi perlunya proyeksi cash flow untuk bisnismu? Simak di bawah ini penjelasannya!

1. Perencanaan Bisnis Jangka Panjang

Proyeksi cash flow dalam perencanaan bisnis memberikan gambaran penting tentang bagaimana uang akan mengalir masuk dan keluar dari bisnismu di masa mendatang. Selain sebagai alat perhitungan, proyeksi cash flow merupakan inti dari perencanaan bisnis agar bisa beradaptasi dan berkembang dalam lingkungan yang dinamis.

Sebagai contoh, Starbucks yang berencana reinvention untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang, memperluas margin operasi, dan mendorong pertumbuhan EPS (Earnings Per Share) non-GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) hingga tahun 2025. Mereka menargetkan 45.000 toko secara global pada akhir tahun 2025 dan 55.000 toko pada tahun 2030.

Sementara, data dari Macrotrends menunjukkan, arus kas bersih Starbucks untuk kuartal yang berakhir pada 31 Maret 2024 adalah $-0,787 miliar, mengalami penurunan 410,69% dari tahun ke tahun. Sama halnya, arus kas bersih Starbucks untuk dua belas bulan yang berakhir pada 31 Maret 2024 adalah $-0,067 miliar, mengalami penurunan 98,94% dari tahun ke tahun.

Baca Juga: 3 Cara Pastikan Cash Flow Lancar untuk Jaga Kesuksesan Bisnismu

2. Menetapkan Harga yang Sesuai

Proyeksi cash flow dapat membantu memahami apakah harga barang atau jasa yang kamu tawarkan sesuai dengan pertumbuhan bisnismu. Misalnya, jika proyeksi menunjukkan bahwa cash flow negatif atau bisnis berisiko kehabisan uang, kamu bisa mempertimbangkan ulang harga yang ditetapkan. 

Seringkali, business owner merasa ragu untuk menaikkan harga produk atau layanan mereka karena takut kehilangan buyer atau merasa harga tersebut terlalu tinggi. Namun, proyeksi cash flow bisa mendorongmu untuk menetapkan harga yang sesuai dengan nilai, waktu, dan pertumbuhan bisnismu.

3. Pendanaan Bisnis dari Kreditur

Cash flow menunjukkan kemampuan bisnis untuk menghasilkan uang tunai yang cukup untuk melunasi pinjaman dan pembayaran kepada kreditur. Investor dan kreditor seringkali menggunakan analisis arus kas untuk menilai kelayakan investasi atau pemberian pinjaman. 

Bisnis dengan cash flow yang kuat cenderung lebih menarik bagi investor karena menunjukkan potensi untuk memberikan pengembalian dana yang stabil. Saat kamu mengajukan pinjaman ke bank, mereka pun akan meminta proyeksi cash flow-mu untuk menilai kemampuan bisnismu dalam melunasi pinjaman nantinya.

Baca Juga: Cash Flow yang Sehat dan Tidak, Dinilai dari Mana?

4. Mengembangkan Pertumbuhan Bisnis

Apabila business owner ingin menginvestasikan kembali semua penghasilannya untuk mengembangkan pertumbuhan bisnis, penting untuk merencanakan dan memperkirakan kebutuhan dan pengeluaran yang tepat. Ini penting agar bisnis dapat mengelola uang tunainya dengan baik dan tetap stabil saat berkembang.

Sebagai contoh bisa melihat perusahaan besar seperti Microsoft Corporation yang mengakuisisi LinkedIn seharga $196,00 per saham dalam transaksi tunai senilai sekitar $26,2 miliar, termasuk kas bersih LinkedIn. Mereka mengandalkan cash flow yang dihasilkan dari produk utamanya, seperti Windows dan Office untuk mendukung operasional sehari-hari dan membiayai akuisisi perusahaan lain. 

5. Merencanakan Pengeluaran dan Investasi

Jika bisnismu mengalami fluktuasi atau perubahan musiman, penting bagi business owner untuk mengelola cash flow. Dengan memproyeksikan cash flow ke depan, bisnis dapat merencanakan pengeluaran dan investasi dengan lebih baik. 

Ini membantu dalam mengatur anggaran, menetapkan prioritas pengeluaran, dan memastikan bahwa dana yang tersedia berguna untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan bisnis. Dengan demikian, bisnismu dapat menghadapi tantangan fluktuasi musiman dengan lebih baik dan tetap stabil dalam jangka panjang.

Agar lebih mudah, kamu bisa mengecek cash flow bisnismu lancar atau tidak dengan memasukkannya ke dalam kalkulator keuangan dari Paper.id tanpa repot. Selain itu, agar proses invoicing berjalan lancar, kamu tak perlu membuat invoice manual karena di Paper.id kamu bisa membuat invoice elektronik dengan ribuan template yang tersedia. 

Buyer pun akan ingat dengan invoice yang belum terbayarkan karena di Paper.id ada fitur invoice reminder yang secara otomatis mengingatkan buyer atas tagihannya. Selain itu, buyer juga bisa membayar invoice-nya melalui kartu kredit, transfer bank, Shopee, Tokopedia, Blibli, QRIS, hingga ewallet

Yuk, daftar gratis Paper.id dan optimalkan pembayaran bisnismu!