Menurut laporan dari U.S. Bank, lebih dari 80% bisnis yang gagal itu disebabkan oleh buruknya manajemen arus kas. Untuk mengatasi hal tersebut, banyak pebisnis yang mencari solusi , mereka biasanya mempertimbangkan dua opsi seperti invoice financing dan invoice factoring.
Sebagai pebisnis pasti Anda sudah pernah mendengar dengan istilah invoice financing, dan invoice factoring. Invoice Financing dan Invoice Factoring adalah dua bentuk pendanaan yang memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan piutang mereka sebagai sumber dana yang berbasis invoice. Namun, kedua pendekatan ini memiliki perbedaan mendasar dalam cara mereka beroperasi dan dampaknya terhadap bisnis.
Dalam artikel kali ini, kita akan memahami perbedaan utama antara Invoice Financing dan Invoice Factoring.
Oh ya, sebelum lanjut, berikut ini contoh template invoice dari Paper.id, tentu ini akan sangat membantu bisnismu dalam membuat invoice. Sebelum membaca artikel, kamu bisa mencobanya langsung lewat demo produk di bawah.
Coba Buat Invoice Gratis Tanpa Daftar
Hanya 5 Menit & Mudah
powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.
Baca Juga: Invoice Financing: Cara Kerja Hingga Manfaatnya untuk Bisnis
Penjelasan Seputar Invoice Factoring dan Invoice Financing
Invoice financing alias pendanaan piutang atau sering juga disebut sebagai invoice discounting yaitu aktivitas pemberian pendanaan kepada sebuah perusahaan. Pemberi pendanaan (investor) ini menyerahkan sejumlah dana segar kepada penerima pendanaan (borrower).
Ketika klien (payor) membayar tagihan, pendanaan itu dikembalikan disertai bunganya. Sebagai yang menerima pendanaan, Anda bertanggung jawab meminta dana dari klien alias payor tersebut untuk dikembalikan ke investor. Pembiayaan ini tepat bagi perusahaan yang butuh dana segera dan yakin mampu memperoleh kembali dana dari payor dalam waktu cepat.
Berbeda dengan invoice financing, Invoice factoring alias pembiayaan anjak piutang adalah bentuk yang sama dengan pembiayaan piutang dengan ketentuan tambahan. Dalam hal ini, investor akan membeli piutang milik penerima pendanaan dan melakukan penagihan dari payor. Dengan metode ini, investor membayar sejumlah persen dari total piutang dan menghimpun total pengembalian seluruhnya.
Invoice factoring ini cocok untuk perusahaan dengan piutang yang berlangsung dalam 60 sampai 90 hari hingga lebih.
Baca Juga: Invoice Financing vs. Equity Financing: Mana yang Lebih Cocok untuk Bisnis?
Perbedaan Invoice Factoring dan Invoice Financing
Invoice factoring dan invoice financing adalah dua jenis pembiayaan yang dapat digunakan oleh bisnis untuk meningkatkan arus kas. Namun, ada beberapa perbedaan penting antara kedua jenis pembiayaan ini yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan yang mana yang tepat untuk bisnis Anda.
Perbedaan utama antara invoice factoring dan invoice financing adalah cara pembiayaannya. Dalam invoice factoring, bisnis menjual fakturnya ke perusahaan factoring. Perusahaan factoring kemudian bertanggung jawab untuk menagih pelanggan dan mengumpulkan pembayaran. Bisnis akan menerima sebagian dari nilai faktur secara langsung, biasanya sekitar 80-90%.
Dalam invoice financing, pelaku bisnis bisa mengajukan pembiayaan dari perusahaan pembiayaan menggunakan fakturnya sebagai jaminan. Bisnis akan menerima uang pendanaan secara penuh, dan kemudian bertanggung jawab untuk membayar pendanaan tersebut kembali, ditambah bunga, dalam jangka waktu tertentu.
Perbedaan lain antara invoice factoring dan invoice financing adalah biayanya. Biaya invoice factoring biasanya lebih tinggi daripada biaya invoice financing. Hal ini karena perusahaan factoring perlu mengambil risiko yang lebih besar ketika membeli faktur dari bisnis.
Berikut adalah tabel yang merangkum perbedaan utama antara invoice factoring dan invoice financing:
Karakteristik | Invoice Factoring | Invoice Financing |
Cara pembiayaan | Bisnis menjual fakturnya ke perusahaan factoring | Bisnis meminjam uang dari perusahaan pembiayaan menggunakan fakturnya sebagai jaminan |
Biaya | Biasanya 3-5% dari total biaya invoice | Biasanya 1-3% dari total biaya invoice |
Pengendalian penagihan | Perusahaan factoring bertanggung jawab untuk menagih pelanggan dan mengumpulkan pembayaran | Bisnis bertanggung jawab untuk menagih pelanggan dan mengumpulkan pembayaran |
Risiko | Perusahaan factoring mengambil risiko yang lebih besar. | Bisnis mengambil risiko yang lebih besar. |
Kesimpulan
Lalu yang tepat digunakan untuk bisnis yang mana? Jawabannya tergantung pada kebutuhan dan situasi keuangan bisnis Anda. Jika Anda membutuhkan uang tunai dengan cepat dan tidak ingin bertanggung jawab untuk menagih pelanggan Anda, invoice factoring mungkin merupakan pilihan yang tepat. Namun, jika Anda dapat menunggu untuk menerima pembayaran dan ingin mempertahankan kontrol atas penagihan Anda, invoice financing mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.
Nah buat Anda yang ingin mencoba invoice financing. Invoice Financing telah terbukti sebagai solusi praktis untuk mengatasi masalah arus kas bisnis, terutama bagi UKM yang sering mengalami keterlambatan pembayaran dari pelanggan. Anda bisa menggunakan invoice financing dari Paper.id.
Layanan pendanaan invoice financing ini cocok untuk berbagai tipe usaha.
Pencairan invoice digital tidak lagi menjadi masalah besar karena ada produk invoice financing yang bisa Anda rasakan. Jika Anda tertarik untuk melakukan pengajuan, Anda dapat langsung mengajukannya dengan mengakses tombol dibawah ini!
- 6 Cara Deteksi dan Cegah Fraud dalam Bisnis, Lakukan Sebelum Terlambat! - November 4, 2024
- Bahaya Invoice Palsu: Ancaman Tersembunyi yang Bisa Menguras Kas Bisnis Kamu - Oktober 28, 2024
- Cara Membuat Kwitansi di Word dan Excel, Mudah dan Cepat! - Oktober 10, 2024