Kebanyakan pebisnis berfokus pada menghasilkan profit alias untung. Tentu, kamu juga berpikir begitu, bukan? Segala aktivitas bisnis yang dilakukan, harapannya pasti untuk mencapai hal ini.
Pasalnya, dengan keuntungan bisnis, kamu bisa menambah modal dan mengembangkan bisnis agar lebih besar lagi. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa profit pun dapat diinvestasikan ke suatu aset tertentu, misalnya saham, sehingga bisnismu pun valuasinya bertambah?
Nah, pertanyaannya, mana yang lebih baik? Apakah lebih bijak untuk menggunakan keuntungan bisnis sebagai modal tambahan, atau lebih baik menginvestasikannya agar bertumbuh nilainya? Simak terus untuk dapat jawabannya, ya!
Menginvestasikan Keuntungan, Apakah Boleh?
Menurut The Balance, berinvestasi sebagai pemilik bisnis dari hasil usaha adalah bukanlah hal yang tidak lazim. Justru, ini adalah salah satu cara yang cukup cerdas untuk mendapatkan keuntungan bisnis dengan cara lain. Umumnya kamu sebagai pebisnis dapat berinvestasi dalam aset apa pun, namun yang akan dibahas di sini adalah investasi saham.
Bicara soal investasi saham, sudah pasti kamu pernah mendengar bahwa investasi yang satu ini adalah jenis “high risk, high return“, alias punya risiko kerugian yang tinggi, namun juga bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi juga.
Selain itu, Entrepreneur menambahkan, berinvestasi dengan keuntungan bisnis juga bisa saja berarti mengalokasikan dana untuk perkembangan bisnis kompetitor, lho. Oleh karena itu, dalam membuat keputusan, perlu dicatat bahwa meski secara teknis bisa atau boleh menginvestasikan keuntungan bisnis untuk saham, bukan berarti kamu harus melakukannya.
Jika yakin ingin melakukan strategi ini untuk meningkatkan keuntungan bisnis, ada proses pertimbangan khusus agar kamu tidak salah dalam melangkah.
Baca Juga: Kian Populer, Ini Manfaat Pembayaran Digital Untuk Keuntungan Bisnis
Pertimbangan Antara Investasikan Profit atau Putar Lagi untuk Modal
Sebaiknya pemilik bisnis tidak boleh begitu saja tergiur keuntungan yang besar dari hasil investasi dengan keuntungan bisnis yang didapatkan. Alih-alih untungnya, kamu harus bisa menjawab kenapa keputusan ini harus dilakukan?
Seperti yang telah kamu ketahui, investasi untuk pribadi saja banyak risikonya, apalagi untuk bisnis.
Jangan lupa bahwa investasi bukanlah satu-satunya opsi sebagai pebisnis untuk mendapatkan keuntungan. Profit bisnismu bisa saja tidak dialokasikan untuk investasi, namun untuk hal lainnya yang mungkin saat ini masih jadi prioritas bisnis.
Hal-hal ini meski terlihat seperti pengeluaran sebenarnya merupakan investasi juga, namun di saat yang bersamaan bisa jadi modal untuk bisnismu. Pasalnya, aspek-aspek tersebut bisa mendorong bisnismu untuk jadi lebih maju lagi alih-alih mengandalkan keuntungan investasi saham.
Jika Tidak Diinvestasikan, Alokasi Keuntungan Bisnis ke Mana?
Nah, setuju ya, bahwa investasi ke suatu aset dari profit bisnis adalah suatu hal yang bisa dilakukan, namun harus dengan pertimbangan yang matang. Kalau pada akhirnya kamu memutuskan untuk menunda rencana ini, lalu keuntungan bisnis bisa dialokasikan ke aspek apa saja?
Bersumber dari SquareUp, inilah beberapa saran yang bisa jadi pertimbangan.
1. Upgrade kelengkapan bisnis
Yang dimaksud kelengkapan bisnis bisa jadi penambahan tools berupa teknologi, mesin, alat pendukung, sistem, atau yang lainnya.
Saat ini, apakah bisnismu bisa lebih berkembang lagi jika didukung oleh hal-hal ini? Jika iya, cobalah untuk jadikan ini prioritas terlebih dahulu sebelum menggunakan keuntungan bisnis untuk investasi saham atau sejenisnya.
Sebagai contoh, sebuah bisnis bisa meningkatkan penjualannya dengan mengalokasikan modalnya untuk subscribe tools SEO, sehingga situsnya punya visibilitas yang baik di Google. Dengan begitu, customer bisa menemukan bisnisnya lebih mudah dan menjalin hubungan bisnis yang menguntungkan.
Atau, misalnya jika saat ini kamu sudah menggunakan Paper.id untuk mengelola invoice dan pembayaran bisnismu, kamu bisa mulai coba berlangganan Paper+. Dengan Paper+, transaksi bisnis akan lebih murah dengan biaya layanan yang lebih hemat. Pada jangka panjang, pasti kamu bisa berhemat lebih banyak, lho.
Bagi yang belum menggunakan Paper.id, yuk, coba Paper.id secara gratis untuk buat invoice digital dan kirim terima pembayaran dengan berbagai opsi, mulai dari transfer bank, Virtual Account, QRIS, e-commerce, hingga kartu kredit untuk memaksimalkan bisnismu lebih jauh.
Klik di bawah ini untuk registrasi bisnismu, ya!
2. Bayar utang usaha
Utang usaha sering kali tidak bisa dihindari dalam bisnis, apalagi B2B, misalnya dengan beragam tempo pembayaran.
Kamu pasti setuju bahwa dengan ini, cash flow bisnis bisa jadi lebih lega.
Nah, jika masih banyak pembayaran bisnis yang masih menunggak, pastikan alokasikan keuntungan bisnismu untuk hal itu terlebih dahulu, ya. Utang bulanan yang lebih rendah akan membuat cash flow-mu lebih lega dan meningkatkan ruang gerak bisnis untuk menggunakan uangnya untuk hal lain.
3. Menambah karyawan
Seiring terus berkembangnya bisnis, kamu perlu mempertimbangkan untuk menambah karyawan untuk mengerjakan berbagai hal dan membeli waktu orang lain untuk membuat waktumu teralokasikan ke hal yang lebih potensial.
Jadi, ini bisa jadi target alokasi keuntungan bisnismu jika waktunya sudah tepat, alih-alih mencoba mendapatkan keuntungan dari saham. Pasalnya, merekrut orang yang tepat akan mampu mengembangkan bisnismu dan mendatangkan keuntungan lebih juga, lho.
Baca Juga: Investasi Apa yang Cocok untuk Pemula? Untuk Yang Bingung Mulai Dari Mana
Berapa Besar Alokasinya?
Layaknya yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, tidak seluruh keuntungan bisnis perlu dijadikan investasi ke dalam aset tertentu. Sebaiknya, justru alokasikan persentase tertentu, antara yang mau dijadikan modal kembali dan investasi, atau digunakan untuk kebutuhan bisnis lainnya.
Melansir 53.com, menggunakan keuntungan bisnis sebagai modal bisnis kembali tentu adalah cara untuk mendapatkan keuntungan lagi atau bahkan meningkatkan bisnismu. Pertanyaannya, berapa besar dari keuntungan yang ideal untuk dijadikan modal kembali? Disebutkan bahwa sebaiknya, kamu menggunakan keuntungan sebesar 20-30% untuk dijadikan modal bisnis lagi. Bahkan, tidak salah juga jika kamu ingin menggunakan 50%-nya.
Namun, tentu saja keputusan ini harus disesuaikan dengan kondisi dan kepentingan bisnis di saat itu.
Sebelum menentukan persentase ini, pertimbangkanlah apa saja tujuan dari bisnis yang ingin dicapai di bulan-bulan selanjutnya. Lalu, hitunglah kebutuhannya mulai dari situ. Misalnya, saat ini kamu perlu untuk mempekerjakan karyawan baru atau membeli mesin baru.
Maka, ketahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk hal itu, dan pertimbangkan juga besaran modal yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis di bulan selanjutnya. Nah, sisanya ini bisa kamu pertimbangkan untuk investasi, apabila sudah tidak ada kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Rasionya bisa jadi 50-50, 70-30, 60-40, atau berapa pun tergantung dari situasi bisnismu.
Itulah dia penjelasan tentang apakah keuntungan bisnis sebaiknya diinvestasikan pada aset tertentu atau dijadikan modal kembali. Semoga penjelasan dari Paper.id dapat memberimu pencerahan terkait pengelolaan finansial bisnismu sehingga lebih baik, ya!
- Definisi General Supplier, Jenis-Jenisnya, Tugas Utama, dan Manfaat Bekerja Sama - Desember 13, 2024
- Pajak untuk Bisnis Online, Seperti Apa? - Desember 12, 2024
- Paper.id: 2025 Momentum Benahi Operasionalisasi Bisnis Melalui Transformasi Digital di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Global - Desember 12, 2024