Kesalahan mengelola keuangan bagi usaha kecil menengah (UKM) bisa saja terjadi. Mengelola keuangan dengan efektif merupakan kunci kesuksesan bagi UKM. Namun, banyak pelaku UKM masih sering melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat menghambat pertumbuhan finansial bisnis mereka.

Kesalahan-kesalahan ini meski tampak sepele, tapi nyatanya dapat berdampak besar pada kesehatan keuangan bisnis. Lalu, apa saja kesalahan-kesalahan dalam mengelola keuangan bagi UKM, sehingga bisa berdampak pada kelangsungan bisnis? Yuk, simak!

1. Mencampur Keuangan Usaha dan Pribadi

Mencampur keuangan usaha dan pribadi bisa membuat pengelolaan keuangan yang berkaitan dengan usaha menjadi berantakan dan sulit dilacak. Salah satu cara umum yang bisa kamu lakukan adalah menggunakan kartu kredit bisnis untuk mengelola keuangan, meskipun banyak business owner yang sering menggunakan kartu kredit pribadi untuk urusan bisnis. 

Meskipun ini bisa menjadi pilihan, menurut Forbes, mencampur transaksi pribadi dan bisnis dapat menyulitkan business owner untuk memisahkan pengeluaran yang bisa mereka klaim sebagai potongan pajak. Meskipun kamu memiliki usaha sendiri, penting untuk mencatat pengeluaran bisnis secara terpisah dalam pembukuan. 

Jika kamu menggunakan kartu kredit pribadi untuk urusan bisnis, artinya usaha milikmu berutang padamu sebagai pemilik karena menggunakan kartu kredit pribadi untuk kebutuhan bisnis. Kemudian, uang tersebut harus digantikan atau reimburse.

2. Tidak Memeriksa Ulang Data Keuangan

Selanjutnya, business owner kerap tidak memeriksa ulang data keuangan yang merupakan kesalahan dalam mengelola keuangan bagi UKM. Tanpa mengecek kembali data keuangan, risiko kesalahan mencatat dan melaporkan keuangan jadi lebih tinggi. Ini bisa memungkinkan kamu kurang akurat dalam menentukan strategi pemasaran.

Kesalahan dalam data keuangan juga bisa mengakibatkan kerugian keuangan yang signifikan bagi bisnis. Misalnya, jika ada kesalahan dalam mencatat pendapatan atau biaya, bisa saja bisnismu mengalami kekurangan dana atau mengeluarkan lebih banyak uang dari yang seharusnya.

Baca Juga: Catat! Ini Strategi Perencanaan Keuangan yang Cocok untuk Bisnis UMKM

3. Tidak Mengelola Utang dengan Hati-Hati

Business owner seringkali kurang memperhatikan kesalahan umum dalam mengelola keuangan, yaitu tidak mengelola utang dengan baik. Oleh karena itu, pastikan untuk mengelola utang dengan hati-hati, termasuk mencatat tanggal jatuh temponya, melakukan pembayaran tepat waktu, dan memastikan bahwa bisnismu tidak memiliki terlalu banyak utang

Melansir CNN, bangkrutnya bisnis karena utang bisa berkaca pada kasus Tuesday Morning, toko perlengkapan rumah tangga di Amerika Serikat yang mengajukan kebangkrutan kedua akibat utang pada tahun 2023 dan menutup 200 tokonya. Sebelumnya, mereka telah lebih dulu mengalami kebangkrutan pertama pada masa pandemi tahun 2020. 

4. Belanja Kebutuhan Bisnis Tanpa Rencana

Dalam konteks bisnis, “belanja” di sini mengacu pada pengeluaran atau pembelian yang dilakukan oleh suatu usaha. Nah, bisa mencakup berbagai jenis pengeluaran seperti pembelian bahan baku, peralatan, layanan, dan kebutuhan operasional lainnya.

Contohnya, menurut laporan Reuters, pada tahun 2016, McDonald’s Jepang mengalami kerugian besar karena salah memperkirakan permintaan buyer. Mereka telah berbelanja bahan baku, seperti kentang dan ayam melebihi yang dibutuhkan, sehingga mengakibatkan bahan baku tersebut terbuang sia-sia dan meningkatkan biaya penyimpanan.

Ini merupakan contoh dari berbelanja tanpa rencana yang berarti bisnismu melakukan pengeluaran tanpa perencanaan yang matang. Sehingga, termasuk dalam kesalahan mengelola keuangan bagi UKM. Maka dari itu, mengawasi jumlah penghasilan dan pengeluaran adalah kunci utama untuk mencapai tujuan finansial yang sehat.

5. Tidak Merencanakan Pertumbuhan Jangka Panjang

Kesalahan terakhir adalah tidak merencanakan pertumbuhan jangka panjang bisnismu. Tanpa rencana pertumbuhan jangka panjang, ini bisa mengakibatkan hal-hal berikut:

  • Tidak memiliki visi yang jelas mengenai tujuan keuangan yang ingin dicapai dalam beberapa tahun ke depan.
  • Keputusan finansial yang hanya berfokus pada kebutuhan jangka pendek saja tanpa memperhatikan dampak jangka panjangnya. 
  • Tidak memiliki cadangan dana untuk menghadapi situasi finansial tak terduga.

Contohnya, menurut laporan USA Today, Toys “R” Us mengajukan kebangkrutan pada tahun 2017. Mereka gagal beradaptasi dengan perubahan perilaku belanja buyer dan tidak mengembangkan strategi yang efektif untuk menghadapi persaingan. 

Baca Juga: 7 Tips Dalam Manajemen Pencatatan Keuangan Bisnis

Otomatisasi Pembayaran B2B

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, banyak UKM yang mulai beralih ke otomatisasi pembayaran B2B. Sistem otomatisasi ini membantu dalam memonitor pengeluaran, mengelola invoice, dan melakukan pembayaran secara efisien.

Data global dari Jeeves, menunjukkan bahwa pada tahun 2022, 64% dari seluruh perusahaan melakukan lebih dari separuh pembayaran B2B mereka secara elektronik, sementara 28% masih menggunakan metode manual. Selain itu, 90% perusahaan secara global menganggap bahwa pembayaran B2B secara elektronik sangat penting karena memberikan informasi pengiriman uang yang lebih lengkap dan detail. 

Mempermudah pembayaran B2B, gunakan Paper.id sebagai platform pembayaran bisnis dan invoice digital secara gratis. Dengan Paper.id, kamu bisa membayar invoice ke supplier melalui berbagai metode pembayaran, seperti kartu kredit, transfer bank, Tokopedia, Blibli, Shopee, hingga e-wallet!

Khusus supplier, kamu juga tak perlu repot untuk mengingatkan buyer agar membayar invoice yang sudah jatuh tempo, karena Paper.id menyediakan fitur invoice reminder yang secara otomatis mengingatkan buyer. Dengan begitu, penagihan jadi lebih efisien.

Tunggu apalagi, download Paper.id sekarang!