Wanita merupakan sosok yang sangat impulsif. Mereka dapat berubah pikiran dalam sekejap saja. Lebih dari itu, mood seorang wanita juga acap kali disebut labil cenderung tidak stabil. Sebuah studi mengatakan jika hal tersebut didasari oleh tekanan psikologis yang mendera, seperti bertengkar dengan pasangannya atau mengalami permasalahan yang ia pendam di dalam diri tanpa berani cerita ke siapapun.
Karena tekanan psikologis tersebut, wanita suka melakukan ‘pelampiasan’ dengan cara yang cukup menguras dompet, yakni belanja barang-barang yang telah mereka idam-idamkan sejak lama. Journal of Psychology and Marketing mengungkapkan jika 62% wanita akan membeli barang sebagai cara untuk menghibur diri apabila tengah berada di situasi yang buruk. Sedangkan 38% sisanya lebih senang untuk datang ke pesta sebagai terapi menenangkan diri.
Masih dari jurnal yang sama, para peneliti mengungkapkan jika mood buruk wanita membuat mereka tidak mempermasalahkan harga sebuah baju yang dibeli. Selama wanita menyukai desain dan modelnya, mereka tidak akan ragu untuk membayar meskipun harganya menyentuh jutaan rupiah. Bisa bayangkan bagaimana jika wanita mengalami bad mood tiga kali dalam seminggu? Berapa banyak baju yang dibeli namun tak terpakai di lemari mereka?
Untuk mengatasi masalah tersebut, kini bisnis sewa baju menjadi alternatif solusi mendapatkan gaya terkini. Tampil modis dan gaya dengan baju ‘pinjaman’ baru bukanlah hal yang aneh lagi bagi kalangan sosialita. Selain menghemat ukuran lemari mereka, metode ini sangat cocok bagi wanita yang suka cepat bosan dengan desain atau model baju yang sama. Lantas, apakah pasar Indonesia sangat cocok untuk usaha satu ini?
Awal Mula Bisnis Sewa Baju di Indonesia
Bisnis sewa baju di Indonesia ternyata masih merupakan hal yang baru. Sebab, hanya ada beberapa vendor saja yang berani melakukannya. Salah satu yang juga bisa dibilang merupakan pencetus utama adalah Style Theory yang dimiliki oleh Raena Lim dan Christopher Halim. Chris sendiri merupakan seorang konsultan bisnis yang rela melepas jabatannya tersebut agar bisa melakukan usaha yang cukup menggiurkan ini.
Bisnis ini tercetus lantaran kegundahan mereka yang tidak mempunyai tempat untuk menyimpan baju di lemari Raena – sang founder- bahkan hampir memiliki hampir ribuan baju tak terpakai yang hanya menjadi penghias lemari. Permasalahan yang sepele tersebut dirasakan hampir seluruh teman-temannya yang kebingungan untuk meletakan bajunya sendiri. Tak lama berselang, keduanya mulai mencoba memperkenalkan bisnis baju sewaan melalui jejaring media sosial.
Kurang dari sebulan pertama, usaha tersebut langsung mendapatkan respon besar dari para pecinta fashion. Bagaimana tidak, ada sekitar 500 pelanggan yang mulai meminjam baju di Style Theory. Keduanya memulai bisnis sewa baju ini di Singapura namun kini sudah merambah pasar Indonesia. Uniknya, target pasar mereka adalah remaja dan pegawai kantoran.
Skema, Keuntungan dan Target Pasar yang Cukup Menggiurkan
Bisnis baju sewaan mulai digandrungi lantaran harga peminjaman yang tidak cukup mahal. Semua orang dapat melakukan order apabila sudah terdaftar sebagai anggota dari Style Theory. Biaya sewa mencapai 590 ribu perbulan sepertinya bukanlah masalah bagi mereka yang memang cepat bosan dengan pilihan baju yang sama.
Skema yang ditawarkan juga cukup unik. Setiap pelanggan diperbolehkan meminjam baju maksimal 3 pasang dalam setiap transaksinya. Mereka juga bisa mendapatkan yang baru dengan catatan telah mengembalikan baju yang sebelumnya telah mereka bawa pulang. Dengan cara seperti ini, sang owner bisa menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Terlebih lagi, Style Theory hanya mengeluarkan biaya pengeluaran untuk mencuci saja tanpa harus membeli baju baru, bukan?
Lantas, bagaimana jika baju yang dipinjamkan tersebut rusak? menurut persyaratannya, seorang pelanggan harus membayar 70% dari harga aslinya. Misalkan, sebuah baju mempunyai harga mencapai 5 juta rupiah, seorang customer harus rela mengeluarkan kocek dari uang saku pribadi mencapai 3,5 juta rupiah.
Berbicara mengenai target pasar, Style Theory juga cukup unik. Sebab, mereka memang membidik remaja usia 20-40 tahunan namun 50% para pelanggannya ternyata merupakan kaum pekerja kantoran. Sisanya, terbagi menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah remaja dan anak kuliahan yang membutuhkan baju untuk hang out bersama teman-teman,
Jutaan Baju Tidak Terpakai
Bisnis sewa baju merupakan solusi yang cukup bagus untuk mengatasi menumpuknya busana di dalam lemari para wanita penyuka belanja. Seorang dosen dari NYU’s Stern School of Business bahkan berani mengungkapkan sebuah fakta yang cukup mengejutkan dari penelitiannya tentang gaya hidup wanita yang suka sekali belanja busana untuk hal yang tidak penting.
“Banyak sekali mereka (wanita) yang suka membeli baju di pusat perbelanjaan. Namun, mereka jarang sekali menggunakannya sebagai gaun utama. Di Amerika Serikat sendiri, ada sekitar 8 trilliun dollar jumlah harga baju yang lebih sering tergeletak di mesin cuci atau lemari lantaran tidak lagi terpakai karena berbagai alasan dari wanita, salah satunya adalah bosan,” kata sang professor.
Dengan jumlah yang sebanyak itu, apakah bukannya lebih baik dan berguna apabila diputar kembali untuk menjadi uang. Cara terbaik adalah dengan meminjamkannya seperti bisnis sewa baju. Atau, hal terburuk yang bisa wanita lakukan adalah menjualnya melalui media online. Setidaknya, dengan hal tersebut, nilai guna dari gaun yang hanya tersimpan itu bisa kembali terlihat di tangan orang lain.
Perkembangan Bisnis Sewa Baju yang Cukup Pesat
Bisnis sewa baju online tercipta tanpa sengaja, berdasarkan pengalaman sehari-hari pecandu belanja. Pada awal perkembangannya, usaha seperti ini dipandang sebelah mata sepertinya perusahaan jasa lainnya, semisal ojek online. Namun, pada tahun 2009, meminjam baju menjadi seperti sebuah tren di Amerika. Rent The Runway disebut-sebut sebagai tempat pertama yang menciptakan inovasi perusahaan jasa ini.
Hingga saat ini, mereka telah memiliki 5,5 juta member yang tersebar di seluruh dunia. Rent The Runway juga telah membuka cabang di seluruh dunia, meliputi berbagai jenis baju, semisal, baju untuk kerja, santai hingga untuk pemotretan pernikahan. Antusiasme yang besar tersebut membuat mereka menjadi salah satu perusahaan jasa raksasa di dunia dengan pendapatan mencapai jutaan dollar perbulan.
Sebagai yang terbesar di dunia, Rent The Runway juga terus berupaya meningkatkan pelayanan mereka. Bahkan, setiap jamnya, perusahaan jasa tersebut harus mencuci baju pengembalian dari para pelanggannya yang mencapai rata-rata 120 lusin perjamnya dan sudah harus siap dipinjamkan kembali di sore harinya. Peluang bisnis yang cukup menggiurkan, bukan?
Pria Lebih Doyan Belanja?
Jika berbicara tentang fashion, wanita memang bisa dibilang lebih mendominasi dibandingkan dengan pria. Hal tersebut terlihat dari kebiasaan mereka yang suka berjalan-jalan di mall bersama pasangan ataupun temannya. Namun, ada sebuah riset yang menyebutkan apabila seorang pria mampu menghabiskan uang lebih banyak dibandingkan wanita dalam belanja barang kesukannya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti asal Universitas Pennsylvania mengungkapkan jika lelaki tertarik untuk membeli barang yang mewah dengan harga berkali-kali lipat lebih mahal dari produk yang dibeli oleh seorang wanita. Mereka menyimpulkan jika kadar testosteron pria meningkat sangat pesat apabila tengah membeli sesuatu sehingga sifat impulsifnya keluar secara tiba-tiba.
Jika disimpulkan, wanita biasanya akan menghabiskan banyak uang untuk belanja namun mereka juga mempertimbangkan beberapa hal, seperti harga yang murah, kualitas barang hingga adanya potongan harga. Sebaliknya, pria akan membeli barang yang benar-benar mereka inginkan tanpa terpengaruh dengan tiga faktor yang dialami perempuan di atas.
Mulai Berbisnis Sewa Baju
Melihat perkembangan yang cukup baik, bisnis sewa baju sepertinya merupakan sebuah peluang besar untuk Anda membuka usaha. Terlebih lagi, Anda memiliki masalah pelik dengan menumpuknya baju di dalam lemari. Keuntungan dari penyewaan baju ini juga terbilang cukup besar. Satu-satunya masalah hanyalah bagaimana cara Anda untuk memperkenalkan jasa Anda tersebut kepada pelanggan.
Untuk itu, Anda harus melakukan beberapa strategi, seperti contohnya adalah menargetkan pasar bukan hanya kepada wanita tetapi juga pria. Jika menilik angka perkembangan saat ini, pria bisa menjadi pasar yang cukup potensial mengingat ‘kegilaan’ mereka tengah berbelanja. Tertarik untuk mencoba?
- Fraud, Istilah Kecurangan yang Sering Terjadi dalam Dunia Bisnis - Januari 29, 2024
- Khusus Pengguna Garuda Indonesia, Gratis Paper+! - Januari 11, 2024
- Contoh Jurnal Akuntansi Keuangan yang Benar - Januari 1, 2024