Paper.id Blog – Penetapan harga, dan khususnya masalah menaikkan harga, adalah bagian yang sangat rumit dari suatu bisnis. Hal tersebut adalah sesuatu yang sering dipikirkan sekaligus yang menjadi ketakutan para pedagang atau pelaku usaha.
Karena tentunya tidak semua pelanggan mau memahami dan menerima kenaikan harga yang terjadi. Belum lagi dengan dampak terbesar akibat kenaikan harga seperti kehilangan pelanggan mereka. Biasanya nya hal tersebut terjadi karena seringkali, pedagang menaikkan harga mereka tanpa melakukan penelitian yang sesuai dan berujung pada hilangnya pelanggan, dan penurunan penjualan.
Baca Juga: Dampak Naiknya Cukai Minuman Manis Terhadap Bisnis UMKM
Kapan Saatnya Menaikkan Harga Anda?
Ada kalanya Anda atau pelaku usaha lain perlu menaikkan harga untuk mengimbangi kenaikan biaya persediaan dan meningkatkan margin keuntungan. Sebelum menaikkan harga, sebaiknya Anda perlu melakukan penelitian untuk meninjau dan meneliti biaya dan margin keuntungan.
Hal itu berarti Anda perlu mengetahui harga bahan, produksi, pengiriman, pengemasan, dll, sehingga jika harga salah satu bagian dari proses produksi Anda naik, Anda akan siap dalam menetapkan perubahan harga. Berikut ini merupakan cara atau strategi menaikkan harga tanpa kehilangan pelanggan:
Melakukan Riset Harga
Dalam menaikkan harga Anda tentu saja itu tidak berarti Anda harus menaikkan harga secara acak dan tidak mengatakan apapun kepada pelanggan Anda. Itu akan menjadi hal yang buruk di mata pelanggan dan menimbulkan kekecewaan pelanggan Anda.
Jadi apa yang harus Anda lakukan? Anda harus melakukan riset, menentukan kapan dan seberapa banyak Anda perlu menaikkan harga, dan kemudian bertindak dengan transparansi penuh. Ini berarti Anda harus menaikkan harga dan memberitahu pelanggan mengapa Anda menerapkan kenaikan harga. Ini cara paling baik untuk kenaikan harga yang datang sebagai akibat dari kenaikan biaya.
Naikkan Harga Secara Bertahap
Jika Anda ingin mengurangi pukulan akibat kenaikan harga, Anda mungkin dapat mempertimbangkan untuk menaikkan harga secara bertahap. Namun cara ini juga memiliki kekurangannya diantaranya dengan menaikkan harga secara bertahap berarti Anda juga akan lebih sering menaikkan harga.
Frekuensi ini sebenarnya dapat menyebabkan Anda lebih banyak masalah dan akan lebih sulit lagi bagi Anda untuk menjelaskan kenaikan harga kepada pelanggan Anda daripada jika Anda telah melakukan semuanya dalam satu kesempatan
Tingkatkan Nilai Persepsi Produk Anda
Meningkatkan nilai persepsi produk Anda merupakan cara terbaik untuk lolos dari kenaikan harga dengan cara meningkatkan nilai yang dirasakan dari produk Anda sendiri. Sesuatu yang memiliki nilai yang lebih besar dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi pula.
Bagaimana Anda bisa melakukan ini? Seperti halnya jika Anda adalah pebisnis busana atau pakaian yang berspesialisasi dalam jeans. Anda dapat merilis untuk jeans baru yang pada dasarnya sama dengan lini jeans Anda saat ini dalam hal biaya produksi, tetapi dengan sedikit perubahan dalam hal penampilan.
Anda kemudian langsung dapat memasarkan jeans baru Anda sebagai jeans premium. Apa yang membedakan premium jeans Anda dari jeans biasa?Anda dapat menginformasikan bahwa mereka dibuat dengan kain yang lebih baik, lebih tahan lama, dengan warnanya lebih bervariasi. setelah itu fokus produk baru Anda, dan soroti dalam iklan Anda.
Baca Juga: Tentang QRIS, Metode Pembayaran Baru & Efeknya Terhadap Bisnis di Indonesia
Tingkatkan Nilai Aktual Dengan Layanan Tambahan
Cara lain untuk menambah nilai adalah dengan benar-benar menambahkan nilai. Apa artinya ini? Jika Anda dapat menambahkan layanan di atas dan di luar produk fisik yang Anda jual, Anda dapat menambahkan biaya ini sebagai harga premium. Misalnya, Anda dapat menambahkan opsi untuk pembungkus kado, kartu pribadi, atau garansi. Ini adalah layanan yang tidak terkait dengan produk itu sendiri tetapi menambah nilai pembelian.
- Fraud, Istilah Kecurangan yang Sering Terjadi dalam Dunia Bisnis - Januari 29, 2024
- Khusus Pengguna Garuda Indonesia, Gratis Paper+! - Januari 11, 2024
- Contoh Jurnal Akuntansi Keuangan yang Benar - Januari 1, 2024