Buku Besar Akuntansi- Apakah kamu, pemilik usaha, sering mengeluh jika keuntungan yang didapatkan tidak maksimal? Mungkin, ada yang salah dari cara kamu dalam mengelola usaha. Sebab, memiliki sebuah usaha tidak hanya menjual produk ataupun membeli bahan produk. Namun, ada beberapa faktor lain yang harus menunjang bisnis, seperti iklan ataupun strategi marketing lainnya.
Dalam konteks tersebut, kamu membutuhkan Buku Besar. Kenapa? karena di dalam pencatatan tersebut, kamu bisa menyimpulkan seluruh aktivitas usaha dalam satu periode. Berhasil atau gagalnya sebuah bisnis juga akan tercatat secara akurat di dalam buku tersebut. Apakah kamu sudah tahu apa yang dimaksud dengan Buku Besar Akuntansi?
Apa itu Buku Besar Akuntansi?
Buku Besar Akuntansi adalah sebuah buku catatan pembukuan yang mencatat seluruh aktivitas bisnis secara lengkap. Transaksi masuk dan keluar, seperti Laporan Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas dll harus direkap ke dalam satu tempat, yakni Buku Besar tersebut.
Nantinya, rekapan dari seluruh Buku Besar akan dibagi ke dalam beberapa akun yang berbeda sesuai dengan jenisnya. Terdapat 3 buah akun Buku Besar yang harus diketahui oleh para pemilik usaha, yaitu Harta (Aktiva), Kewajiban dan yang terakhir adalah Modal (Ekuitas). Lantas, apa perbedaan ketiganya:
1. Harta (Aktiva)
Aktiva adalah sebuah keuntungan yang akan dihasilkan sebuah bisnis di masa mendatang. Dengan kata lain, aktiva juga bisa disebut sebagai harta kekayaan yang dimiliki atas dasar keberhasilan dalam akuisisi penjualan. Dalam penerapannya, aktiva dibagi menjadi dua yakni aktiva lancar (uang, deposit dll) dan aktiva tetap (gedung, tanah, dll).
2. Kewajiban
Kewajiban biasa disebut sebagai hutang yang biasanya dimiliki sebuah bisnis, baik itu dalam bentuk uang maupun tempat, misalnya sewa gedung dll. Hutang ini juga dibagi ke dalam beberapa jenis berbeda seperti utang usaha ataupun uang muka.
3. Modal (Ekuitas)
Modal merupakan harta kepunyaan dari pemilik usaha ataupun investor yang digunakan sebagai modal sebuah usaha. Dengan kata lain, modal tidak digunakan untuk kepentingan pribadi melainkan digunakan sebagai aset awal sebuah bisnis dijalankan.
Baca Juga: Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Terlengkap
Fungsi dan Akun Buku Besar
Penulisan dalam Buku Besar harus dibuat secara runut sehingga tidak bingung ketika ingin melihatnya kembali. Oleh karena itu, biasanya setiap Buku Besar juga disesuaikan dengan akun-akunnya. Terdapat 2 akun Buku Besar yang harus kamu ketahui, yakni akun riil dan akun akun nominal. Apa perbedaan keduanya?
1. Akun Riil (Real Account)
Akun yang tercatat di dalam sini biasanya yang berasal dari Laporan Neraca, seperti: harta (aktiva), hutang, kewajiban dan modal (ekuitas).
2. Akun Nominal (Nominal Account)
Di dalam akun nominal, Laporan yang tercatat biasanya diambil dari Laporan Laba Rugi, meliputi pendapatan dan juga beban (pengeluaran).
Pencatatan di dalam Buku Besar sengaja dibuat agar bisa melihat bagaimana perbandingan Laporan Keuangan di periode sebelumnya dan periode selanjutnya. Lantas, apa lagi fungsi dari Buku Besar yang membuat semua pemilik usaha harus membuatnya.
- Meringkas data transaksi dalam satu periode.
- Untuk merincikkan pemasukkan dan pengeluaran dalam bisnis.
- Menyimpulkan data keuangan yang sebenarnya dimiliki sebuah bisnis.
Bentuk Buku Besar
Pada dasarnya, bentuk Buku Besar tidak memiliki aturan jadi setiap usaha bisa membuatnya secara manual. Namun, secara umum, ada dua buah bentuk yang biasanya digunakan, yakni Bentuk T dan Bentuk Skronto. Lantas, apa perbedaannya dan mana yang paling sering digunakan dalam pencatatan sebuah bisnis?
1. Bentuk T
Pertama, bentuk Buku Besar yang digunakan adalah bentuk T. Pencatatan dengan menggunakan bentuk ini lebih sederhana sehingga tidak semua detail dari akun tercatat sempurna. Dengan kata lain, bentuk T lebih menyiratkan sebuah Laporan Keuangan dengan cara merangkumnya ke dalam situasi yang lebih sederhana. Contohnya, seperti gambar yang tertera di atas.
2. Bentuk Skronto
Berbeda dibandingkan dengan “T”, bentuk skronto dibuat bisa dengan dua atau empat kolom sesuai dengan keinginan. Semakin banyak kolom yang digunakan, semakin detail catatan dari Laporan yang akan dibuat. Sebab, kamu bisa mencatat semuanya, mulai dari detail laporan, tanggal, keterangan waktu hingga alokasi dana. Kamu bisa lihat contohnya di atas.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Laporan Laba Rugi Serta Formatnya?
Buat Laporan dengan Mudah?
Membuat catatan Laporan Keuangan dan dimasukkan ke dalam Buku Besar memang bukanlah hal yang mudah. Kamu juga membutuhkan waktu lebih untuk melakukan hal tersebut. Belum lagi, kesalahan dalam menggunakan formula sehingga kamu harus menghitungnya secara ulang. Sebenarnya, kamu bisa mempermudah pencatatan Laporan Keuangan bisnis. Bagaimana caranya?
Kamu bisa menggunakan Software Akuntansi #1 di Indonesia, Paper.id. Bukan hanya Laporan Keuangan, kamu juga bisa melakukan pengiriman Invoice hingga pengelolaan stok yang handal. Mulai gunakan Paper.id sekarang sebab lebih dari 25 ribu pelaku usaha sudah merasakan hal tersebut. Jika kamu ingin memakai Paper.id secara Gratis, klik link di bawah ini.
- Kwitansi Pembelian Barang: Pengertian dan Contohnya - Desember 15, 2024
- Procurement: Definisi dan Jenisnya yang Wajib Dipahami Business Owner - Desember 6, 2024
- Promo Double Miles Untuk UNIVERSECARD Diperpanjang, Cek di Sini! - November 20, 2024