B2B pay later atau Buy Now, Pay Later (BNPL) ibarat jalur kredit untuk dunia usaha. Hal ini memungkinkan bisnis untuk membeli apa yang mereka butuhkan dari supplier tanpa langsung membayar di saat itu juga. Dengan skema ini, business owner bisa lebih leluasa mengelola temponya.
BNPL telah berkembang menjadi industri global, dan menurut penelitian terbaru dari Market.us, pasar BNPL secara global berkembang pesat dengan proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 25,3% dari tahun 2023 hingga 2032. Pada tahun 2022, perusahaan besar menguasai lebih dari 61% pangsa pasar BNPL global yang menunjukkan dominasi mereka dalam industri ini.
Dalam konteks B2B, BNPL atau pay later juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Banyak perusahaan B2B mulai mengadopsi model BNPL, sehingga kian tumbuh menjadi tren dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Lalu, apa saja tren B2B pay later tahun 2024? Simak di bawah ini.
1. Integrasi dengan Sistem Keuangan Bisnis
Melansir GDS Link, tren B2B Buy Now, Pay Later (BNPL) 2024 adalah integrasi ke dalam sistem keuangan bisnis. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil keputusan secara lebih cepat dengan menggunakan data terbaru dan menyederhanakan proses pembayaran.
Dengan adopsi BNPL, proses pembayaran, penagihan, dan pencatatan transaksi bisa diotomatisasi, menghasilkan efisiensi yang signifikan dalam operasi keuangan perusahaan. Ini berarti, BNPL bukan hanya alat untuk memfasilitasi pembelian, tetapi juga untuk meningkatkan kinerja keuangan dan operasional perusahaan secara keseluruhan.
Sebagai contoh, perusahaan seperti Amazon Business telah mengimplementasikan B2B Buy Now, Pay Later (BNPL) ke dalam sistem keuangannya. Mereka membuat pembayaran lebih mudah untuk mitra bisnisnya dan fleksibilitas dalam mengelola arus kas (cash flow).
Baca Juga: Paylater vs Kartu Kredit, Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Bisnis?
2. Penggunaan Artificial Intelligence (AI)
Pada sistem B2B Buy Now, Pay Later (BNPL), artificial intelligence (AI) berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan keamanan operasional bisnis. AI digunakan untuk menganalisis pola pembayaran, sehingga penyedia layanan bisa memperkirakan risiko pembayaran dari setiap buyer dengan lebih tepat dan memitigasi kerugian yang mungkin terjadi.
Sebagai contoh, perusahaan fintech asal Swedia, Klarna menggunakan ChatGPT dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan keuntungan mereka dalam layanan Buy Now, Pay Later (BNPL). Klarna juga menggunakan AI dalam menjalankan layanan pembayaran Buy Now, Pay Later (BNPL) mereka.
3. Fokus pada Keberlanjutan
Menurut GDS Link, penyedia BNPL B2B juga kemungkinan akan mempertimbangkan opsi pembayaran yang bertanggung jawab terhadap lingkungan atau fokus pada keberlanjutan. Langkah ini diharapkan dapat menarik minat lebih banyak buyer dan mitra yang peduli terhadap masalah lingkungan, yang pada gilirannya membantu memperluas pangsa pasar.
Sebagai contoh, perusahaan seperti PayPal yang menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang berkelanjutan ke dalam strategi mereka. PayPal juga menggunakan pendekatan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga mengeksplorasi inovasi lingkungan dalam produk dan layanannya.
Baca Juga: Arti Paylater, Berikut Penjelasan Singkatnya
4. Pengembangan Inovasi Produk
Pengembangan inovasi produk dalam konteks B2B pay later mengacu pada upaya perusahaan yang terus menciptakan produk dan layanan yang lebih baik dan inovatif. Dalam industri BNPL B2B, perusahaan terus mengeksplorasi cara baru untuk meningkatkan nilai tambah bagi buyer dan mitra bisnis mereka.
Umumnya dengan pengembangan platform digital yang lebih user-friendly, integrasi fitur-fitur baru yang mempermudah user, atau bahkan peningkatan dalam kemampuan analitik untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang keuangan bisnis.
Contohnya, Afterpay asal Australia sebagai platform pembayaran yang memungkinkan buyer untuk membeli produk dan membayarnya dengan metode angsuran tanpa bunga. Platform ini juga terintegrasi dengan aplikasi e-commerce.
5. Fokus pada Keamanan Data
Terakhir, tren B2B pay later juga mencakup upaya untuk meningkatkan perlindungan terhadap data dan transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan dan buyer mereka. Perkembangan teknologi, seperti enkripsi data menjadi prioritas dalam menjaga keamanan selama proses pembayaran.
Pay Later di Paper.id, Lancarkan Cash Flow Bisnismu
Meningkatnya keamanan data ini membuat buyer akan merasa lebih percaya dan aman saat menggunakan layanan B2B pay later. Hadirnya B2B pay later juga meningkatkan efisiensi dalam aliran kas bisnis karena memberikan opsi pembayaran yang fleksibel dengan lebih baik tanpa harus mengeluarkan dana tunai secara cepat.
Layanan B2B pay later tidak hanya tersedia di negara maju saja karena kini di Indonesia, kamu bisa menggunakan Paper.id yang menghadirkan platform pembayaran bisnis (B2B) dengan metode pay later. Kamu bisa mengontrol perputaran dana bisnis dengan tambahan tempo pembayaran melalui pay later di setiap transaksi ke supplier atau buyer.
Agar penagihan lancar, supplier juga tak perlu repot untuk membuat invoice manual dan mengingatkan buyer akan invoice yang perlu dibayar, karena Paper.id menyediakan fitur invoice digital dan invoice reminder yang secara otomatis mengingatkan buyer atas tagihannya. Dengan begitu, penagihan jadi lebih efisien.
Bagi buyer, bayar tagihan ke supplier jadi lebih mudah dengan berbagai metode pembayaran, seperti kartu kredit, transfer bank, Shopee, Tokopedia, Blibli, QRIS, hingga e-wallet. Ini semua gratis!
Tunggu apalagi, download Paper.id dengan klik tombol di bawah ini!
- Nikmati Promo Perjalanan Bisnis dan Hiburan Pakai Kartu Paper.id! - Oktober 31, 2024
- Cara Buat Kuitansi Online di Webapp dan Aplikasi Paper.id - Oktober 28, 2024
- Invoice Fraud: Pengertian, Contoh Kasus, & Cara Menghindari - Oktober 18, 2024