Di Indonesia, transaksi dengan virtual credit card (VCC) masih tergolong baru, namun menurut data dari KBV Research, di lingkup Asia Pasifik diperkirakan pasar VCC mengalami pertumbuhan sebesar 19,7% CAGR selama periode 2022 hingga 2028. Artinya, ada proyeksi bahwa VCC akan semakin diminati. 

Salah satu alasan mengapa VCC menjadi pilihan menarik adalah karena memberikan kemudahan dan kontrol yang lebih baik atas pengeluaran bisnis. Kamu bisa mengatur batas pengeluaran atau limit transaksi, serta menentukan tanggal kadaluarsa kartu, sehingga pembayaran invoice atau tagihan ke supplier menjadi lebih terkelola dan sesuai anggaran.

Lalu, bagaimana virtual credit card bisa membantu bisnis mengelola pembayaran ke supplier? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini sebagai bahan pertimbangan untuk bisnismu sebelum menggunakan kartu kredit virtual. 

1. Pembayaran Langsung Diproses

Pembayaran melalui virtual credit card atau kartu kredit virtual diproses secara langsung, sehingga supplier dapat menerima dana mereka lebih cepat. Sehingga, membantu supplier menjaga cash flow tetap sehat dan memenuhi kebutuhan buyer lebih efisien.

Dengan kartu virtual, invoice nantinya akan dibayar menggunakan nomor akun virtual yang berjumlah 16 digit. Nomor tersebut berbeda dengan nomor kartu kredit fisik aslinya. Saat transaksi dengan VCC pun umumnya dilengkapi kode one-time password (OTP).

Kode OTP berfungsi untuk meningkatkan keamanan transaksi, karena kode ini hanya berlaku untuk satu kali transaksi atau dalam waktu terbatas, sehingga mengurangi risiko penipuan. Buyer hanya perlu memasukkan kode OTP yang dikirimkan melalui SMS untuk melanjutkan transaksi.

Baca Juga: Cara Kerja Virtual Credit Card, Makin Praktis untuk Bisnis!

2. Rekonsiliasi Lebih Mudah 

Menggunakan virtual credit card, mempermudah proses rekonsiliasi karena sudah diotomatisasi atau terintegrasi dengan platform atau aplikasi penyedia layanan VCC. Terlebih, semua riwayat transaksi tercatat secara realtime dan akan diperbarui secara otomatis. 

Dengan cara ini, mencocokkan data antara catatan keuangan dan laporan bank menjadi lebih cepat, serta membuat laporan keuangan menjadi lebih mudah. Integrasi ini juga membantu melacak transaksi dengan lebih jelas dan akurat, sehingga pengelolaan dan pemantauan pengeluaran perusahaan menjadi lebih sederhana dan efisien.

3.  Lebih Fleksibel Mengatur Limit Transaksi

Menurut Statrys, pembayaran ke supplier menjadi lebih terorganisir karena kartu kredit virtual memungkinkan penggunanya untuk menetapkan batas pengeluaran atau limit untuk suatu transaksi. Sehingga, mencegah pengeluaran yang berlebihan, khususnya untuk bisnis yang sering membeli stok barang ke berbagai supplier atau vendor secara online.

Kartu virtual memiliki limit mulai dari 30jt sampai dengan 60jt, seperti virtual credit card dari Paper.id bernama Paper Virtual Card. Untuk biaya transaksinya sendiri sebesar 1.5% (Paper+) dan 1.9% (tanpa Paper+) dengan cashback 0.1%. Kamu juga bisa mendapatkan tempo pembayaran sampai dengan 45 hari.

Baca Juga: Tren Penggunaan Credit Card Dalam Transaksi B2B

4. Transaksi Tanpa Kartu Fisik

Seperti namanya, virtual credit card (VCC) atau kartu kredit virtual tidak memiliki bentuk fisik layaknya kartu kredit pada umumnya. Ini karena VCC hanya tersedia secara digital, tetapi memiliki detail informasi yang sama dengan kartu kredit fisik seperti nomor kartu, tanggal kadaluarsa, dan kode CVV.

Saat melakukan transaksi online, kamu hanya perlu memasukkan detail kartu virtual (nomor, tanggal kadaluarsa, dan CVV) atau nomor akun virtual, hanya saja tidak membutuhkan mesin EDC. Seperti yang sudah dijelaskan, transaksi juga dilengkapi dengan kode OTP (one-time password (OTP) yang berlaku untuk satu kali transaksi. 

5. Biaya Transaksi Lebih Rendah

Banyak virtual credit card menawarkan biaya transaksi yang lebih rendah dibandingkan dengan kartu kredit konvensional atau metode pembayaran lainnya. Ini bisa menghemat biaya yang perlu dikeluarkan buyer saat membayar invoice atau tagihannya ke supplier

Tak hanya itu, proses pembuatannya pun mudah dilakukan secara online melalui platform atau aplikasi penyedia layanan keuangan. Jika kamu mengajukan VCC untuk bisnis, kamu akan diminta untuk memberikan informasi tambahan tentang perusahaan, seperti nama perusahaan, nomor registrasi, hingga informasi kontak. 

Kini, sudah hadir virtual credit card untuk bisnis bernama Paper Virtual Card. Ini adalah kartu kredit virtual yang disediakan oleh Paper.id untuk business owner pemula yang ingin meningkatkan jumlah transaksi dan merasakan manfaat perpanjangan tempo. 

Kartu kredit virtual ini hanya bisa digunakan di platform Paper.id untuk kebutuhan bisnis. Adapun, manfaat Paper Virtual Card untuk business owner sebagai berikut:

  • Tempo pembayaran s.d 50 hari 
  • Biaya transaksi 1.5% (Paper+) dan 1.9% (tanpa Paper+) dengan cashback 0.1%
  • Bayar tagihan ke supplier lebih mudah

Tunggu apalagi? Ini semua gratis!