Secara global, kartu kredit telah menjadi bagian besar dari berbagai transaksi, baik personal maupun untuk bisnis. Menurut Global Data, nilai transaksi kartu kredit di Indonesia mencapai 71.8 juta dolar AS di tahun 2023. Dalam 4 tahun ke depan, angka ini bahkan diperkirakan tumbuh hingga 10%, lho. 

Pertumbuhan yang cukup pesat ini membuka harapan bagi penggunaan kartu kredit lebih dari untuk kebutuhan pribadi, namun juga untuk bisnis. Meski penetrasi kartu kredit di Indonesia baru 5% saja, namun bisnis kartu kredit terus bergerak dengan kurva menanjak setiap tahunnya.

Pasalnya, kartu kredit memang memberi banyak manfaat khususnya terkait mempermudah pengelolaan cash flow usaha. Dengan menggunakan kartu kredit, pembayaran bisnis bisa dilakukan tepat waktu di muka, namun dari sisi bisnis, kamu bisa mencicil pembayaran dalam kurun waktu tertentu, sehingga kamu mendapatkan tempo tambahan.

Nah, pada perkembangannya, selain kartu kredit bisnis biasa yang sudah semakin banyak dikenal orang, telah muncul juga Virtual Credit Card (VCC) seiring makin canggihnya teknologi. Seperti namanya, VCC membuat penggunaan kartu kredit tak lagi membutuhkan kartu fisik sehingga semakin mudah.

Sebagai pebisnis, penting bagimu untuk memahami keduanya sehingga bisa memutuskan mana yang lebih baik untuk bisnismu. Pasalnya, meski mirip, keduanya punya plus minus yang berbeda. Yuk, simak selengkapnya dalam artikel ini!

Virtual Credit Card dan Kartu Kredit, Apa Bedanya?

Virtual credit card: tanpa fisik, banyak manfaat

Sesuai namanya yang mengandung kata “virtual”, VCC hanya tersedia dalam bentuk digital saja. Tidak jauh beda dengan kartu kredit biasa yang mempunyai wujud fisik, VCC juga bisa digunakan untuk berbagai jenis transaksi. Namun, sebagai pebisnis, tentu kamu ingin berfokus pada transaksi bisnis.

Bagi bisnis khususnya di sektor B2B, salah satu keutamaan dari VCC selain kepraktisannya adalah keamanannya.

Ternyata, virtual credit card dinilai lebih aman dibanding kartu kredit bisnis reguler. Pasalnya, penggunaannya bisa dibatasi untuk merchant spesifik saja. Limit-nya pun bisa diatur sesuai kebutuhan. Misalnya, kamu sebagai pebisnis menyediakan virtual credit card untuk keperluan divisi marketing sebesar Rp20 juta sebagai batas maksimalnya. Maka, tim tidak akan bisa “menggesek” kartu untuk pengeluaran yang lebih dari nominal tersebut. 

Virtual credit card juga bisa dibatasi untuk sekali pakai saja sehingga mengurangi kemungkinan penyalahgunaan. Belum lagi, VCC juga sulit untuk dicuri atau hilang karena formatnya digital. 

Baca Juga: Cara Membuat Virtual Credit Card Cukup 5 Langkah, Lebih Mudah!

Kartu kredit bisnis konvensional, tetap dapat diandalkan

Meski virtual credit card punya banyak kelebihan, tidak salah juga kartu kredit bisnis konvensional. 

Saat ini, kartu kredit fisik masih jadi andalan kebanyakan orang dan diterima di mana-mana, berbeda dengan virtual credit card yang mungkin belum semua vendor menyediakan penerimaan pembayarannya.  Akan sangat berguna bagi perwakilan bisnis untuk berjaga-jaga dan memiliki kartu kredit bisnis fisik apalagi misalnya jika harus bepergian untuk business trip, karena kamu tidak selalu bisa memastikan bahwa tempat tujuan mampu melayani kartu kredit bisnis virtual.

Karena memiliki wujud fisik, kartu ini bisa digunakan untuk transaksi bisnis secara langsung di tempat maupun secara online.

Pertimbangan saat Membuat Pilihan untuk Bisnismu

Ada beberapa hal yang perlu dipikirkan sebelum memilih untuk menggunakan virtual credit card ataupun kartu kredit konvensional untuk bisnismu. 

1. Keamanan

Terkait keamanan, kartu kredit virtual umumnya lebih aman karena menggunakan nomor kartu yang hanya berlaku untuk transaksi tertentu atau periode waktu terbatas. Ini mengurangi risiko penipuan jika nomor kartu dicuri.

Sementara, kartu kredit konvensional memiliki risiko keamanan yang lebih tinggi, terutama jika digunakan untuk transaksi online atau jika informasi kartu jatuh ke tangan yang salah.

Baca Juga: Pilihan Legit, Ini 5 Alasan Kenapa Pebisnis Perlu Pakai Virtual Credit Card

2. Fleksibilitas penggunaan

Kartu kredit virtual biasanya terbatas pada penggunaan online atau transaksi non-fisik, karena tidak memiliki wujud kartu yang dapat dipegang. Kalau merchant pilihanmu mengharuskan transaksi dengan EDC fisik, hal ini bisa jadi kendala. 

Di sisi lain, hal ini tidak akan jadi masalah jika menggunakan kartu kredit konvensional. Secara umum, masih lebih banyak merchant yang familier dengan kartu kredit fisik.

3. Pengelolaan pengeluaran

Jika menginginkan pengelolaan keuangan yang lebih praktis dan aman, virtual credit card memberikan kemudahan lebih dalam menetapkan limit pengeluaran tim atau proyek tertentu dibanding kartu kredit konvensional. 

Meskipun, sebenarnya kartu kredit konvensional juga memiliki fitur pengelolaan pengeluaran. Hanya saja, kontrolnya tidak semudah dan seketat kartu kredit virtual, khususnya terkait penetapan batas transaksi per pemegang kartu.

4. Biaya

VCC biasanya menawarkan biaya yang lebih rendah, karena tidak ada biaya pemeliharaan fisik kartu. Sementara, kartu kredit konvensional umumnya mengenakan biaya tahunan, biaya penarikan tunai, dan biaya-biaya lainnya.

5. Kemudahan dan kecepatan penerbitan

Karena tidak punya wujud fisik, virtual credit card lebih cepat untuk diterbitkan. Kamu tidak perlu lama menunggu kartunya dicetak dan dikirim ke rumah. Jika sudah di-approve, maka kartu kredit virtual-mu bisa langsung segera dipakai, sehingga cocok untukmu yang ingin punya kartu kredit untuk bisnis dalam jangka waktu dekat.

Pemilihan antara kartu kredit virtual dan kartu kredit konvensional sangat bergantung pada kebutuhan spesifik bisnismu. Jika keamanan, fleksibilitas pengelolaan pengeluaran, dan kecepatan penerbitan adalah prioritas, kartu kredit virtual mungkin lebih sesuai. 

Namun, kalau kamu butuh fleksibilitas penggunaan yang lebih luas dan memiliki hubungan dengan banyak pemasok yang mungkin lebih nyaman dengan metode pembayaran konvensional, kartu kredit konvensional bisa menjadi pilihan yang lebih baik. 

Yang penting, evaluasi kebutuhan bisnismu terlebih dahulu secara menyeluruh sebelum membuat keputusan.

Nah, Paper Virtual Card adalah salah satu opsi yang jadi pertimbangan untuk bisnismu. Kartu kredit virtual dari Paper.id ini memungkinkan kamu untuk punya tambahan tempo hingga 50 hari dengan cashback 0,1 di setiap transaksi.

Pengajuannya gampang, dan limit-nya bisa hingga Rp100 juta!

Dengan PVC, kamu bisa membuat cash flow bisnis makin optimal lagi. Yuk, simak selengkapnya di sini dan daftarkan bisnismu ke Paper.id untuk bisa jadi eligible sebagai pemilik kartu kredit virtual ini!

Nadiyah Rahmalia