Dalam dunia bisnis, terutama yang melibatkan transaksi lintas negara, ada satu risiko penting yang sering kali kurang diperhatikan, yaitu settlement risk.
Bayangkan kamu memiliki perusahaan ekspor di Indonesia yang menjual barang ke buyer di Eropa.
Meskipun produk telah dikirim, ada kemungkinan mereka gagal memenuhi pembayaran tepat waktu karena perbedaan zona waktu, masalah teknis dalam sistem pembayaran, atau bahkan kegagalan bank.
Tentu, risiko tersebut bisa menyebabkan kerugian finansial yang tidak sedikit dan memengaruhi cash flow perusahaan, terutama jika transaksi melibatkan jumlah besar.
Lantas, apa itu settlement risk, mengapa penting untuk dipahami, dan bagaimana cara mengelolanya? Untuk itu, berikut pembahasan lengkap mengenai settlement risk di bawah ini!
Apa Itu Settlement Risk?
Settlement risk, atau risiko penyelesaian, adalah risiko kegagalan salah satu pihak dalam menyelesaikan kewajibannya dalam sebuah transaksi.
Risiko ini sering muncul dalam transaksi keuangan lintas negara, di mana ada keterlibatan mata uang yang berbeda, zona waktu, dan sistem pembayaran yang tidak seragam yang menyebabkan kerugian besar, baik secara finansial maupun reputasi.
Misalnya, bayangkan lagi kamu menjalankan bisnis ekspor di Indonesia dan menjual produk kepada pembeli di Eropa. Kamu sepakat untuk menerima pembayaran dalam Euro, sedangkan kamu mengirimkan barang dari Indonesia.
Settlement risk muncul ketika buyer gagal membayar setelah kamu mengirimkan barang, atau sistem pembayaran gagal menyelesaikan transfer dana tepat waktu.
Baca Juga: Ini 5 Kendala Transfer Luar Negeri yang Sering Dialami Bisnis
Mengapa Settlement Risk Penting?
Dalam transaksi antar negara, settlement risk seringkali diperburuk oleh:
- Perbedaan Zona Waktu: Bank di negara berbeda bekerja pada jadwal yang tidak selalu selaras. Ini bisa memperlambat atau bahkan menggagalkan penyelesaian transaksi.
- Volatilitas Mata Uang: Nilai tukar mata uang yang tidak stabil dapat memengaruhi nilai pembayaran.
- Kegagalan Sistem: Ketergantungan pada teknologi juga membawa risiko jika terjadi gangguan sistem.
Settlement risk bukan hanya berdampak pada bisnis besar seperti perusahaan multinasional, tetapi juga pada usaha kecil-menengah yang baru mulai memperluas pasar ke luar negeri.
Oleh karena itu, risiko ini dapat memengaruhi:
1. Cash flow perusahaan
Keterlambatan pembayaran dapat membuat perusahaan kesulitan memenuhi kewajiban operasional, seperti membayar gaji karyawan atau membeli bahan baku.
2. Kepercayaan mitra bisnis
Gagal menyelesaikan transaksi tepat waktu dapat merusak hubungan bisnis yang sudah terjalin.
3. Keamanan Finansial
Ketidakpastian dalam transaksi lintas negara dapat menyebabkan kerugian yang sulit diprediksi.
Contoh nyata Settlement Risk
Untuk lebih memahami, mari kita lihat contoh berikut:
1. Kasus pembayaran valuta asing (FX)
Misalnya, kamu seorang importir di Indonesia membeli mesin dari produsen di Jepang. Transaksi disepakati dalam Yen, tetapi bank importir mengalami gangguan sistem. Akibatnya, produsen Jepang tidak menerima pembayaran tepat waktu, meskipun barang sudah dikirim. Di sini, settlement risk merugikan produsen.
2. Skenario perdagangan
Sebagai contoh, ada seorang pedagang online menjual barang ke pelanggan di Amerika Serikat. Karena perbedaan zona waktu, pembayaran yang diharapkan tertunda hingga keesokan harinya.
Jika pedagang telah memproses pengiriman barang tanpa konfirmasi pembayaran, mereka bisa menghadapi risiko kehilangan modal. Hal ini juga bisa menimbulkan kesulitan dalam memenuhi pesanan berikutnya jika keuangan menjadi terhambat.
Bagaimana Mengelola Settlement Risk?
Untungnya, ada berbagai cara untuk mengelola settlement risk, termasuk:
1. Menggunakan penyedia jasa pembayaran yang terpercaya
Sistem seperti CLS (Continuous Linked Settlement) dapat membantu mengurangi risiko dengan menyinkronkan pembayaran di berbagai zona waktu.
2. Memanfaatkan hedging
Perusahaan dapat melindungi nilai transaksi dengan instrumen derivatif seperti forward atau swap untuk mengunci nilai tukar mata uang.
3. Membangun hubungan baik dengan mitra bisnis
Kepercayaan adalah aset penting dalam mengurangi risiko gagal bayar.
4. Diversifikasi sistem pembayaran
Jangan bergantung pada satu metode pembayaran. Memiliki beberapa opsi dapat memberikan fleksibilitas jika salah satu sistem gagal.
Baca Juga: 5 Alasan Transfer ke Luar Negeri Gagal, Lebih Teliti!
Settlement risk adalah risiko yang nyata, tetapi sering kali dianggap sebagai hal kecil hingga masalah muncul. Dengan memahami apa itu settlement risk dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, kamu dapat melindungi bisnis dari potensi kerugian besar.
Untuk transfer baik luar negeri maupun dalam negeri, pastikan kamu menggunakan platform yang dapat dipercaya, seperti Paper.id.
Paper.id adalah platform invoicing dan pembayaran bisnis yang menghadirkan invoice digital serta pembayaran dengan 30+ opsi, termasuk kartu kredit.
Yuk, pelajari selengkapnya tentang Paper.id dengan klik tombol berikut ini.
Lalu, registrasikan bisnismu ke Paper.id untuk menikmati semua fitur bermanfaatnya agar bisnismu makin optimal!
- Ini Cara Cari Buyer Luar Negeri, Cocok Buat Eksportir! - Februari 4, 2025
- Perbedaan Kliring dan RTGS yang Wajib Kamu Ketahui Sebagai Pebisnis! - Februari 4, 2025
- Memahami Settlement Risk dalam Bisnis: Risiko yang Sering Terlupakan - Februari 4, 2025