Mau mulai jualan online tapi bingung harus stok barang sendiri atau tidak? Nah, jadi reseller bisa jadi langkah awal yang tepat buat kamu. Tanpa perlu repot produksi sendiri, kamu bisa langsung jual produk dari supplier dengan sistem yang lebih fleksibel.

Tapi, jangan salah, reseller dan dropshipper itu beda, lho! Meskipun sama-sama menjual produk orang lain, cara kerja dan tanggung jawabnya tidak sama. 

Agar kamu tidak salah pilih, yuk kenali dulu apa itu reseller, bagaimana cara kerjanya, tips sukses jadi reseller, dan perbedaannya dengan dropshipper. Simak selengkapnya di bawah!

Apa Itu Reseller?

Reseller adalah seseorang yang membeli barang dari supplier atau produsen, lalu menjualnya kembali kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan. Tujuannya bukan untuk dipakai sendiri, melainkan sebagai bagian dari aktivitas jual beli.

Secara bahasa, kata ‘reseller’ berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu ‘re’ yang berarti ‘kembali’ dan ‘sell’ yang artinya ‘menjual’. Jadi, reseller berarti orang yang menjual kembali barang yang telah ia beli.

Misalnya, kamu membeli tas secara grosir dalam jumlah besar. Kemudian, kamu jual kembali tas-tas itu satu per satu ke konsumen. Nah, di situlah kamu sudah menjalankan peran sebagai reseller, yaitu sebagai penjual yang menjual kembali produk dari pihak lain.

Namun, sebagai reseller, mengelola penjualan dan mencatat setiap transaksi jadi hal penting agar bisnis kamu tetap lancar. Supaya urusan invoicing dan pembayaran makin rapi, kamu bisa andalkan Paper.id. 

Dengan Paper.id, kamu bisa buat invoice profesional dalam hitungan detik, kirim ke pembeli, dan pantau status pembayarannya langsung dari satu platform. Praktis, efisien, dan pastinya membantu kamu fokus mengembangkan bisnis.

Tidak hanya itu, kamu juga bisa memanfaatkan Paper.id untuk penagihan pembayaran dari pelanggan atau bayar supplier lebih efisien karena tersedia 30+ metode pembayaran, termasuk kartu kredit dan cicilan.

Yuk, coba kelola invoicing dan pembayaran di Paper.id sekarang dengan cara klik tombol di bawah!

Baca juga: Apa Itu Produsen? Jenis, Tujuan, Peran, dan Contohnya dalam Bisnis

Cara Kerja Reseller

Secara umum, sistem kerja reseller adalah dengan membeli produk dari supplier, lalu menjualnya kembali ke konsumen. Karena produk yang kamu jual berasal dari pihak lain, kualitasnya pun sangat tergantung pada supplier yang kamu pilih.

Itulah kenapa penting sekali untuk bekerja sama dengan supplier yang terpercaya, punya produk berkualitas, dan layanan yang aman. Masih bingung seperti apa proses menjadi reseller? Yuk, simak langkah-langkahnya berikut ini!

1. Siapkan modal usaha

Hal pertama yang harus kamu pikirkan tentu saja modal. Tanpa modal, kamu tidak bisa beli produk dari supplier. Tapi tenang aja, jika kamu masih pemula, modal yang dibutuhkan tidak perlu besar kok.

Kamu bisa mulai dengan membeli 1–5 produk dulu sebagai percobaan. Jadi, kamu bisa tahu apakah produk tersebut layak dijual dan bagaimana minat pasar terhadapnya.

2. Tentukan produk yang mau dijual

Langkah berikutnya adalah memilih jenis produk yang ingin kamu jual. Apakah kamu ingin jual produk kecantikan, fesyen, gadget, atau yang lainnya? Tipsnya, pilih produk yang sesuai dengan minat kamu.

Misalnya, jika kamu suka dunia fashion, menjual baju bisa jadi pilihan yang tepat. Karena kamu sudah akrab dengan produknya, kamu juga jadi lebih paham mana barang yang berkualitas, dan bisa lebih percaya diri saat menjelaskan ke calon pembeli.

3. Pilih supplier yang tepat

Memilih supplier itu penting sekali, karena mereka adalah sumber utama produk yang kamu jual. Jika salah pilih, bisa-bisa kamu justru menjual barang dengan kualitas buruk dan bikin pelanggan kecewa.

Cobalah untuk ngobrol langsung dengan calon supplier. Tanyakan soal harga, kualitas barang, dan sistem kerjasamanya. Bandingkan beberapa supplier sebelum kamu memutuskan mana yang paling pas buat kamu ajak kerja sama.

4. Mulai promosi dan jualan

Setelah punya produk dan supplier, saatnya memasarkan produkmu! Gunakan berbagai platform online seperti media sosial, e-commerce, atau bahkan website pribadi.

Manfaatkan kreativitasmu buat bikin konten menarik, foto produk yang bagus, dan penawaran yang bikin calon pelanggan tertarik. Semakin aktif kamu promosi, semakin besar juga peluang dapat pembeli.

Baca Juga: Antara Supplier dan Produsen, Apa Bedanya?

5. Bangun hubungan baik dengan supplier dan pelanggan

Bisnis reseller tidak cuma soal jualan, tapi juga tentang menjaga hubungan yang baik, baik dengan supplier maupun pelanggan. Supplier yang bisa dipercaya itu langka, jadi jika kamu sudah ketemu yang cocok, jagalah kerjasama itu dengan baik.

Begitu juga dengan pelanggan. Balas chat mereka dengan cepat, layani dengan ramah, dan sesekali kasih bonus kecil atau diskon buat pembelian berikutnya. Hal-hal kecil seperti itu bisa bikin mereka jadi pelanggan setia.

Tips Menjadi Reseller yang Sukses

Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba untuk menjadi reseller yang sukses:

1. Pahami kondisi pasar dan amati kompetitor

Sebelum menentukan produk yang akan kamu jual, penting untuk melihat kondisi pasar terlebih dahulu. Coba cari tahu, apakah produk tersebut sedang banyak dicari orang? Apakah termasuk kebutuhan yang rutin dibeli?

Jika ternyata peminatnya masih sedikit atau kurang stabil, mungkin kamu bisa pertimbangkan produk lain yang lebih potensial. Selain itu, jangan lupa perhatikan juga jumlah pesaing yang menjual produk serupa. Semakin banyak kompetitor, kamu harus siap dengan strategi yang lebih kuat agar tetap bisa bersaing.

2. Tambahkan produk secara berkala

Menambah variasi produk bisa membuat tokomu terlihat lebih lengkap dan menarik. Pelanggan jadi punya lebih banyak pilihan, dan peluang penjualan pun meningkat.

Bukan cuma soal angka penjualan, menambah produk juga bisa membantu membangun kepercayaan pembeli terhadap tokomu. Mereka akan melihat bisnismu terus berkembang dan serius dalam menyediakan berbagai kebutuhan pelanggan.

3. Tingkatkan kualitas layanan

Layanan yang baik bisa jadi pembeda utamamu dibanding penjual lain. Pembeli cenderung balik lagi ke toko yang fast response, ramah, dan proses order-nya cepat.

Beberapa hal yang bisa kamu tingkatkan misalnya, mempercepat waktu pengiriman, cepat membalas chat pelanggan, dan memastikan stok selalu tersedia. Supaya lebih mudah dikelola, kamu bisa pakai platform omnichannel untuk memantau semua aktivitas penjualan dari satu tempat.

4. Aktif promosi dan bangun hubungan dengan pelanggan

Jangan hanya menunggu pembeli datang. Kamu perlu aktif promosi di media sosial, e-commerce, atau platform lainnya. Sambil promosi, kamu juga bisa bangun komunikasi yang baik dengan pelanggan.

Menyapa mereka lewat DM, membalas komentar, atau kasih update promo bisa jadi cara sederhana tapi efektif untuk membangun hubungan jangka panjang. Ketika hubungan itu terjaga, pelanggan pun jadi lebih loyal dan tidak ragu belanja lagi.

5. Gunakan strategi yang fleksibel

Dalam bisnis reseller, strategi itu penting. Tapi jangan terpaku hanya pada satu cara. Terus evaluasi strategi yang kamu gunakan, apa yang berhasil, dan mana yang kurang efektif?

Jika kamu nemu strategi baru yang lebih praktis dan bisa hasilkan penjualan lebih tinggi, tidak ada salahnya untuk dicoba. Intinya, tetap terbuka dengan ide-ide baru agar bisnismu terus berkembang.

6. Kelola keuangan dengan rapi

Penjualan yang bagus akan lebih bermanfaat jika kamu juga pintar mengelola keuangan. Catat semua pengeluaran dan pemasukan secara rinci. Hal ini akan membantumu tahu ke mana saja uang bisnis mengalir.

Dengan catatan yang rapi, kamu bisa lebih mudah menganalisis performa bisnis, menghindari pemborosan, dan mengambil keputusan finansial yang lebih bijak ke depannya.

7. Lakukan evaluasi secara berkala

Evaluasi itu penting untuk tahu apakah strategi dan produk yang kamu tawarkan sudah tepat. Kamu bisa lakukan evaluasi bulanan atau per kuartal, tergantung kebutuhan.

Dari hasil evaluasi, kamu bisa tahu produk mana yang kurang laku, strategi mana yang harus diubah, dan bagian mana yang perlu ditingkatkan. Dengan begitu, bisnismu akan semakin efisien dan siap bersaing dalam jangka panjang.

Perbedaan Reseller dan Dropshipper

Masih banyak orang yang mengira bahwa reseller dan dropshipper adalah hal yang sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dari segi cara kerja dan tanggung jawab masing-masing.

Salah satu perbedaan paling jelas terletak pada pengelolaan stok barang. Seorang reseller biasanya perlu membeli dan menyimpan produk terlebih dahulu sebelum menjualnya kembali. Artinya, mereka harus menyiapkan modal awal serta tempat penyimpanan untuk stok barang.

Sementara itu, dropshipper tidak perlu menyetok barang. Mereka cukup memasarkan produk milik supplier, dan jika ada pesanan, supplier-lah yang akan langsung mengirimkan barang kepada pembeli atas nama dropshipper. Sistem ini membuat dropshipper tidak membutuhkan modal besar atau tempat usaha sendiri, karena seluruh proses pengiriman ditangani langsung oleh supplier.

Namun, perlu diketahui juga bahwa sistem dropship memiliki keterbatasan. Karena biasanya dropshipper tidak terdaftar sebagai mitra resmi dari supplier, mereka mungkin tidak memperoleh keuntungan tambahan seperti harga grosir, program loyalitas, atau dukungan khusus yang umumnya diberikan kepada agen reseller resmi.

Baca Juga: Definisi Supplier, Jenis-Jenisnya, Tugas Utama, dan Manfaat Bekerja Sama

Menjadi reseller bisa jadi jalan pintas yang cerdas untuk memulai usaha tanpa ribet produksi barang sendiri. Tapi bukan berarti kamu bisa asal jalan, ya! Mulai dari memilih produk, mencari supplier terpercaya, hingga membangun hubungan dengan pelanggan, semuanya butuh strategi dan konsistensi.

Supaya bisnismu makin lancar, jangan lupa untuk mengelola keuangan, mencatat transaksi, dan membuat invoice secara profesional. Semua itu bisa kamu lakukan dengan lebih mudah lewat Paper.id.

Bukan cuma buat invoicing, kamu juga bisa melakukan penagihan pembayaran hingga membayar supplier dengan berbagai metode, semua dari satu platform!

Yuk, kelola bisnis reseller kamu dengan lebih rapi dan efisien bersama Paper.id!

SEO Content Writer at Paper.id
SEO Content Writer dengan pengalaman lebih dari 3 tahun sebagai SEO Marketing dan Content Writer di berbagai industri, termasuk OTT (Over The Top), media online, teknologi, dan pusat pelatihan.
Muhamad Dika Wahyudi