Saat membuat laporan keuangan yang akurat dan valid, maka perlu menerapkan prinsip dasar akuntansi.
Apalagi, para akuntan memang harus bisa menjalankan prinsip akuntansi dengan baik, terstruktur, dan juga sudah memenuhi standar.
Pada dasarnya, prinsip dasar akuntansi adalah dasar dalam cara melakukan proses akuntansi. Prinsip ini juga dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan.
Oleh karena itu, yuk, pahami penjelasan lengkap tentang prinsip-prinsipnya di sini!
Prinsip Dasar Akuntansi
Setidaknya, ada 10 prinsip dasar akuntansi yang sering digunakan hingga sekarang. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
Prinsip yang pertama adalah entitas ekonomi. Seperti apa entitas ekonomi? Entitas sendiri merupakan badan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha. Lalu, apa manfaat prinsip entitas ekonomi bagi akuntansi dan perusahaan?
Jadi, entitas ekonomi adalah informasi ekonomi yang berasal dari perusahaan. Lalu, perusahaan tersebut harus independen atau berdiri sendiri.
Laporan keuangannya tidak boleh digabung dengan keuangan pribadi agar mudah dikelola baik.
Misalnya, Pak Budi punya sebuah perusahaan dan ingin mengetahui cash flow atau laju keuangannya. Oleh sebab itu, diperlukan adanya laporan keuangan.
Adanya laporan yang dibuat tidak boleh bercampur dengan keuangan pribadinya.
Dengan begitu, manfaat prinsip entitas ekonomi bagi akuntansi adalah berguna untuk mendapatkan data penghasilan di perusahaan tadi sehingga dapat diketahui dengan baik.
2. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Selanjutnya adalah biaya historis yang dilakukan dengan menulis semua biaya keluar agar bisa mendapatkan barang. Artinya, prinsip ini menulis setiap pengeluaran untuk mendapatkan barang yang diinginkan.
Tidak hanya berlaku pada barang, tetapi juga pada jasa yang diperoleh dari biaya tersebut. Contohnya adalah ketika membeli modem/router internet.
Biaya yang dicatat tidak hanya dari harga modem tersebut, tetapi juga jasa pemasangan WiFi, biaya teknis, sampai biaya transportasi juga perlu dihitung.
Baca Juga: Inilah Kode Akun Akuntansi dari Pengertian hingga Jenisnya
3. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)
Prinsip akuntansi ini menjelaskan bagaimana cara yang perlu dilakukan untuk membuat usaha selalu berjalan dan berkesinambungan.
Prinsip ini mengedepankan perusahaan agar bisa terus berjalan. Dengan begitu, perlu melakukan berbagai cara yang baik.
Namun, usaha tersebut bisa dihentikan jika ada hal khusus yang membuatnya berhenti.
4. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)
Telah diketahui bahwa setiap perusahaan atau organisasi harus membuat laporan keuangan. Hal tersebut menjadi penting karena pencatatan itu akan membantu orang menganalisis perkembangan keuangan sampai dengan transparansi yang jelas.
Nantinya, penyajian informasi tersebut akan lebih dinilai dengan objektif sepenuhnya. Jika mengacu pada prinsip ini, informasi keuangan yang diberikan harus detail dan terperinci sehingga akuntan bisa mengambil kebijakan dari laporang yang ada.
Sebaliknya, laporan yang tidak lengkap sangat riskan untuk membuat salah paham. Nantinya, langkah yang akan diambil kedepannya bisa salah.
Laporan keuangan yang ambigu akan mengundang banyak pertanyaan yang harus dicarikan jawabannya sehingga ini akan memakan waktu.
5. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Dalam prinsip akuntansi pengakuan pendapatan, diketahui bahwa pendapatan adalah hasil penjualan barang atau jasa.
Pendapatan ini akan mendapatkan harta dan Aliran hartanya harus selalu dihitung setiap jangka waktu tertentu.
Prinsip pengakuan pendapatan membuat kita harus “mengakui” uang yang masuk tersebut sebagai penghasilan/pendapatan.
Misalnya, selama satu bulan kamu berhasil menjual baju sampai memperoleh Rp 4 juta. Nah, uang tersebut harus diakui sebagai hasil dari pendapatan.
Baca Juga: Etika Profesi Akuntansi: Definisi hingga Tantangannya
6. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Prinsip dasar akuntansi lainnya adalah matching principle. Dalam prinsip ini, harus ada perbandingan dari pendapatan tersebut dengan biaya pengeluarannya.
Prinsip mempertemukan wajib diterapkan pada perusahaan karena bisa mengetahui untung ruginya.
Setelah dibandingkan, kamu bisa mendapatkan hasil pendapatan yang diperoleh dari perusahaan tadi. Jika pendapatan tersebut lebih besar dibandingkan pengeluaran, maka disebut dengan untung. Sebaliknya, jika malah kecil dibandingkan pengeluaran maka disebut rugi.
7. Prinsip Periode Akuntansi (Period Principle)
Untuk prinsip akuntansi ini berkaitan dengan waktu. Setiap laporan keuangan yang dibuat harus ditulis dengan terstruktur dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya, membuat laporan keuangan satu bulan sekali, 3 bulan sekali, sampai dengan satu tahun.
Adanya jangka waktu tersebut memudahkan pelaporan keuangan diketahui secara jelas sesuai dengan waktunya. Akan lebih baik jika jangka waktunya tidak terlalu lama agar bisa menganalisis secara berkala.
Pembuat laporan ini nantinya harus menjelaskan keuangan dari kurun waktu yang ditentukan. Bisa juga dengan menampilkan grafik keuangan.
Jadi, setiap jangka waktu tersebut akan didapatkan hasil tren keuangan apakah semakin naik atau semakin menurun.
Jika perusahaan mengambil jangka waktu sebulan sekali, artinya pembuatan laporan dilakukan selama sekitar 30 hari. Misalnya, 1 januari ke 1 februari.
8. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip akuntansi selanjutnya adalah konsistensi. Konsistensi adalah ketetapan yang dilakukan secara berkelanjutan. Inilah yang juga diterapkan dalam membuat laporan keuangan.
Untuk Laporan keuangan harus dibuat dengan format yang sama dan tidak boleh berubah-ubah. Hal ini agar mudah dibaca dan tidak membuat orang kebingungan untuk menginterpretasikannya.
Metode yang digunakan untuk menjalankan prinsip akuntansi harus sama dan dijadikan sebagai standar kebijakan perusahaan.
Sistem dari rumus keuangan juga tidak boleh berganti semaunya. Sebab, bisa menyulitkan pembaca untuk menilai dan membandingkannya dengan laporan sebelumnya.
9. Prinsip Satuan Moneter (Monetary Unit Principle)
Prinsip satuan moneter mewajibkan semua keuangan harus memakai satuan moneter atau mata uang tertentu. Hal ini penting agar formatnya menjadi sama semua sehingga perhitungannya menjadi mudah. Contoh, laporan keuangan dengan memakai dollar, rupiah, atau yen semua.
Baca Juga: Memahami Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang, Pebisnis Wajib Paham!
10. Prinsip Materialitas (Materiality Principle)
Laporan keuangan yang dibuat adalah pencatatan yang bernilai dan ini harus diakui. Setiap pencatatan keuangan tersebut tidak terlepas dari nominal dan material.
Jadi, setiap informasi yang diberikan dapat mempengaruhi keputusan tentang bagaimana cara menjaga nilai tersebut.
Nah, itulah 10 prinsip dasar akuntansi yang wajib dipahami pebisnis.
Di Paper.id, laporan keuangan dapat kamu pantau dengan mudah lewat fitur akuntansi sederhananya.
Selain itu, tentunya kamu juga dapat buat dan kirim invoice dalam 5 menit dengan akses ke 30+ opsi pembayaran, mulai dari transfer bank, QRIS, Virtual Account, hingga kartu kredit tanpa perlu mesin EDC.
Yuk, pelajari selengkapnya tentang Paper.id!
Jangan lupa registrasikan bisnismu ke Paper.id juga, ya. Gratis!
- Akuntansi Perpajakan untuk Bisnis: Definisi dan Contoh Perhitungannya - Februari 20, 2025
- Inventory Turnover: Definisi, Manfaat, dan Tips Pentingnya untuk Bisnis - Februari 20, 2025
- Inventory Management System: Definisi dan Pentingnya untuk Bisnis - Februari 19, 2025