Ketika menjalankan bisnis, kamu mungkin sering mendengar istilah “vendor” dan “supplier” dipakai seolah memiliki makna yang sama. Padahal, meski keduanya berperan penting dalam rantai pasok atau supply chain, fungsi dan tanggung jawab mereka memiliki perbedaan yang mendasar, lho.
Memahami perbedaan di antara vendor dan supplier tidak hanya membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik, tapi juga membantu kamu mengelola operasional bisnis dengan lebih efisien.
Sebelum itu, jika kamu membutuhkan layanan yang mendukung transaksi dengan vendor maupun supplier menjadi lebih mudah dan praktis, Paper.id menyediakan fitur PaperPay Out yang memungkinkan pembayaran dengan berbagai metode.
Tersedia 30+ metode pembayaran, termasuk kartu kredit, yang memungkinkan kamu akan mendapatkan tambahan tempo 30 hari lebih panjang (tergantung kartu kredit yang kamu gunakan), sehingga kamu bisa lebih leluasa mengontrol pengeluaran bisnis.
Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai fitur PaperPay Out dari Paper.id dengan cara klik tombol di bawah ini!
Nah, jadi, sebenarnya apa saja perbedaan antara vendor dan supplier? Mari kita bahas secara lebih detail!
Perbedaan Vendor dan Supplier
Peran utama: supplier sebagai penyedia bahan mentah, vendor sebagai penyedia produk jadi
Dalam proses produksi bisnis, supplier sering kali bertanggung jawab untuk menyediakan bahan baku atau komponen dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi barang.
Misalnya, jika kamu memiliki bisnis manufaktur makanan, supplier bisa menjadi pihak yang menyediakan bahan baku seperti tepung, minyak, atau rempah-rempah.
Sementara itu, vendor lebih fokus pada penjualan produk jadi yang siap digunakan atau dijual kembali. Contohnya, dalam industri ritel, vendor adalah pemasok yang menyediakan produk akhir seperti pakaian atau elektronik yang siap dijual ke end-customer.
Hubungan dalam supply chain: supplier di awal, vendor di akhir
Supplier biasanya berada di tahap awal supply chain menyediakan bahan atau komponen yang digunakan dalam produksi. Mereka biasanya berhubungan langsung dengan produsen atau manufaktur untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar.
Di sisi lain, vendor berada di bagian akhir rantai pasok dan lebih terfokus pada proses penjualan dan distribusi ke pelanggan atau retailer. Hubungan vendor cenderung lebih dekat dengan end-customer atau retailer, memastikan produk jadi sampai dengan baik ke tangan customer.
Baca Juga: Lebih Baik Cari Vendor Terpercaya atau Belanja Acak di Pasar?
Tanggung jawab kualitas: supplier lebih Teknis, vendor lebih customer-focused
Supplier sering kali bertanggung jawab atas kualitas bahan mentah atau komponen yang mereka suplai. Mereka harus memastikan bahwa bahan yang dikirimkan memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan oleh produsen, karena kualitas bahan dasar akan sangat memengaruhi produk akhir.
Sebaliknya, vendor memiliki fokus yang lebih besar pada kepuasan customer. Mereka biasanya berurusan langsung dengan pelanggan atau retailer, sehingga mereka harus memastikan produk siap pakai dalam kondisi baik, termasuk proses pengemasan dan distribusi.
Baca Juga: 8 Langkah Jitu Memilih Vendor untuk Bisnis Kuliner
Manajemen stok: supplier sebagai penyimpan, vendor sebagai penjual
Supplier biasanya harus memiliki sistem penyimpanan atau pergudangan yang baik karena mereka menyediakan bahan dalam jumlah besar untuk kebutuhan produksi. Mereka harus memastikan bahan baku selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan produksi klien.
Misalkan, kamu memiliki pabrik furniture yang membutuhkan pasokan kayu dalam jumlah besar dan stabil setiap bulannya. Nah, supplier kayu harus memiliki sistem pergudangan yang memadai untuk menyimpan kayu dalam kuantitas besar serta memastikan kualitas bahan tetap terjaga.
Vendor, sebaliknya, berperan dalam memastikan bahwa produk jadi selalu tersedia untuk dijual kepada customer. Mereka mungkin tidak memerlukan gudang sebesar supplier, namun mereka tetap harus mengatur ketersediaan produk sesuai permintaan pasar.
Sebagai contoh, sebuah toko elektronik yang berperan sebagai vendor untuk pabrik TV tidak memerlukan gudang besar, tetapi mereka perlu memastikan ketersediaan stok TV sesuai permintaan pasar.
Hubungan jangka Panjang: supplier untuk produksi, vendor untuk distribusi
Hubungan bisnis dengan supplier sering kali terjalin dalam jangka panjang karena konsistensi dan kualitas bahan mentah yang dibutuhkan secara terus-menerus. Kerja sama dengan supplier juga mencakup perencanaan pasokan jangka panjang untuk memastikan kelancaran produksi.
Di sisi lain, hubungan dengan vendor bisa jadi lebih fleksibel karena fokus pada distribusi dan penjualan produk jadi. Hubungan ini mungkin tidak sekompleks hubungan dengan supplier, namun tetap penting untuk memastikan customer selalu mendapat produk dalam kondisi terbaik.
Baca Juga: Cara Mudah Membayar Semua Tagihan Vendor di Satu Tempat
Demikianlah, perbedaan antara vendor dan supplier. Keduanya memang memiliki peran penting dalam mendukung operasional bisnis, namun keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Supplier adalah mitra yang menyediakan bahan baku, sedangkan vendor lebih berperan dalam memastikan produk jadi siap diterima oleh customer.
Sekarang, sudahkah kamu memahami dengan baik perbedaannya?
Jangan lupa untuk daftarkan bisnismu ke Paper.id secara gratis untuk menikmati berbagai fitur yang bisa mengoptimalkan bisnismu, mulai dari invoice digital, lebih dari 30 opsi pembayaran termasuk kartu kredit, dan berbagai pilihan financing untuk bisnis, seperti cicilan dengan biaya yang terjangkau!
Yuk, klik tombol di bawah ini.
- 10 Manfaat SEO yang Wajib Diketahui oleh Pemilik Usaha Kecil - Desember 23, 2024
- Main Game di Telegram, Hiburan Ringan dengan Banyak Bonus - Desember 21, 2024
- Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Pajak: Pengertian, Fungsi, Hingga Cara Cek Kodenya - Desember 19, 2024