Dalam dunia akuntansi dan keuangan, istilah liabilitas jangka pendek sering muncul, terutama dalam pembahasan laporan keuangan perusahaan. Bagi pelaku usaha, pemilik bisnis kecil, maupun individu yang ingin memahami struktur keuangan secara utuh, memahami konsep ini sangat penting.

Artikel ini akan menguraikan pengertian liabilitas jangka pendek, jenis-jenisnya, hingga contoh penerapannya dalam kegiatan bisnis sehari-hari. Mari kita bahas secara menyeluruh.

Apa Itu Liabilitas Jangka Pendek?

Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban keuangan yang harus dilunasi oleh perusahaan dalam waktu kurang dari satu tahun atau dalam satu siklus operasional bisnis. Umumnya, kewajiban ini timbul dari kegiatan operasional harian, seperti pembelian barang secara kredit, pinjaman jangka pendek, atau pembayaran gaji yang belum dilakukan.

Dalam laporan keuangan, liabilitas jangka pendek dicatat di sisi kewajiban pada neraca (balance sheet), di bawah bagian kewajiban lancar. Keberadaannya sangat penting sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas dan memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu. Jika tidak dikelola dengan baik, liabilitas jangka pendek dapat mengganggu likuiditas dan kestabilan finansial perusahaan.

Baca Juga: 6 Contoh Liabilitas Tersembunyi yang Diam-diam Bisa Merugikan Bisnismu

Ingin mengelola liabilitas bisnismu dengan mudah dan otomatis? Kamu bisa melakukannya dengan Paper.id. Di Paper.id, kamu bisa mencatat, memantau, dan mengelola kewajiban jangka pendek dengan tepat dan real-time.
Laporan keuangan Paper.id juga sudah terintegrasi dengan invoicing digital dan juga 30+ opsi pembayaran yang fleksibel, termasuk kartu kredit dan cicilan tanpa perlu mesin EDC.
Yuk, pelajari selengkapnya tentang laporan keuangan Paper.id dan registrasikan bisnismu sekarang!

Mengapa Perusahaan Memiliki Liabilitas Jangka Pendek?

Liabilitas jangka pendek timbul karena aktivitas bisnis memerlukan pendanaan untuk operasional harian. Contohnya, perusahaan mungkin perlu membeli bahan baku secara kredit, membayar gaji karyawan, atau melunasi pinjaman jangka pendek. Kewajiban ini juga dapat berasal dari kewajiban perpajakan dan penerimaan pembayaran di muka dari pelanggan.

Selama dikelola dengan baik, keberadaan liabilitas jangka pendek merupakan hal yang wajar dan sehat dalam siklus keuangan perusahaan.

Jenis-Jenis Liabilitas Jangka Pendek

Berikut adalah beberapa jenis liabilitas jangka pendek yang umum ditemukan dalam laporan keuangan:

1. Utang usaha (accounts payable)

Kewajiban untuk membayar pemasok atas barang atau jasa yang telah diterima namun belum dibayar. Umumnya memiliki jangka waktu 30 hingga 90 hari.

Contoh: Toko pakaian membeli barang dagangan dengan kredit 30 hari senilai Rp50 juta. Jumlah ini dicatat sebagai utang usaha.

2. Utang wesel (notes payable)

Pinjaman jangka pendek yang tercantum dalam dokumen resmi seperti promissory note. Biasanya dikenakan bunga dan harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun.

Contoh: Perusahaan meminjam Rp100 juta dari bank selama 6 bulan dengan bunga 5%, dan mencatatnya sebagai utang wesel.

3. Utang gaji (payroll liabilities)

Kewajiban untuk membayar gaji, upah, atau tunjangan yang belum dibayarkan hingga akhir periode pelaporan.

Contoh: Perusahaan menunda pembayaran gaji Rp20 juta kepada karyawannya hingga awal bulan berikutnya. Jumlah ini termasuk utang gaji.

4. Utang pajak (tax payable)

Pajak yang telah dihitung dan harus dibayarkan kepada pemerintah dalam jangka waktu dekat, seperti PPh atau PPN.

Contoh: Perusahaan wajib menyetor PPN sebesar Rp15 juta dalam waktu satu bulan. Nilai ini dicatat sebagai utang pajak.

5. Pendapatan diterima di muka (unearned revenue)

Pendapatan yang telah diterima dari pelanggan, tetapi belum dikirimkan atau belum diberikan layanannya secara penuh.

Contoh: Sebuah pusat kebugaran menerima pembayaran keanggotaan tahunan sebesar Rp12 juta. Karena layanan diberikan secara bertahap, maka jumlah ini dicatat terlebih dahulu sebagai pendapatan diterima di muka.

6. Utang dividen (dividends payable)

Kewajiban untuk membayar dividen yang telah diumumkan kepada pemegang saham, namun belum dibayarkan.

Contoh: Perusahaan mengumumkan dividen Rp10 juta yang akan dibayarkan dua bulan mendatang. Ini dicatat sebagai utang dividen.

Baca Juga: Aset vs Liabilitas, Mana yang Lebih Penting untuk Bisnis?

Contoh Liabilitas Jangka Pendek dalam Bisnis Kecil

Misalnya, Toko Sembako Budi memiliki data keuangan sebagai berikut pada akhir bulan:

  • Utang usaha: Rp10 juta kepada pemasok beras
  • Utang gaji: Rp5 juta untuk dua karyawan yang belum dibayar
  • Utang pajak: Rp2 juta untuk PPN
  • Pendapatan diterima di muka: Rp3 juta dari pelanggan yang memesan paket sembako

Total liabilitas jangka pendek: Rp20 juta

Artinya, Budi harus memastikan toko memiliki kas atau aset lancar senilai minimal Rp20 juta untuk melunasi semua kewajiban ini dalam waktu dekat.

Cara Mengelola Liabilitas Jangka Pendek

Pengelolaan liabilitas jangka pendek sangat penting untuk menjaga arus kas tetap stabil. Beberapa cara yang dapat dilakukan meliputi:

  • Memantau arus kas secara rutin agar perusahaan memiliki cukup dana untuk melunasi kewajiban saat jatuh tempo.
  • Menyusun proyeksi arus kas bulanan, terutama untuk menghadapi beban besar seperti pembayaran gaji atau pajak.
  • Bernegosiasi dengan pemasok guna memperoleh tenggat waktu pembayaran yang lebih fleksibel.
  • Memprioritaskan pembayaran kewajiban yang memiliki bunga tinggi atau jatuh tempo lebih cepat.
  • Menghindari pinjaman jangka pendek yang tidak diperlukan, guna mencegah beban bunga yang tidak produktif.
  • Menggunakan software akuntansi untuk memantau dan mencatat liabilitas secara real-time dan akurat.

Mengapa Informasi Liabilitas Penting Bagi Investor?

Bagi investor, liabilitas jangka pendek menjadi indikator penting dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio seperti current ratio dan quick ratio sering digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas.

Jika rasio ini terlalu rendah, maka dapat mengindikasikan bahwa perusahaan menghadapi tekanan keuangan yang serius, yang tentunya menjadi pertimbangan penting sebelum menanamkan modal.

Liabilitas jangka pendek merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari siklus keuangan sebuah perusahaan.

Dengan memahami definisi, jenis-jenis, serta cara mengelolanya, kamu bisa menjaga kestabilan bisnis dan membuat keputusan keuangan yang lebih cermat.

Baik itu utang usaha, utang gaji, pajak, atau pendapatan diterima di muka, semuanya perlu dicatat dan dikendalikan dengan baik agar tidak menimbulkan masalah likuiditas di kemudian hari.

Nadiyah Rahmalia