Di dalam dunia akuntansi, ada sebuah istilah yang mungkin tidak asing, yakni laba ditahan. Istilah satu ini menggambarkan total akumulasi laba bersih yang tidak dibagikan pada pemegang saham selama periode tertentu.
Bisa dikatakan, laba ini sangat penting untuk perhitungan keuangan perusahaan. Bahkan, bisa berpengaruh pada neraca ekonomi.
Untuk mengetahui seperti apa laba ditahan, fungsinya, hingga cara menghitungnya, simak pembahasannya di bawah ini!
Pengertian Laba Ditahan
Laba ditahan adalah bagian dari keuntungan bersih perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham.
Akan tetapi, disimpan oleh perusahaan untuk berbagai keperluan, seperti ekspansi bisnis, pembayaran utang, atau sebagai cadangan dana darurat.
Laba ini merupakan salah satu komponen penting dalam ekuitas perusahaan karena mencerminkan jumlah keuntungan yang telah diinvestasikan kembali ke dalam bisnis.
Dalam jangka panjang, laba ini dapat membantu perusahaan mempertahankan kestabilan keuangan dan pertumbuhan tanpa harus bergantung pada sumber pendanaan eksternal.
Selain itu, laba ditahan juga mencerminkan keputusan manajemen perusahaan terkait pengelolaan keuntungan bisnis.
Dengan menyimpan sebagian keuntungan, perusahaan mempunyai fleksibilitas dalam mengelola operasional. Bahkan, bisa memperluas kapasitasnya tanpa harus mengeluarkan modal tambahan dari luar.
Namun, mencatat dan memantau laba ditahan secara manual bisa menjadi tugas yang merepotkan dan rawan kesalahan.
Agar pengelolaan laba ditahan lebih praktis dan efisien, gunakan fitur akuntansi dari Paper.id! Dengan sistem otomatis, setiap transaksi keuangan, termasuk pemasukan, pengeluaran, dan laba bisnis, akan tercatat secara real-time tanpa ribet.
Yuk, kelola keuangan bisnismu dengan lebih mudah dan terstruktur dengan fitur akuntansi dari Paper.id!
Baca Juga: Cara membuat Laporan Laba Rugi yang Mudah untuk Pemula
Fungsi Laba Ditahan
Terdapat beberapa fungsi laba ditahan terutama dalam mendukung keberlangsungan operasional dan strategi keuangan perusahaan Berikut penjelasannya:
1. Dana operasional perusahaan
Laba ditahan sering digunakan sebagai sumber dana untuk operasional sehari-hari.
Dengan menggunakan laba ini, perusahaan dapat membiayai kebutuhan seperti pembelian bahan baku, biaya produksi, dan gaji karyawan, tanpa harus mengambil pinjaman dari pihak ketiga.
Hal ini membantu menjaga likuiditas perusahaan dan mengurangi ketergantungan pada utang.
2. Dana untuk pembayaran utang
Laba ditahan juga bisa digunakan untuk melunasi kewajiban utang perusahaan.
Dengan begitu, perusahaan dapat mengurangi beban utang dan bunga sehingga memperkuat posisi keuangannya.
Cara ini juga memberikan fleksibilitas lebih bagi perusahaan dalam mengelola keuangannya di masa depan.
3. Dana ekspansi bisnis
Salah satu fungsi utama laba ditahan adalah membiayai ekspansi bisnis. Perusahaan dapat menggunakan dana ini untuk membuka cabang baru, membeli peralatan tambahan, atau memperluas lini produk.
Dengan demikian, laba ini membantu perusahaan tumbuh dan meningkatkan pangsa pasarnya tanpa harus mengeluarkan modal dari sumber eksternal.
4. Cadangan dana darurat
Tidak hanya itu, laba ditahan juga dapat berfungsi sebagai cadangan dana darurat yang akan digunakan saat perusahaan menghadapi situasi tak terduga, seperti penurunan pendapatan atau kenaikan biaya operasional secara mendadak.
Dana ini berperan sebagai bantalan keuangan untuk menjaga stabilitas perusahaan saat kondisi ekonomi tidak menentu.
Pengaruh Laba Ditahan Terhadap Keuangan perusahaan
Berikut adalah beberapa pengaruh laba ditahan terhadap keuangan perusahaan:
1. Pengaruh terhadap struktur modal
Laba ditahan berfungsi untuk meningkatkan ekuitas pemegang saham tanpa perlu mengeluarkan saham baru.
Dengan kata lain, laba ini dapat mengurangi rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), yang pada gilirannya akan memperbaiki profil risiko keuangan perusahaan.
2. Menjaga stabilitas keuangan
Dengan memiliki laba ditahan yang cukup, perusahaan dapat lebih mudah bertahan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi atau pasar.
Dalam kondisi yang sulit, seperti resesi atau penurunan penjualan, laba ini menjadi buffer atau bantalan yang dapat membantu perusahaan untuk tetap berjalan tanpa perlu menurunkan dividen atau mencari pinjaman tambahan.
3. Menghindari dilusi saham
Perusahaan yang mengandalkan laba ditahan untuk mendanai pertumbuhannya dapat menghindari dilusi saham, yang biasanya terjadi jika perusahaan menerbitkan saham baru untuk mendapatkan modal.
Dengan demikian, pemegang saham yang ada tidak perlu khawatir kepemilikan mereka akan tergerus.
4. Meningkatkan reputasi di mata investor
Investor cenderung lebih tertarik pada perusahaan yang memiliki laba ditahan yang konsisten karena ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek jangka panjang yang sehat dan kemampuan untuk menghasilkan laba yang dapat diinvestasikan kembali ke dalam bisnis.
Baca Juga: Contoh Laporan Laba Rugi Lengkap untuk Pemula
Cara Menghitung Laba Ditahan
Rumus laba ditahan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan = Laba bersih setelah pajak – Dividen
Sementara langkah perhitungannya antara lain sebagai berikut:
1. Hitung laba kotor
Laba Kotor = Angka penjualan – Harga Pokok
2. Hitung laba operasional
Laba Operasional = Laba kotor – Biaya Operasional
3. Hitung laba bersih sebelum kena pajak
Laba Bersih sebelum kena pajak = Laba Operasional – (Bunga + Amortisasi + Depresiasi)
4. Hitung laba bersih setelah pajak
Laba bersih setelah pajak = Laba bersih sebelum pajak – Tarif Pajak
Pada dasarnya, laba ditahan adalah keuntungan yang belum dialokasikan perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang saham.
Namun, ini didasarkan pada kesepakatan bersama antara pemegang saham dan perusahaan. Salah satu penyebab laba ditahan adalah kesalahan pelaporan keuangan.
Hal ini bisa terjadi karena proses pelaporan keuangan masih manual dan belum ada data yang dimasukkan.
Contoh Laporan Laba Ditahan
Contohnya, jika perusahaan memulai dengan laba ditahan sebesar Rp500 juta, memperoleh laba bersih sebesar Rp200 juta selama tahun berjalan, dan membayar dividen sebesar Rp50 juta kepada pemegang saham, maka laba ditahan pada akhir tahun akan dihitung sebagai:
Laba Ditahan Akhir = Rp500.000.000 + Rp200.000.000 − Rp50.000.000
= Rp650.000.000
Dengan demikian, laba ditahan akhir periode dari perusahaan tersebut adalah Rp650 juta.
Baca Juga: Laba Kotor, Cara Hitung, dan Perbedaannya dengan Laba Bersih
Itu dia penjelasan selengkapnya mengenai laba ditahan.
Dengan menyisihkan sebagian keuntungan, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan pada utang sekaligus memiliki fleksibilitas untuk berinvestasi dalam ekspansi dan pertumbuhan di masa depan.
Namun, pencatatan laba ditahan dan seluruh transaksi bisnis perlu dilakukan dengan akurat agar keuangan perusahaan tetap terkontrol.
Paper.id hadir sebagai solusi lengkap untuk membantu bisnis dalam mengelola keuangan dengan lebih efisien dan transparan.
Sebagai platform akuntansi, invoicing, dan pembayaran antar bisnis, Paper.id menyediakan fitur pencatatan transaksi otomatis, pembuatan invoice digital, hingga pemantauan arus kas secara real-time.
Dengan berbagai metode pembayaran yang fleksibel dan fitur expense tracker, Paper.id memudahkan bisnis dalam mengelola keuangan dengan lebih akurat.
Daftarkan bisnismu di Paper.id sekarang dan nikmati semua fitur yang tersedia. Gratis!
- Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Hingga Cara Menghitungnya - Maret 10, 2025
- Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Contoh Hitung Mudahnya - Maret 10, 2025
- HPP Adalah: Pengertian, Cara Menghitung, Hingga Komponennya - Maret 10, 2025