Bisa dikatakan, konservatisme akuntansi masih banyak menjadi perdebatan, khususnya dalam penyusunan standar akuntansi keuangan dengan para praktisi.

Hal itu dikarenakan para penyusun standar beranggapan bahwa konservatisme akuntansi bisa membuat laporan keuangan jadi lebih bias.

Namun, praktisi masih beranggapan bahwa konservatisme masih penting dalam mencerminkan risiko dan ketidakpastian dalam laporan keuangan.

Apa itu konservatisme dalam akuntansi? Simak ulasannya di bawah ini!

Pengertian Konservatisme Akuntansi

Pada dasarnya konservatisme akuntansi merupakan sebuah prinsip kehati-hatian dalam menyusun laporan keuangan.

Konservatisme akuntansi adalah suatu pendekatan untuk mengantisipasi semua kerugian tetapi tidak mengakui keuntungan sampai direalisasikan.

Prinsip ini mengarahkan perusahaan untuk mempertahankan pendekatan konservatif dalam pengukuran dan pencatatan transaksi.

Baca Juga: Mengenal Debit Kredit dalam Akuntansi hingga Contohnya

Untuk melacak laporan akuntansi bisnismu dengan simpel, kamu bisa menggunakan Paper.id. Paper.id adalah platform invoicing dan pembayaran bisnis yang juga menyediakan fitur akuntansi sederhana, sehingga kamu tidak perlu repot-repot menyusun neraca dan lain-lainnya karena akan secara otomatis dirangkum untukmu.

Tak perlu khawatir karena awam dalam akuntansi, karena tampilannya sangat mudah dimengerti pemula sekalipun.

Yuk, pelajari fitur akuntansi Paper.id sekarang! Jangan lupa juga untuk registrasikan bisnismu ke Paper.id untuk menikmati semua fitunya, gratis!

Metode Pengukuran Konservatisme Akuntansi

Untuk metode pengukuran mengacu kepada pendekatan dalam mengukur tingkat konservatisme pada suatu laporan keuangan perusahaan.

Terdapat tiga metode pengukuran yang sering digunakan, yaitu net asset measures, earning/accrual measures, dan earning/stock return relation measures. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Net Asset Measures

Model yang mengukur tingkat konservatisme dalam laporan keuangan melalui nilai aktiva yang direndahkan dan kewajiban yang berlebihan.

Penggunaan pengukuran net asset dapat terlihat dalam model Feltham-Ohlson yang mengukur besarnya undervaluation dari net asset.

Caranya dengan mencari nilai parameter yang mencerminkan tingkat understatement dari operating assets. Asumsi bahwa depresiasi secara akuntansi umumnya melebihi depresiasi secara ekonomis.

2. Earning/Accruals Measures

Metode pengukuran ini terbagi menjadi tiga model yang umum digunakan oleh praktisi konservatisme.

  • Model Givoly dan Hayn

Givoly dan Hayn berpendapat bahwa konservatisme membentuk akrual negatif secara terus menerus.

Akrual ini adalah perbandingan antara laba bersih sebelum depresiasi/amortisasi dan arus kas kegiatan operasi.

Semakin besar akrual negatif maka penerapan konservatif akuntansi semakin besar dalam laporan keuangan.

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

CONACC = (NIO + DEP − CFO) × (-1) ÷ 1

Keterangan:

CONACC: Memperoleh konservatisme berdasarkan accrued items

NIO: Laba usaha pada periode tahun yang sama

DEP: Penyusutan aktiva tetap pada periode tahun yang sama

CFO: Jumlah bersih arus kas dari operasional kegiatan tahun yang sama

TA: nilai penutupan pembukuan dari total aset.

  • Model Zhang

Penerapan model Zhang akan dijelaskan melalui pengukuran yang pernah ia lakukan. Dalam penelitiannya, Zhang mengalikan conv_accrual dengan -1 untuk mempermudah analisanya.

Nilai Conv_accrual bisa Zhang dapatkan dengan membagi akrual non-operasi dengan total aset. Semakin tinggi nilai conv_accrual maka penerapan konservatisme juga semakin tinggi.

  • Discretionary Accrual

Metode discretionary accrual dapat terlihat melalui model pengukuran Kasznik dari hasil modifikasi model Dechow.

Modefikasi tersebut terjadi karena Kasznik berpendapat bahwa perubahan arus kas hasil perusahaan akan berhubungan secara negatif dengan total akrual.

Dengan memasukkan unsur selisih arus kas operasional untuk mendapatkan nilai akrual non-diskresioner dan akrual diskresioner.

3. Earning/Stock Return Relation Measures

Harga pasar saham dapat merefleksikan nilai aset pada saat terjadi sebuah perubahan.

Konservatisme dapat menyebabkan kondisi ketika suatu kabar dapat tergambarkan dalam laba yang tidak sama (asimetri waktu pengakuan).

Hal itu akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan harus segera diakui. Peristiwa ini akan menyebabkan kabar buruk mempengaruhi laba lebih cepat.

Baca Juga: Standar Akuntansi Keuangan yang Diterapkan di Indonesia, Seperti Apa?

Jenis-Jenis Konservatisme Akuntansi

Beberapa jenis konservatisme akuntansi lainnya adalah sebagai berikut:

  • Konservatisme pengakuan pendapatan: Mengakui pendapatan jika sudah pasti terjadi. Pendapatan yang masih meragukan atau belum dapat dipastikan akan tidak diakui hingga kondisi tertentu terpenuhi.
  • Konservatisme pengakuan beban: Mengakui beban perusahaan lebih awal, bahkan jika jumlah pasti atau sumbernya mungkin belum diketahui dengan pasti.
  • Konservatisme penilaian aset: Mengutamakan dan mengakui nilai yang lebih rendah antara nilai perolehan dan nilai realisasi.
  • Konservatisme pengakuana kewajiban: Konservatisme mendorong perusahaan untuk mengakui kewajiban lebih awal jika ada indikasi bahwa kewajiban itu mungkin terjadi, bahkan jika realisasinya belum pasti.
  • Konservatisme dalam utang: Perusahaan cenderung menilai utang dengan nilai yang lebih tinggi atau menggunakan suku bunga yang lebih tinggi, sehingga memastikan tetap dapat dilakukan bahkan dalam situasi yang terburuk
  • Konservatisme penilaian persediaan: Perusahaan menilai persediaan dengan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dalam laporan keuangan.

Contoh Penerapan Konservatisme Akuntansi

Agar Anda dapat lebih memahami dalam penerapan konservatisme akuntansi, berikut contohnya melalui beberapa situasi bisnis:

Penerapan konservatisme dalam penilaian persediaan

Sebuah perusahaan manufaktur alat kesehatan ingin menilai persediaan barang yang dimilikinya.

Melalui penerapan konservatisme akuntansi, perusahaan akan memilih metode penilaian persediaan yang mengutamakan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.

Sebagai contoh, jika perusahaan menggunakan metode FIFO (First-In-First-Out), maka persediaan yang dibeli atau diproduksi lebih baru akan dianggap terjual terlebih dahulu.

Dengan begitu, nilai persediaan akan didasarkan pada harga yang lebih rendah.

Konservatisme dalam pengakuan pendapatan dan beban

Suatu perusahaan konstruksi menyelesaikan proyek besar yang berlangsung selama beberapa tahun.

Dalam penerapan konservatisme akuntansi, perusahaan akan lebih berhati-hati dalam mengakui pendapatan dan beban terkait proyek ini.

Pendapatan mungkin hanya diakui jika sudah pasti bahwa proyek telah mencapai tahap tertentu yang memenuhi kriteria pengakuan pendapatan.

Selain itu, perusahaan akan cenderung mengakui beban lebih awal jika ada potensi risiko atau ketidakpastian dalam proyek ini. Bahkan ketika jumlah pasti atau sumber beban belum diketahui dengan pasti.

Baca Juga: 10 Prinsip Dasar Akuntansi yang Penting Dipahami Akuntan Bisnis

Penerapan konservatisme akuntansi dalam membantu untuk mengukur penilaian yang lebih objektif dalam pelaporan keuangan.

Dibalik perdebatan yang belum tuntas dan kekurangan dari pendekatan ini, konservatisme akuntansi membantu mengurangi potensi bias dan memberikan informasi kondisi keuangan yang lebih realistis.

Oleh karena itu, pendekatan konservatisme akuntansi masih penting dan memiliki peran yang cukup vital dalam laporan keuangan.

Nadiyah Rahmalia