Tahun 2025 ini menjadi momentum tepat untuk komoditas ekspor Indonesia.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi yang stabil sangat bergantung pada keberhasilan pengembangan pada beberapa sektor kunci.
Dari hal tersebut, kita bisa melihat bahwa ada potensi mendapatkan devisa negara melalui jalur ekspor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia pada bulan Oktober 2024 sudah mencapai US$24,41 Miliar atau sekitar Rp 387, 2 Triliun (kurs Dolar sekitar Rp 15.865).
Dari data tersebut, komoditas ekspor Indonesia yang menjadi unggulan adalah sebagai berikut.
1. Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) masih terus menjadi salah satu unggulan komoditas ekspor Indonesia pada tahun 2025. Indonesia, sebagai produsen CPO terbesar di dunia, memiliki pangsa pasar yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati global.
Pada tahun 2025 ini, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan konsumsi domestik CPO melalui kebijakan mandatori biodiesel B50.
Terdapat pencampuran bahan bakar diesel dengan 50% biodiesel berbasis kelapa sawit. Langkah ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, menyerap hasil produksi domestik, dan memperkuat stabilitas harga CPO di pasar internasional.
Selain itu, hilirisasi industri kelapa sawit menjadi fokus utama untuk meningkatkan nilai tambah ekspor. Produk-produk turunan seperti minyak goreng, margarin, dan kosmetik berbasis kelapa sawit semakin diminati di pasar global.
Mengutip dari laman Kementerian Keuangan, komoditas ini jadi salah satu penyumbang terbesar untuk ekspor nonmigas, yakni sebesar 10,8 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia. Pada Juli 2024, ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) memiliki nilai sekitar US$1,39 miliar.
2. Kopi
Pada tahun 2025, kopi tetap menjadi unggulan komoditas ekspor Indonesia. Hal itu berkat produksi yang konsisten dan permintaan global tinggi.
Indonesia menempati posisi keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia, dengan produksi tahunan sekitar 789.000 ton. Dari jumlah tersebut, 150.000 ton adalah kopi arabika dan 600.000 ton robusta. Ekspor kopi Indonesia diproyeksikan meningkat dari 420.000 ton pada 2024 menjadi 427.000 ton pada 2025.
Keunikan cita rasa kopi Indonesia, seperti aroma gula merah pada kopi Aceh Gayo atau sentuhan jeruk citrus pada Java Preanger, menjadikannya diminati di pasar internasional.
Negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia meliputi Amerika Serikat, Mesir, Malaysia, Jepang, dan China.
Namun, tantangan seperti perubahan iklim dan penurunan produktivitas akibat pohon kopi yang menua perlu diatasi.
Langkah-langkah seperti peremajaan tanaman, adopsi teknologi modern, dan praktik pertanian berkelanjutan jadi kunci untuk memastikan keberlanjutan produksi kopi Indonesia di masa depan.
Baca Juga: KangKupi.ID: Tanpa Suntikan Modal, Supply Ribuan Bisnis Kafe di Indonesia
3. Udang
Udang juga diproyeksikan menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan ekspor udang hingga 250% pada tahun 2024.
Ditambah lagi, ada penambahan produksi nasional mencapai 578 ribu ton. Strategi ini melibatkan pengembangan kawasan tambak udang berkelanjutan yang terintegrasi dan ramah lingkungan.
Selain itu, KKP menyiapkan diversifikasi pasar untuk mengantisipasi dampak kasus antidumping udang beku Indonesia di Amerika Serikat.
Negara-negara seperti China, Jepang, Australia, dan Korea Selatan menjadi target pasar potensial dengan peluang ekspor mencapai USD 800 juta atau sekitar 121 ribu ton udang beku.
Upaya diversifikasi ini didukung oleh peningkatan efisiensi dalam budidaya, pengolahan, dan logistik agar harga udang Indonesia lebih kompetitif di pasar global.
Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia optimis menjadikan udang sebagai komoditas ekspor unggulan pada tahun 2025.
4. Karet
Karet alam selalu jadi salah satu komoditas ekspor Indonesia yang diunggulkan. Apalagi, komoditas ini ada di posisi kedua produsen terbesar di dunia setelah Thailand.
Pada tahun 2021, produksi karet Indonesia mencapai 3,03 juta ton, dengan negara tujuan ekspor utama seperti Jepang, Malaysia, Filipina, Australia, Thailand, Arab Saudi, dan Mesir.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan signifikan dalam produksi dan ekspor karet alam Indonesia. Pada tahun 2023, produksi karet alam nasional hanya mencapai 2,24 juta ton, turun 17,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan ini sejalan dengan melemahnya ekspor karet alam, di mana pada 2023 Indonesia hanya mengekspor 1,79 juta ton, jauh di bawah capaian 3,27 juta ton pada 2017.
Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk fluktuasi harga global, rendahnya produktivitas, keterbatasan teknologi, dan minimnya hilirisasi produk.
Selain itu, regulasi internasional seperti European Union Deforestation-free Regulation (EUDR), yang akan mulai diterapkan pada Januari 2025, menambah tekanan terhadap daya saing industri karet nasional
Aturan tersebut mengharuskan produk karet yang diekspor ke Uni Eropa bebas dari deforestasi. Hal ini dapat menimbulkan ancaman serius terhadap sektor karet alam Indonesia.
Untuk mengembalikan posisi karet sebagai komoditas ekspor unggulan pada tahun 2025, diperlukan strategi pengembangan agribisnis yang komprehensif.
Langkah-langkah tersebut meliputi peremajaan perkebunan dengan menggunakan klon unggul yang tahan penyakit, penguatan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB), serta peningkatan teknologi dan praktik pertanian yang berkelanjutan.
Baca Juga: Rahasia Shafira Co. Hemat Biaya Puluhan Juta Rupiah dengan Paper.id
5. Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Terakhir, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) diproyeksikan menjadi unggulan komoditas ekspor Indonesia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat bahwa pada triwulan pertama 2024, ekspor sektor TPT meningkat sebesar 0,19% dengan nilai mencapai US$2,95 miliar.
Padahal, kondisi pasar global masih tidak menentu akibat ketidakpastian geopolitik.
Pertumbuhan ini didukung oleh strategi pemerintah dalam memperluas pasar ekspor ke negara-negara nontradisional, termasuk kawasan Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Pasar garmen dan tekstil di Timur Tengah diperkirakan terus tumbuh signifikan. Untuk pertumbuhan tahunannya sebesar 7% dan nilai pasar fesyen mencapai US$89 miliar.
Selain itu, peningkatan kualitas produk melalui penerapan standar industri hijau juga jadi fokus untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Hingga tahun 2023, enam industri tekstil Indonesia telah bersertifikat industri hijau. Hal ini menunjukkan komitmen terhadap produksi yang ramah lingkungan.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Indonesia optimis bahwa TPT akan menjadi komoditas ekspor unggulan pada tahun 2025.
Hal tersebut berkontribusi signifikan terhadap devisa negara dan perekonomian nasional.
Nah, apa pun pilihan komoditas bisnsimu nantinya, kamu bisa gunakan Paper.id sebagai asistenmu dalam mengelola invoice dan pembayaran bisnis.
Paper.id membantumu dalam pembuatan invoice digital, sehingga bisa dilakukan dalam 5 menit saja dengan template yang sudah tersedia. Terlebih lagi, ada 30+ opsi pembayaran, mulai dari transfer bank seperti biasa, QRIS, Virtual Account, marketplace, hingga kartu kredit tanpa perlu mesin EDC!
Yuk, pelajari selengkapnya tentang Paper.id dengan klik tombol di bawah ini.
Kemudian, pastikan juga kamu sudah registrasi dan selesaikan verifikasi, agar transaksi bisnismu bisa lancar. Coba segera, ya!
Sumber:
- Badan Standardisasi Instrumen Pertanian. Tren 2025: Peluang dan Daya Saing Kopi Indonesia.
- Inilah.com. Komoditas Ekspor Indonesia yang Diunggulkan.
- Reuters. Indonesia’s Higher Biodiesel Mandate Rollout May Be Gradual, Industry Watchers Say.
- Perkebunan Nusantara. Kelapa Sawit di Tahun 2025: Apa yang Diharapkan dari Komoditi Unggulan Indonesia.
- Antara News. KKP Targetkan Peningkatan Ekspor Udang hingga 250 Persen.
- Antara News. KKP Siapkan Diversifikasi Pasar Udang Nasional.
- Badan Standardisasi Instrumen Pertanian. Portal Informasi Komoditas.
- Antara News. Kemenperin: Industri Tekstil Sektor Unggulan Tingkatkan Devisa Negara.
- Bisnis.com. Produk Tekstil RI Laris di Timur Tengah, Arab Saudi Pasar Potensial.
- Event: #PebisnisCerdas Meetup – Trik Mudah Kelola Keuangan Bisnis Tanpa Takut Pajak - Februari 21, 2025
- 5 Rekomendasi Inventory Management Software agar Bisnis Makin Optimal - Februari 21, 2025
- Laba Bruto: Definisi dan Cara Mudah Menghitungnya - Februari 21, 2025