Jurnal penutup menjadi salah satu komponen penting dalam siklus akuntansi yang kerap diabaikan oleh pelaku bisnis pemula.
Sebagai catatan akuntansi yang dibuat pada akhir periode pembukuan, jurnal penutup berperan untuk mentransfer saldo dari akun sementara ke akun permanen.
Proses closing entries ini akan memastikan semua akun nominal seperti pendapatan dan beban kembali ke angka nol, sehingga siap digunakan untuk pencatatan periode berikutnya.
Dengan menyusun jurnal penutup secara tepat, kamu dapat memisahkan transaksi antar periode akuntansi dan menyajikan laporan keuangan secara akurat.
Lalu, bagaimana cara membuatnya? Baca terus artikel ini hingga selesai.
Apa Itu Jurnal Penutup?
Jurnal penutup adalah pencatatan akuntansi penting yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup akun-akun nominal sementara.
Sebagai bagian dari siklus akuntansi, ayat jurnal penutup atau closing entries berfungsi mentransfer saldo dari akun sementara ke akun permanen.
Proses penutupan ini menyebabkan saldo akun-akun nominal seperti pendapatan dan beban kembali menjadi nol (0) pada awal periode berikutnya.
Akun-akun yang ditutup dalam jurnal penutup adalah akun nominal (pendapatan dan beban) serta akun pembantu modal seperti prive dan ikhtisar laba/rugi.
Setelah jurnal penutup diposting ke setiap akun, perkiraan tersisa hanyalah perkiraan riil meliputi assets, liabilities, dan capital/equity.
Perlu diingat beda jenis perusahaan beda juga akun-akun yang dimilikinya, karena itu terdapat beberapa perbedaan antara jurnal penutup perusahaan dagang dengan perusahaan jasa atau lainnya. Hal ini karena jenis-jenis akun yang ada di dalamnya berbeda.
Tujuan utama ayat jurnal penutup adalah memastikan saldo akun modal menunjukkan kondisi sebenarnya pada akhir periode.
Dengan menutup saldo pada akun sementara, saldo modal perusahaan akan sama dengan neraca akhir periode dan dapat digunakan sebagai acuan untuk pembukuan periode selanjutnya.
Jurnal penutup juga memisahkan akun pendapatan dan beban agar tidak bercampur dengan saldo pembukuan periode berikutnya.
Pemisahan transaksi antar periode ini memudahkan proses audit dan membantu menyajikan laporan keuangan secara riil setelah penutupan pembukuan dalam satu periode.
Sumber data untuk menyusun jurnal penutup berasal dari laporan keuangan laba rugi dan laporan perubahan modal. Dokumen ini menjadi dasar untuk menutup kelompok akun pendapatan, beban, dan akun prive.
Baca Juga: Contoh dan Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dalam Bisnis
Tujuan dan Fungsi Jurnal Penutup
Berikut adalah tujuan dan fungsi dari pembuatan jurnal penutup, antara lain:
1. Memisahkan transaksi antar periode
Jurnal penutup berfungsi memisahkan akun pendapatan dan beban agar tidak bercampur dengan saldo pembukuan periode berikutnya.
Pemisahan tersebut memungkinkan kamu memulai periode akuntansi baru dengan akun-akun nominal bersaldo nol.
2. Menyajikan laporan keuangan akurat
Dengan menutup akun nominal, jurnal penutup bertujuan untuk memastikan laporan laba rugi hanya menunjukkan pendapatan dan beban terkait dengan periode akuntansi saat ini.
Proses ini menjamin laporan keuangan kamu mencerminkan kondisi sebenarnya.
3. Memudahkan proses audit
Jurnal penutup mendokumentasikan proses penutupan akun secara jelas dan terstruktur, sehingga memudahkan auditor dalam memeriksa keakuratan laporan keuangan.
Auditor perusahaan akan lebih mudah mengaudit transaksi dalam beberapa periode sekaligus karena setiap transaksi antar periode telah dipisahkan.
4. Menyiapkan pembukuan periode berikutnya
Melalui jurnal penutup, kamu dapat menyiapkan pembukuan untuk periode akuntansi berikutnya dengan menutup akun nominal dan memperbarui saldo akun permanen.
Saldo modal tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk membuka pembukuan periode berikutnya.
5. Menunjukkan kondisi modal sebenarnya
Pembuatan jurnal penutup bertujuan untuk memastikan saldo pada akun modal menunjukkan kondisi sesungguhnya pada akhir periode.
Dengan menutup saldo pada akun sementara, saldo modal perusahaan akan sama dengan neraca akhir periode.
Baca Juga: Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang: Pengertian, Komponen, & Contohnya
Cara Membuat Jurnal Penutup
Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat jurnal penutup:
1. Identifikasi akun nominal
Langkah pertama dalam membuat jurnal penutup adalah mengidentifikasi akun-akun nominal yang perlu ditutup.
Akun nominal tersebut mencakup akun pendapatan dan beban. Pastikan kamu telah menyiapkan laporan laba rugi sebagai dasar untuk melihat akun-akun tersebut dengan jelas.
2. Menutup akun pendapatan
Untuk menutup akun pendapatan, kamu perlu memindahkan saldo semua akun pendapatan ke akun Ikhtisar Laba Rugi (IKLR). Caranya dengan mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun IKLR. Misalnya:
- Pendapatan (Debit): Rp 70.000.000
- Ikhtisar Laba/Rugi (Kredit): Rp 70.000.000
3. Menutup akun beban
Selanjutnya, tutup semua akun beban dengan memindahkan saldonya ke akun Ikhtisar Laba Rugi. Caranya dengan mendebit akun IKLR dan mengkredit akun-akun beban. Contohnya:
- Ikhtisar Laba/Rugi (Debit): Rp 40.000.000
- Beban Sewa (Kredit): Rp 14.000.000
- Beban Pajak Penghasilan (Kredit): Rp 6.000.000
- Beban Gaji (Kredit): Rp 20.000.000
4. Menutup ikhtisar laba rugi ke modal
Setelah semua akun pendapatan dan beban ditutup, langkah berikutnya adalah menutup akun Ikhtisar Laba Rugi ke akun Modal.
Jika perusahaanmu memperoleh laba, maka debit akun IKLR dan kredit akun Modal. Namun jika perusahaan mengalami rugi, maka debit akun Modal dan kredit akun IKLR.
5. Menutup akun prive
Terakhir, tutup akun prive (jika ada) dengan mendebit akun Modal dan mengkredit akun Prive. Akun prive merupakan akun pembantu modal perlu ditutup agar tidak mempengaruhi periode berikutnya.
Format jurnal penutup sama dengan jurnal umum, sehingga memudahkan proses pengerjaan dan pemeriksaan oleh auditor.
Setelah semua jurnal penutup dibuat, lakukan posting ke buku besar untuk memperbarui saldo akun, lalu buat neraca saldo setelah penutupan untuk memverifikasi kebenaran saldo akun.
Dengan membuat jurnal penutup secara tepat, kamu memastikan pembukuan perusahaan siap untuk memulai siklus akuntansi periode berikutnya dengan akun-akun nominal bersaldo nol.
Contoh Jurnal Penutup

Baca Juga: Contoh Jurnal Akuntansi Keuangan yang Benar
Lebih Mudah Membuat Jurnal Penutup dengan Accurate Online
Jurnal penutup merupakan tahapan penting dalam siklus akuntansi untuk menutup akun-akun nominal pada akhir periode.
Sebagai closing entries, jurnal penutup berfungsi mengembalikan saldo akun pendapatan dan beban menjadi nol, memisahkan transaksi antar periode, serta memastikan laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya.
Proses pembuatan jurnal penutup dimulai dari mengidentifikasi akun nominal, menutup akun pendapatan dan beban ke ikhtisar laba rugi, menutup ikhtisar laba rugi ke modal, dan menutup akun prive.
Nah, pembuatan jurnal penutup kini menjadi lebih mudah dengan Accurate Online. Software akuntansi terpercaya ini menawarkan fitur otomatisasi jurnal penutup sehingga kamu tidak perlu repot menghitung dan mencatat secara manual.
Accurate Online juga mampu membantu meminimalisir kesalahan perhitungan dan memastikan semua akun nominal tertutup dengan tepat pada akhir periode.
Keunggulan Accurate Online tidak hanya pada fitur akuntansinya, tetapi juga pada ekosistem bisnisnya. Software ini telah terintegrasi dengan aplikasi kasir digital Accurate POS untuk pencatatan transaksi penjualan real-time dan program loyalitas pelanggan Bliss untuk meningkatkan retensi pelanggan.
Integrasi tersebut menjadikan pengelolaan bisnis dan keuanganmu lebih efisien.
Tertarik mencoba kemudahan membuat jurnal penutup dengan Accurate Online? Dapatkan akses gratis sekarang juga dengan klik link ini.
*Artikel ini hasil kerja sama antara Paper.id dan Accurate
- Commercial Invoice: Definisi, Fungsi, Jenis, dan Komponen Wajibnya - Maret 25, 2025
- Digitalisasi Pengadaan Barang: Peran B2B Marketplace dalam Industri Mesin - Maret 25, 2025
- Jurnal Penutup: Definisi dan Cara Mudah Membuatnya - Maret 25, 2025