Inflasi adalah fenomena ekonomi yang terjadi ketika harga barang dan jasa mengalami kenaikan secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Meskipun inflasi sering dianggap sebagai hal yang negatif, dalam beberapa kasus, tingkat inflasi yang rendah dan stabil dapat menjadi tanda pertumbuhan ekonomi yang sehat.
Namun, inflasi yang tinggi atau tidak terkendali dapat menyebabkan berbagai masalah ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis-jenis inflasi berdasarkan tingkatan, sifat, dan asalnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas masing-masing jenis inflasi secara detail.
Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkatan Keparahan
1. Inflasi ringan
Inflasi ringan terjadi ketika tingkat inflasi relatif rendah, biasanya berkisar antara 2-3 persen setahun. Jenis inflasi ini dianggap sebagai bagian alami dari pertumbuhan ekonomi dan umumnya tidak menimbulkan masalah besar. Pada tingkat inflasi ringan, kenaikan harga barang dan jasa masih dalam batas yang dapat diterima oleh masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan. Misalnya, kenaikan harga kebutuhan pokok sebanyak 2% dalam satu tahun dapat dianggap sebagai inflasi ringan.
2. Inflasi moderat
Inflasi moderat terjadi ketika tingkat inflasi sedang, berkisar antara 4-6 persen setahun. Meskipun masih dalam batas yang dapat diterima, inflasi moderat dapat menyebabkan kekhawatiran tentang stabilitas ekonomi. Kenaikan harga pada tingkat ini dapat mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama mereka yang memiliki penghasilan tetap. Selain itu, inflasi moderat juga dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan karena biaya produksi yang meningkat.
3. Inflasi tinggi
Inflasi tinggi terjadi ketika tingkat inflasi meningkat secara signifikan, yakni melebihi 6 persen setahun. Pada tingkat ini, inflasi dapat menyebabkan tekanan yang kuat pada perekonomian, termasuk penurunan daya beli, ketidakpastian ekonomi, dan potensi dampak negatif lainnya seperti ketidakstabilan sosial. Misalnya, jika inflasi mencapai 10% dalam satu tahun, maka harga barang dan jasa akan meningkat secara signifikan. Dengan begitu, masyarakat kesulitan membeli barang-barang penting.
4. Inflasi hiper
Inflasi hiper adalah tingkat inflasi yang sangat tinggi, sering lebih dari 50-100 persen setahun, bahkan bisa mencapai ribuan persen dalam kasus ekstrem. Inflasi hiper dapat menyebabkan kekacauan ekonomi dan sosial. Sebab, nilai uang hancur dengan cepat dan kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter. Contohnya adalah kasus Zimbabwe pada akhir tahun 2000-an saat inflasi mencapai ribuan persen dalam satu tahun.
Baca Juga: Dampak Inflasi Terhadap Bisnis Khususnya Kecil dan Menengah, Seperti Apa?
Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya
1. Inflasi rendah (creeping inflation)
Inflasi rendah adalah jenis inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun. Jenis inflasi ini terkadang dibutuhkan dalam perekonomian masyarakat supaya produsen tergerak untuk memproduksi barang dan jasa. Pada tingkat inflasi rendah, kenaikan harga masih dalam batas yang dapat diterima dan tidak menimbulkan masalah besar bagi perekonomian.
2. Inflasi menengah (galloping inflation)
Inflasi menengah adalah kondisi inflasi yang besarnya ada di kisaran 10% – 30% per tahun. Jenis inflasi ini bisa terjadi pada saat harga barang dan jasa naik dengan cepat dan kuantitas besar. Pada tingkat ini, kenaikan harga mulai terasa oleh masyarakat dan daya beli mulai menurun, namun belum menyebabkan krisis ekonomi.
3. Inflasi berat (high inflation)
Inflasi berat adalah inflasi yang besarnya berada di kisaran 30% – 100% per tahun. Pada tingkat ini, kenaikan harga sangat signifikan dan dapat menyebabkan masalah besar bagi perekonomian. Masyarakat kesulitan membeli barang-barang penting, dan nilai uang turun dengan cepat.
4. Inflasi sangat tinggi (hyperinflation)
Inflasi sangat tinggi atau hyperinflation adalah kondisi inflasi ketika terjadi kenaikan harga hingga 4 digit atau di atas 100%.
Jenis inflasi ini sangat sulit untuk dikendalikan dan dapat mengacaukan perekonomian suatu negara. Contohnya adalah kasus Jerman pada tahun 1923. Ketika itu, inflasi mencapai lebih dari 100% dalam satu tahun.
Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya
1. Inflasi domestik (domestic inflation)
Inflasi domestik adalah inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Jenis inflasi ini terjadi karena jumlah uang di masyarakat sangat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Salah satu penyebab utamanya adalah ketika pemerintah mencetak uang baru untuk menutupi defisit anggaran atau kekurangan dana. Saat lebih banyak uang beredar, tetapi jumlah barang dan jasa yang tersedia tetap sama, harga-harga akan naik.
2. Inflasi impor (imported inflation)
Inflasi impor adalah inflasi yang bersumber dari luar negeri. Jenis inflasi ini terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan suatu harga di luar negeri. Misalnya, jika harga minyak dunia naik, maka biaya produksi barang yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar atau bahan baku juga akan naik, menyebabkan harga barang di dalam negeri meningkat.
Baca Juga: 10 Penyebab Inflasi dan Dampaknya Terhadap Bisnis
Jenis jenis inflasi berdasarkan faktor pendorong
1. Inflasi demand-pull
Jenis inflasi ini terjadi ketika permintaan agregat (total permintaan dalam perekonomian) melebihi penawaran agregat (total produksi dalam perekonomian). Ini terjadi karena konsumen, bisnis, atau pemerintah terlalu banyak menghabiskan uang. Ini sering terjadi dalam kondisi ekonomi yang kuat.
2. Inflasi cost-push
Inflasi jenis ini terjadi ketika biaya produksi meningkat, mendorong produsen untuk menaikkan harga jual mereka. Penyebab umumnya termasuk kenaikan harga bahan baku, upah tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya. Ini sering terjadi dalam kondisi ekonomi yang lemah.
3. Inflasi built-in
Ini adalah jenis inflasi di mana harapan inflasi di masa depan menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat inflasi saat ini. Misalnya, pekerja mungkin menuntut kenaikan gaji yang besar untuk mengimbangi kenaikan harga yang mereka perkirakan terjadi di masa depan.
4. Inflasi struktural
Inflasi struktural terjadi karena ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan dalam perekonomian, yang seringkali berakar pada masalah struktural yang mendasar seperti monopoli, birokrasi yang berlebihan, atau kekurangan pasokan dalam sektor kunci.
5. Inflasi moneter
Inflasi moneter terjadi ketika jumlah uang beredar dalam perekonomian meningkat secara signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh pencetakan uang berlebihan oleh bank sentral atau peningkatan kredit yang berlebihan dalam sistem perbankan.
Dengan memahami jenis-jenis inflasi, kita dapat lebih baik dalam mengantisipasi dan mengelola dampak inflasi terhadap perekonomian. Setiap jenis inflasi memerlukan pendekatan berbeda dalam penanganannya. Sebagai masyarakat, kita juga perlu peka terhadap gejala inflasi dan mempersiapkan diri dengan bijak dalam menghadapi perubahan harga yang mungkin terjadi.
Demikianlah penjelasan tentang jenis-jenis inflasi.
Untuk menjaga bisnis yang stabil meski terjadi inflasi, yuk, pastikan kamu punya sistem invoicing, pembayaran, dan pencatatan digital yang mudah dan bisa diandalkan, seperti Paper.id.
Dengan Paper.id, kamu bisa membuat invoice dalam 5 menit saja dengan template yang sudah tersedia, dan terdapat juga 30+ opsi pembayran termasuk kartu kredit dan cicilan.
Simak selengkapnya tentang Paper.id dengan klik di sini dan registrasikan bisnismu sekarang, gratis!
- Cara Cek dan Verifikasi Keaslian E-meterai di PERURI, Mudah! - Maret 10, 2025
- Cicil Invoice dengan Kartu Kredit BNI, Cashback hingga Rp800.000! - Maret 10, 2025
- Persamaan Dasar Akuntansi: Pengertian, Rumus, Unsur, Hingga Contohnya - Maret 10, 2025