Untuk menjalankan sebuah perusahaan, tentunya perlu melakukan laporan keuangan yang salah satunya adalah gross profit margin.

Dengan memperhitungkan gross profit margin, perusahaan bisa memahami sejauh mana perkembangan bisnis dan efisiensi operasional perusahaan itu berjalan.

Untuk memahami seperti apa gross profit margin dalam bisnis hingga cara kerjanya, simak ulasannya di bawah ini.

Apa Itu Gross Profit Margin?

Gross profit margin adalah rasio keuangan yang menghitung laba kotor perusahaan setelah mengurangi biaya langsung produksi barang.

Pengurangan tersebut tidak termasuk biaya lain kecuali harga pokok penjualan (HPP) itu sendiri dan sering dinyatakan sebagai persentase penjualan.

Dalam konteks operasional, gross profit margin memiliki target rasio masing-masing tergantung industrinya, strategi penjualan, atau kondisi pasar.

Umumnya, margin dengan persentase 5% dianggap rendah, 10% dianggap baik, dan diatas 10% dianggap retensi penerimaan laba yang tinggi.

Gross profit margin dapat membantu mengukur efisiensi perusahaan dalam memproduksi produk dan menghasilkan profit.

Jika sering mengalami fluktuasi, ada kemungkinan bahwa praktik manajemen yang buruk atau produk penjualannya rendah.

Namun, bisa jadi terjadinya fluktuasi karena ada perubahan aktivitas perusahaan sehingga terjadi volatilitas yang bersifat sementara.

Untuk menghindari manajemen operasional yang buruk, kamu bisa mengoptimalkan salah satu lininya dengan menggunakan Paper.id. Paper.id bisa jadi asistenmu dalam mengatur invoicing dan pembayaran secara digital.

Dengan menggunakan Paper.id, kamu dapat membuat invoice dalam waktu 5 menit saja dengan template profesional yang sudah tersedia. Invoice-nya pun langsung terhubung dengan 30+ opsi pembayaran digital, termasuk kartu kredit dan cicilan.

Nantinya, rekonsiliasi pembayaran juga dapat kamu nikmati secara otomatis, jadi status transaksi langsung terlihat tanpa harus repot-repot mencocokkan bukti transfer dengan mutasi rekening.

Pratkis, ‘kan? Yuk, pelajari selengkapnya tentang invoice Paper.id dan registrasi bisnismu gratis agar bisa segera transaksi bisnis dengan praktis!

Baca Juga: Mengenal Net Profit Margin dari Pengertian hingga Cara Hitungnya

Fungsi Gross Profit Margin

Seperti yang disebutkan bahwa adanya gross profit margin memberikan gambaran aktivitas perusahaan sudah berjalan secara efektif atau belum.

Faktor yang paling dominan dalam pengukuran ini adalah pendapatan/laba perusahaan. Artinya, semakin tinggi gross profit margin maka semakin cepat mencapai break even point (BEP) dan menguntungkan bisnis.

Oleh karena itu, gross profit margin lebih baik untuk mengukur kinerja perusahaan tiap periode, untuk membandingkannya dengan bisnis industri yang sama. Adapun fungsi dan manfaat lain yang bisa perusahaan rasakan adalah:

  • Pengukuran gross profit margin dapat membantu menentukan tentang harga produk, pengendalian biaya produksi, dan efisiensi operasional.
  • Pendekatan investor melalui gross profit margin yang tinggi untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum mereka mau berinvestasi.
  • Membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing sejenis dalam industri yang sama untuk menilai sejauh mana perkembangan laba dengan kompetitor.
  • Tren gross profit margin dapat membantu untuk mengidentifikasi potensi masalah dalam operasi bisnis.
  • Mengidentifikasi efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya produksi atau penyediaan barang dan jasa. Semakin tinggi gross profit margin, maka semakin efisien memproduksi barang.
  • Memberikan gambaran kesehatan bisnis kepada stakeholder terkait seperti supplier, distributor, serta pemilik saham.
  • Tren gross profit margin dan penjualan dapat membantu meningkatkan arus kas perusahaan.

Baca Juga: Kapan Profit Bisnis Harus Dialokasikan untuk Investasi?

Contoh Perhitungan Gross Profit Margin

Cara paling umum dan sederhana dalam menghitung gross profit margin adalah sebagai berikut:

Gross Profit Margin = (Penjualan Bersih – HPP) : Penjualan Bersih

Keterangan:

  • Penjualan Bersih: Total laba penjualan dalam sebuah produk atau satu periode.
  • HPP atau Harga Pokok Penjualan: Total biaya produksi dari sebuah produk atau satu periode.

Berikut contoh untuk menghitung gross profit margin menggunakan rumus tersebut:

Sebuah toko bangunan bernama PT. Maju Jaya Group menjual beraneka ragam kebuhan bangunan seperti semen, batubata, alat perkakas, dan sebagainya.

Pada akhir periode, PT. Maju Jaya Group akan membuat laporan laba rugi dengan catatan total laba penjualan bersih sebesar Rp1.500.000.000.

Sedangkan HPP pada periode yang sama tercatat sebesar Rp450.000.000.

Agar lebih memudahkan penjelasan, perhitungan akan terbagi menjadi dua tahap.

Tahap 1:

Gross Profit = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

Gross Profit = Rp1.500.000.000 – Rp450.000.000

Gross Profit = Rp1.050.000.000

Tahap 2:

Gross Profit Margin = Laba Kotor : Penjualan Bersih

Gross Profit Margin = Rp 1.050.000.000 : Rp 1.500.000.000

Gross Profit Margin = 0,7 atau 70% (dalam bentuk persen).

Dari perhitungan tersebut, dapat terlihat bahwa PT. Maju Jaya Group telah menjalankan operasional bisnisnya dengan efektif karena persentasi gross profit margin-nya yang cukup tinggi.

Nah, itulah cara menghitung gross profit margin. Jika kamu ingin meningkatkannya, perusahaanmu dapat mengoptimalkan biaya produksi, menaikkan harga jual secara strategis, atau memperbaiki efisiensi operasional.

 

Nadiyah Rahmalia