Dalam dunia bisnis dan keuangan, kecurangan menjadi salah satu tantangan terbesar yang dapat merugikan perusahaan maupun individu.

Tidak sedikit kasus yang menunjukkan bagaimana tindakan curang dapat merusak reputasi, mengancam stabilitas keuangan, dan bahkan berujung pada konsekuensi hukum.

Salah satu cara untuk memahami mengapa seseorang melakukan kecurangan adalah dengan melihat konsep Fraud Triangle.

Yuk, simak detailnya dalam artikel berikut ini!

Apa Itu Fraud Triangle?

Fraud Triangle atau Segitiga Kecurangan adalah teori yang dikembangkan oleh Donald R. Cressey, seorang sosiolog kriminologi, untuk menjelaskan faktor utama yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan (fraud).

Teori ini menyatakan bahwa tindakan kecurangan umumnya terjadi ketika ada tiga elemen utama: tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization).

Baca Juga: 6 Cara Deteksi dan Cegah Fraud dalam Bisnis, Lakukan Sebelum Terlambat!

Untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam bisnis, kamu bisa memulai dengan langkah sederhana, yaitu dengan menggunakan Paper.id.

Dengan mencatat dan melacak semua transaksi bisnis lewat Paper.id, kamu bisa tahu secara real-time transaksi yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas transaksi tersebut.

Terlebih lagi, kamu juga bisa bebas atur siapa yang punya akses terhadap dokumen-dokumen penting tertentu, atau siapa yang bisa menyetujui transaksi di perusahaanmu.

Yuk, pelajari selengkapnya tentang invoice online Paper.id sekarang untuk transaksi dengan invoice yang aman dan praktis dan registrasikan bisnismu, gratis!

Elemen dalam Fraud Triangle

1. Tekanan (Pressure)

Tekanan adalah faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan kecurangan.

Biasanya, tekanan ini berasal dari keadaan finansial atau tuntutan yang sulit diatasi dengan cara yang sah. Beberapa contoh tekanan yang dapat memicu kecurangan antara lain:

  • Masalah keuangan pribadi, seperti utang yang menumpuk.
  • Tekanan untuk memenuhi target kerja yang tidak realistis.
  • Gaya hidup mewah yang tidak sesuai dengan pendapatan.
  • Tekanan sosial atau budaya di lingkungan kerja.

2. Kesempatan (Opportunity)

Kesempatan muncul ketika seseorang memiliki akses atau keleluasaan untuk melakukan kecurangan tanpa risiko besar untuk tertangkap.

Faktor ini biasanya terkait dengan lemahnya sistem pengendalian internal dalam suatu organisasi. Beberapa contoh kesempatan yang sering terjadi adalah:

  • Sistem pengawasan yang tidak ketat.
  • Kurangnya pemisahan tugas dalam organisasi.
  • Kepercayaan yang terlalu tinggi tanpa mekanisme verifikasi.
  • Kurangnya audit atau pemeriksaan berkala.

3. Rasionalisasi (Rationalization)

Rasionalisasi adalah pembenaran diri yang dilakukan oleh pelaku kecurangan untuk menghilangkan rasa bersalah.

Orang yang melakukan kecurangan sering kali mencari alasan yang membuat tindakan mereka tampak dapat diterima. Contohnya:

  • “Saya hanya meminjam sementara, nanti saya kembalikan.”
  • “Perusahaan juga tidak memberikan gaji yang layak, jadi ini adalah kompensasi saya.”
  • “Orang lain juga melakukannya, jadi saya tidak sendirian.”
  • “Saya terpaksa melakukan ini demi keluarga.”

Baca Juga: Invoice Fraud: Pengertian, Contoh Kasus, & Cara Menghindari

Cara Mencegah Kecurangan dengan Memahami Fraud Triangle

Mengetahui konsep Fraud Triangle dapat membantu organisasi dan individu dalam mencegah tindakan kecurangan. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diterapkan:

1. Mengurangi tekanan

  • Meningkatkan kesejahteraan karyawan agar tidak terdorong melakukan kecurangan karena tekanan finansial.
  • Menetapkan target kerja yang realistis.
  • Menciptakan budaya kerja yang mendukung dan tidak menekan karyawan secara berlebihan.

2. Memperkecil kesempatan

  • Menerapkan sistem pengawasan dan audit yang ketat.
  • Memisahkan tugas-tugas penting agar tidak ada satu individu yang memiliki kontrol penuh atas suatu proses.
  • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam operasional bisnis.

3. Mengubah pola pikir untuk menghindari rasionalisasi

  • Memberikan edukasi tentang etika kerja dan risiko hukum terkait kecurangan.
  • Membangun budaya integritas yang kuat dalam organisasi.
  • Memberikan contoh kepemimpinan yang jujur dan transparan.

Demikianlah penjelasan tentang Fraud Triangle.

Dengan memahami dan mengimplementasikan konsep ini, bisnis dapat menciptakan lingkungan yang lebih transparan, adil, dan bebas dari tindakan curang yang dapat merugikan banyak pihak.

Semoga dengan mengimplementasikannya dengan baik dalam bisnis, perusahaanmu jadi lebih aman dan bebas fraud, ya.

Alfian Dimas