Pernah kamu berpikir, “Berapa nilai sebenarnya dari bisnis atau investasi yang sedang aku jalani?” Tentu saja, sebagai business owner atau investor, memahami potensi keuntungan di masa depan adalah hal yang sangat penting.
Namun, keuntungan yang akan didapat tidak selalu setara dengan nilai saat ini. Di sinilah Discounted Cash Flow (DCF) berperan. DCF adalah metode perhitungan yang membantu menentukan nilai bisnis atau investasi berdasarkan proyeksi cash flow di masa depan yang “didiskon” ke nilai saat ini.
Mengapa DCF ini penting? Dengan menghitung DCF, kamu bisa menilai apakah suatu proyek atau investasi benar-benar menguntungkan, atau justru berisiko. Penasaran bagaimana cara menghitungnya, dan seberapa besar pengaruhnya terhadap keputusan bisnis?
Maka dari itu, berikut pembahasan mengenai Discounted Cash Flow, mulai dari pengertian, fungsi, hingga cara menghitungnya untuk bisnismu. Simak selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Discounted Cash Flow?
Discounted Cash Flow (DCF) adalah pendekatan perhitungan yang bertujuan untuk mengetahui nilai suatu bisnis, aset, atau investasi berdasarkan proyeksi arus kas masa depan yang “didiskon” dengan tingkat pengembalian tertentu.
Yang perlu kamu tekankan adalah, bahwa nilai uang sekarang tentu berbeda dengan nilai uang di masa depan akibat inflasi dan risiko yang ada. Dengan DCF, kamu bisa memahami nilai sekarang dari arus kas di masa depan.
Sederhananya, metode Discounted Cash Flow ini digunakan untuk mengukur atau mengestimasi banyaknya penghasilan di masa depan dengan melihat nilai suatu bisnis, aset, atau investasi saat ini.
Baca Juga: Apa Itu Net Cash Flow? Pengertian, Fungsi, dan Cara Menghitungnya
Fungsi Discounted Cash Flow dalam Bisnis
DCF memiliki beberapa fungsi penting, terutama bagi pengambilan keputusan bisnis dan investasi:
1. Menilai potensi investasi
Dengan menggunakan DCF, kamu bisa melihat apakah investasi di proyek baru atau akuisisi perusahaan benar-benar menguntungkan.
Misalnya, kamu ingin membeli sebuah perusahaan retail. Kamu bisa memproyeksikan arus kas masa depan perusahaan tersebut selama beberapa tahun, lalu menghitung berapa nilai arus kas tersebut saat ini.
Jika hasil perhitungan DCF menunjukkan bahwa nilai sekarang arus kas tersebut lebih besar daripada harga yang kamu bayar untuk perusahaan, maka investasi tersebut bisa dianggap menguntungkan.
2. Menganalisis kelayakan proyek
DCF juga membantu menilai apakah proyek besar yang membutuhkan banyak modal layak untuk dilanjutkan.
Misalkan kamu ingin membuka cabang baru untuk restoran. Kamu bisa menghitung perkiraan pendapatan dari cabang baru itu selama lima tahun ke depan dan mendiskonnya ke nilai saat ini.
Jika hasilnya lebih besar dari modal yang kamu keluarkan, proyek tersebut dianggap layak untuk dijalankan. Sebaliknya, jika nilainya kecil, kamu mungkin perlu mempertimbangkan ulang.
3. Membantu memprediksi arus kas di masa depan
DCF memberikan gambaran jelas mengenai arus kas yang akan diterima di masa depan dan membantu kamu melihat nilainya sekarang.
Misalnya, bisnis kateringmu diperkirakan akan mendapat arus kas sebesar Rp 200 juta per tahun selama tiga tahun ke depan.
Dengan menggunakan DCF, kamu bisa menghitung berapa nilai Rp 200 juta itu jika dibandingkan dengan kondisi keuangan saat ini, sehingga kamu lebih mudah merencanakan langkah bisnis selanjutnya, seperti menambah tenaga kerja atau membeli peralatan baru.
4. Mengukur risiko investasi
Dengan DCF, kamu juga bisa mengukur seberapa besar risiko dari sebuah investasi. Misalnya, kamu ingin berinvestasi di perusahaan startup teknologi.
Proyeksi arus kas masa depan dari perusahaan itu sangat tinggi, tapi ketika dihitung dengan DCF, nilai sekarang dari arus kasnya ternyata rendah karena risiko yang tinggi. Ini artinya, meskipun terlihat menguntungkan di masa depan, risiko yang besar bisa membuat investasi tersebut kurang menarik.
Fungsi Discounted Cash Flow (DCF) sangat penting dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan DCF, kamu bisa menilai apakah investasi menguntungkan, menganalisis kelayakan proyek, memprediksi arus kas di masa depan, serta mengukur risiko investasi.
Namun, agar fungsi DCF lebih efektif, data keuangan yang digunakan harus akurat dan terdokumentasi dengan baik. Paper.id hadir sebagai solusi untuk membantu bisnis dalam mengelola keuangan dengan lebih praktis dan efisien.
Dengan fitur invoicing, payment, pencatatan transaksi otomatis, hingga laporan keuangan secara real-time, kamu bisa memastikan data keuangan selalu siap untuk dianalisis.
Untuk memahami selengkapnya tentang Paper.id, kamu bisa klik di sini.
Yuk, daftarkan bisnismu di Paper.id sekarang dan rasakan manfaatnya!
Baca Juga: Cara Menghitung Cash Flow, Lengkap dengan Rumusnya!
Rumus Discounted Cash Flow
Perhitungan DCF cukup sederhana, yaitu dengan menjumlahkan semua arus kas masa depan dan mendiskonnya ke nilai saat ini. Berikut adalah rumus dasar DCF:
DCF = CF₁ / (1 + r)¹ + CF₂ / (1 + r)² + … + CFn / (1 + r)ⁿ
Dimana:
- CF₁, CF₂, CFn = Arus kas pada tahun 1, 2, n, dan seterusnya
- r = Tingkat diskonto atau tingkat pengembalian yang diharapkan
- n = Periode waktu
Contoh Menghitung DCF
Misalnya, sebuah perusahaan diperkirakan akan menghasilkan arus kas sebesar Rp 1 miliar setiap tahunnya selama 3 tahun. Tingkat pengembalian yang diharapkan adalah 10%. Maka perhitungan DCF-nya adalah sebagai berikut:
- Tahun 3: Rp 1 miliar / (1 + 0,10)³ = Rp 751 juta
- Tahun 1: Rp 1 miliar / (1 + 0,10)¹ = Rp 909 juta
- Tahun 2: Rp 1 miliar / (1 + 0,10)² = Rp 826 juta
Total nilai DCF untuk 3 tahun tersebut adalah sekitar Rp 2,486 miliar.
Baca juga: Free Cash Flow: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contoh Kasus
Demikianlah penjelasan mengenai Discounted Cash Flow (DCF). Dengan memahami konsep dan cara menghitung DCF, kamu bisa membuat keputusan investasi dan bisnis dengan lebih bijaksana, memastikan potensi keuntungan yang maksimal sambil memperhitungkan risiko yang mungkin muncul.
Namun, tak hanya DCF yang penting dalam menjaga kestabilan keuangan bisnis. Pengelolaan cash flow juga menjadi kunci utama untuk menjaga operasional tetap berjalan lancar. Maka dari itu, ayo segera pakai Paper.id sekarang!
- Discounted Cash Flow: Pengertian, Fungsi, Rumus, dan Contohnya - Maret 4, 2025
- Analisis SWOT: Arti, Komponen, dan Contohnya dalam Bisnis - Maret 3, 2025
- Optimalkan WhatsApp Bisnis dengan Kalimat Balasan Otomatis yang Efektif - Februari 28, 2025