Industri Food and Beverages (F&B) di Indonesia memiliki peran besar dalam pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan perkembangan kuliner di tanah air. Berdasarkan laporan InCorp Indonesia, sektor F&B tumbuh sebesar 5% pada tahun 2023.

Data industri F&B di Indonesia
Source: Badan Pusat Statistik (BPS)

Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang dinamis, tetapi industri F&B tetap mampu mencapai total pendapatan tahunan hingga Rp853.176 miliar di tahun tersebut. Tak heran jika banyak pengusaha tertarik untuk terjun ke bisnis F&B.

Nah, jika kamu juga berencana memulai usaha makanan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat proposal usaha untuk merancang dan menjelaskan ide usahamu dengan jelas.

Maka dari itu, yuk simak contoh proposal usaha makanan beserta cara membuatnya berikut ini!

Contoh Proposal Usaha Makanan Restoran Ayam Bakar Taliwang “Taliwang Rasa”

1. Pendahuluan

Ayam Bakar Taliwang adalah hidangan khas Lombok yang sangat populer di Indonesia. Cita rasanya yang pedas, gurih, dan sedikit manis membuat banyak orang ketagihan. “Taliwang Rasa” hadir untuk menyajikan Ayam Bakar Taliwang dengan cita rasa autentik dan kualitas terbaik, serta pengalaman bersantap yang tak terlupakan.

Baca Juga: Proposal Usaha : Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

2. Latar Belakang

  • Keunggulan Produk: “Taliwang Rasa” menawarkan Ayam Bakar Taliwang dengan resep tradisional yang diwariskan secara turun-temurun, menggunakan bahan-bahan segar berkualitas tinggi, dan proses pembakaran yang menghasilkan cita rasa yang khas.
  • Peluang Usaha: Dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap kuliner khas daerah, “Taliwang Rasa” memiliki peluang besar untuk menjadi restoran Ayam Bakar Taliwang yang sukses dan berkembang.
  • Potensi Pasar: Kuliner Indonesia, khususnya Ayam Bakar Taliwang, memiliki pasar yang luas dan terus berkembang. Permintaan akan makanan khas daerah yang autentik dan berkualitas tinggi semakin meningkat.

3. Visi dan Misi

  • Visi: Menjadi restoran Ayam Bakar Taliwang terkemuka yang dikenal dengan cita rasa autentik, kualitas terbaik, dan pelayanan yang memuaskan.
  • Misi:
    • Menyajikan Ayam Bakar Taliwang dengan cita rasa autentik dan kualitas terbaik.
    • Menggunakan bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi.
    • Memberikan pelayanan yang ramah, cepat, dan profesional.
    • Menciptakan suasana restoran yang nyaman dan menyenangkan.
    • Terus berinovasi untuk mengembangkan menu dan meningkatkan kualitas produk.

4. Deskripsi Usaha

  • Nama Usaha: Taliwang Rasa
  • Jenis Usaha: Restoran
  • Produk Utama: Ayam Bakar Taliwang
  • Produk Tambahan:
    • Plecing Kangkung
    • Bebalung
    • Nasi Campur
    • Minuman Khas Lombok
    • Aneka Sambal
  • Lokasi: [Lokasi spesifik dengan alamat, contoh: Jalan Raya [Nama Jalan] No. [Nomor], [Kota]] (Lokasi yang strategis dan mudah diakses)
  • Target Pasar:
    • Keluarga
    • Mahasiswa
    • Pekerja kantoran
    • Wisatawan
    • Pecinta kuliner Indonesia

5. Analisis Pasar

  • Analisis SWOT:
    • Strengths (Kekuatan):
      • Cita rasa Ayam Bakar Taliwang yang autentik dan lezat.
      • Kualitas bahan baku yang segar dan berkualitas tinggi.
      • Resep tradisional yang diwariskan secara turun-temurun.
      • Pelayanan yang ramah dan profesional.
      • Suasana restoran yang nyaman.
    • Weaknesses (Kelemahan):
      • Usaha baru, belum memiliki banyak pelanggan tetap.
      • Keterbatasan modal awal.
      • Persaingan dengan restoran lain yang sudah lebih dulu ada.
    • Opportunities (Peluang):
      • Meningkatnya minat masyarakat terhadap kuliner khas daerah.
      • Potensi pasar yang luas dan terus berkembang.
      • Peluang untuk membuka cabang di lokasi lain.
      • Peluang untuk mengembangkan menu dan produk baru.
    • Threats (Ancaman):
      • Persaingan yang ketat dengan restoran lain.
      • Kenaikan harga bahan baku.
      • Perubahan selera konsumen.
      • Munculnya pesaing baru dengan konsep yang serupa.
  • Strategi Pemasaran:
    • Promosi:
      • Media sosial (Instagram, Facebook, dll.)
      • Iklan online dan offline
      • Promosi pembukaan (diskon, paket spesial)
      • Kerja sama dengan influencer kuliner
      • Program loyalitas pelanggan
      • Pemasaran dari mulut ke mulut
    • Penetapan Harga:
      • Harga yang kompetitif dan sesuai dengan kualitas produk.
      • Penetapan harga berdasarkan biaya produksi, harga pasar, dan nilai tambah produk.
      • Menawarkan paket-paket menu dengan harga yang menarik.
    • Distribusi:
      • Penjualan langsung di restoran.
      • Layanan pesan antar (delivery).
      • Kerja sama dengan aplikasi pesan makanan online.

6. Rencana Operasional

  • Lokasi:
    • Memilih lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh target pasar.
    • Memastikan lokasi memiliki area parkir yang cukup.
    • Desain interior restoran yang nyaman dan menarik.
  • Jam Operasional: [Contoh: 10.00 – 22.00 setiap hari]
  • Sumber Daya Manusia:
    • Karyawan yang ramah, profesional, dan berpengalaman di bidang kuliner.
    • Pelatihan karyawan untuk memastikan kualitas produk dan pelayanan yang baik.
    • Struktur organisasi yang jelas dengan pembagian tugas yang efektif.
  • Proses Produksi:
    • Memastikan bahan baku yang digunakan selalu segar dan berkualitas tinggi.
    • Menjaga kebersihan dan sanitasi di dapur dan area restoran.
    • Mengikuti resep dan standar operasional yang telah ditetapkan.
    • Melakukan kontrol kualitas secara berkala untuk memastikan produk yang dihasilkan selalu berkualitas.
  • Peralatan dan Perlengkapan:
    • Peralatan dapur lengkap (kompor, oven, alat masak, dll.)
    • Peralatan makan dan minum
    • Meja, kursi, dan perlengkapan restoran lainnya
    • Sistem kasir
    • Pendingin ruangan
    • Peralatan kebersihan

7. Rencana Keuangan

  • Modal Awal:
    • Biaya sewa tempat
    • Biaya renovasi dan desain interior
    • Biaya pembelian peralatan dan perlengkapan
    • Biaya bahan baku awal
    • Biaya promosi awal
    • Gaji karyawan awal
    • Biaya perizinan
    • Dana cadangan
  • Proyeksi Pendapatan:
    • Estimasi jumlah pelanggan per hari/bulan
    • Rata-rata pengeluaran per pelanggan
    • Proyeksi pendapatan bulanan dan tahunan
  • Proyeksi Biaya:
    • Biaya bahan baku
    • Gaji karyawan
    • Biaya sewa tempat
    • Biaya listrik, air, dan telepon
    • Biaya promosi dan pemasaran
    • Biaya pemeliharaan
    • Biaya lain-lain
  • Analisis Titik Impas (BEP):
    • Perhitungan titik impas untuk mengetahui volume penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya.
  • Proyeksi Laba/Rugi:
    • Proyeksi laba/rugi bulanan dan tahunan.
  • Sumber Pendanaan:
    • Modal sendiri
    • Pinjaman bank
    • Investasi dari investor

8. Manajemen Risiko

  • Identifikasi Risiko:
    • Risiko persaingan
    • Risiko kenaikan harga bahan baku
    • Risiko perubahan selera konsumen
    • Risiko kerusakan peralatan
    • Risiko kebakaran atau bencana alam
    • Risiko kekurangan karyawan
  • Mitigasi Risiko:
    • Menjaga kualitas produk dan pelayanan untuk memenangkan persaingan.
    • Mencari pemasok alternatif untuk mengurangi risiko kenaikan harga bahan baku.
    • Terus berinovasi untuk mengikuti perubahan selera konsumen.
    • Melakukan perawatan rutin terhadap peralatan untuk mencegah kerusakan.
    • Memiliki asuransi untuk melindungi dari risiko kebakaran atau bencana alam.
    • Memberikan pelatihan dan motivasi kepada karyawan untuk mengurangi risiko kekurangan karyawan.

9. Penutup

“Taliwang Rasa” memiliki potensi besar untuk menjadi restoran Ayam Bakar Taliwang yang sukses dan berkembang. Dengan cita rasa autentik, kualitas terbaik, dan pelayanan yang memuaskan, “Taliwang Rasa” yakin dapat menarik banyak pelanggan dan menjadi pilihan utama bagi pecinta kuliner Indonesia. Dukungan dari investor dan mitra sangat diharapkan untuk mewujudkan visi dan misi “Taliwang Rasa”.

Lampiran

  • Rincian Biaya Modal Awal
  • Proyeksi Keuangan
  • Struktur Organisasi
  • Daftar Menu
  • Desain Restoran

Merancang proposal usaha makanan yang menarik dan komprehensif memang penting, tapi itu baru langkah awal. Tantangan sebenarnya muncul saat menjalankan bisnis, terutama dalam mengelola keuangan, mencatat transaksi, dan memastikan arus kas tetap lancar. Banyak pemilik usaha F&B kesulitan dalam mengelola invoice, pembayaran supplier, hingga pencatatan laporan keuangan secara rapi dan efisien.

Dengan Paper.id, semua itu bisa dilakukan dengan lebih mudah! Dari pembuatan invoice, pencatatan transaksi, hingga laporan keuangan, semuanya bisa dikelola dalam satu platform.

Yuk, jangan biarkan urusan administratif menghambat perkembangan bisnismu, kelola keuangan usaha makananmu sekarang juga dengan prakti di Paper.id. Gratis!

Baca Juga: Contoh Proposal Kerjasama Vendor Untuk Pebisnis Pemula

Cara Membuat Proposal Usaha Makanan

Isi dari proposal usaha makanan umumnya berbeda-beda menyesuaikan jenis usahanya dan kebijakan dari masing-masing owner. Namun, secara umum cara membuat proposal usaha makanan adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan konsep usaha makananmu

Di bagian ini, jelaskan secara singkat dan jelas tentang usaha makanan yang ingin kamu jalankan. Agar berkesan, pastikan untuk menyertakan elemen-elemen berikut:

  • Jenis makanan: Sebutkan jenis makanan yang akan dijual, misalnya makanan tradisional, makanan sehat, fast food, atau makanan ringan.
  • Konsep unik: Apa yang membuat usaha kamu berbeda dari yang lain? Misalnya, bahan baku organik, resep keluarga, atau penyajiannya yang menarik.
  • Target pasar: Siapa yang akan menjadi pelanggan utama kamu? Misalnya, anak muda, keluarga, atau pekerja kantoran.
  • Lokasi usaha: Di mana usaha akan dibuka? Penting untuk mempertimbangkan tempat yang strategis dan sesuai dengan target pasar.

Sebagai contoh, salah satu ide usaha makanan yang dapat dikembangkan adalah kafe yang menyajikan hidangan sehat berbasis bahan organik. Dengan konsep kuliner organik, kafe ini menawarkan menu yang segar dan bergizi. Lokasinya direncanakan berada di area strategis di pusat kota Jakarta Selatan.

2. Buat analisis pasar bisnismu

Analisis pasar menjelaskan tentang kondisi pasar dan peluang yang ada yang menjadi target usaha kamu. Buat analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengevaluasi posisi usaha kamu di pasar.

Agar lebih akurat, gunakan data statistik tentang industri makanan yang kamu geluti, seperti ukuran pasar dan pertumbuhannya. Kemudian, identifikasi segmen pasar yang menjadi target, seperti usia, pendapatan, dan gaya hidup. Misalnya, apakah kamu menargetkan masyarakat umum, mahasiswa, atau pekerja kantoran, dan semacamnya.

3. Tentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan

Langkah selanjutnya adalah merumuskan strategi pemasaran untuk usaha makananmu. Mulailah dengan membuat unique selling proposition (USP) atau jelaskan apa yang membuat produkmu berbeda. Misalnya, apakah kamu menggunakan bahan organik, resep tradisional, atau penyajiannya yang menarik.

Selanjutnya, fokus pada branding atau pengembangan identitas merek yang mencerminkan nilai dan visi usaha kamu. Terakhir, pilih saluran pemasaran yang digunakan, seperti media sosial (Instagram, Facebook, atau TikTok), website, atau bahkan pemasaran konvensional secara langsung dari mulut ke mulut. 

4. Susun rencana operasional dan keuangan

Rencana operasional menjelaskan bagaimana usaha makanan kamu akan berfungsi sehari-hari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah lokasi usaha, jam operasional, proses produksi, manajemen stok, dan karyawan yang dibutuhkan. 

Sementara, rencana keuangan memberikan gambaran tentang aspek keuangan usaha kamu. Beberapa komponen pentingnya ialah estimasi biaya awal (sewa lokasi, peralatan, bahan baku, izin usaha, dan biaya pemasaran), proyeksi pendapatan, rencana pembiayaan, dan laporan keuangan untuk menunjukkan kesehatan keuangan usahamu.

5. Buat lampiran dan penutup

Lampiran adalah bagian yang berisi dokumen tambahan yang mendukung informasi dalam proposal. Isinya bisa mencakup menu, gambar produk, lisensi atau izin, dan dokumen lainnya yang mendukung proposal. 

Sementara, pernyataan penutup berfungsi untuk merangkum kembali poin kunci (key points) dari proposal dan menegaskan potensi keberhasilan dari usaha makanan kamu. Salah satunya, kamu bisa menyampaikan  harapan untuk mendapatkan dukungan atau kerjasama dari pihak terkait.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Modal Usaha yang Kurang dengan Mudah

Demikian contoh proposal usaha makanan lengkap dengan cara membuatnya. Proposal ini tidak hanya membantu dalam merancang konsep bisnis yang matang, tetapi juga menjadi langkah awal untuk menarik investor atau mendapatkan pendanaan.

Namun, setelah bisnis berjalan, tantangan sebenarnya ada pada pengelolaan keuangan yang efisien, mulai dari pencatatan transaksi hingga pengelolaan cash flow.

Jangan khawatir, Paper.id bisa menjadi solusi bisnismu agar semakin lancar! Dengan platform ini, kamu bisa membuat invoice, mencatat pembayaran, dan mengelola laporan keuangan secara praktis dalam satu sistem.

Ayo, Kelola bisnis F&B-mu dengan lebih mudah dan efisien bersama Paper.id!

Paper.id
Alfian Dimas