Kalau kamu sedang membangun bisnis, kamu mungkin fokus pada penjualan, marketing, dan operasional sehari-hari. Tapi ada satu hal penting yang sering terlewat, yaitu liabilitas tersembunyi. Apa itu?
Liabilitas tersembunyi adalah kewajiban finansial yang nggak tercatat secara jelas di laporan keuangan, tapi bisa muncul tiba-tiba dan bikin panik. Bisa dibilang, ini semacam “bom waktu” yang kalau nggak diantisipasi, bisa merusak cash flow, bikin rugi besar, bahkan menghentikan bisnis kamu.
Yuk, kenali beberapa contoh liabilitas tersembunyi yang paling sering terjadi!
Contoh Liabilitas dalam Bisnis
1. Tuntutan hukum yang belum diselesaikan
Sengketa hukum yang masih dalam proses sering kali belum dicatat sebagai kewajiban karena belum ada keputusan yang bersifat mengikat.
Namun, perkara seperti keluhan pelanggan, perselisihan dengan mitra bisnis, atau konflik tenaga kerja dapat berujung pada ganti rugi yang tidak sedikit.
Misalnya, jika pelanggan menggugat perusahaan atas kerugian akibat produk rusak, maka perusahaan mungkin harus menanggung biaya hukum, kompensasi, serta dampak terhadap reputasi.
Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi secara berkala dengan penasihat hukum, menyisihkan cadangan dana untuk risiko hukum, dan mempertimbangkan perlindungan melalui asuransi tanggung gugat.
2. Pajak yang tertunda atau tidak tercatat
Kesalahan dalam pelaporan pajak, baik karena kelalaian maupun pemahaman yang kurang terhadap peraturan perpajakan, dapat menimbulkan kewajiban di kemudian hari.
Hal ini mencakup pajak yang belum dibayar, kelalaian dalam pencatatan transaksi tertentu, atau keterlambatan penyetoran yang dikenakan denda.
Contohnya, sebuah usaha kecil yang lupa mencatat transaksi ekspor justru menerima surat tagihan pajak disertai sanksi administratif setelah dilakukan pemeriksaan.
Untuk menghindari hal serupa, pelaku usaha perlu melakukan evaluasi pajak secara berkala dan melibatkan tenaga profesional yang kompeten di bidang perpajakan.
3. Klaim garansi produk atau layanan
Jika perusahaan memberikan garansi terhadap produk atau layanan, maka setiap penjualan mengandung potensi kewajiban yang harus diperhitungkan.
Biaya untuk memenuhi klaim garansi, terutama jika terjadi secara massal, dapat mengganggu arus kas dan mengurangi keuntungan yang diperoleh.
Sebagai ilustrasi, perusahaan elektronik yang memberikan garansi dua tahun baru mengetahui adanya kecacatan produksi setelah satu tahun berjalan.
Akibatnya, perusahaan harus menanggung biaya penggantian atau perbaikan produk dalam jumlah besar.
Oleh sebab itu, perhitungkan estimasi klaim garansi berdasarkan data historis dan alokasikan cadangan secara proporsional di laporan keuangan.
Baca Juga: Aset vs Liabilitas, Mana yang Lebih Penting untuk Bisnis?
4. Kewajiban karyawan yang tidak terdokumentasi
Beberapa perusahaan sering kali menunda pencatatan kewajiban kepada karyawan, seperti pesangon, tunjangan pensiun, atau bonus yang telah dijanjikan.
Ketika saatnya tiba untuk membayar, tidak jarang dana yang tersedia tidak mencukupi, yang pada akhirnya menimbulkan ketegangan di lingkungan kerja.
Misalnya, pemilik usaha menjanjikan bonus akhir tahun, namun lupa mencatat komitmen tersebut. Ketika waktunya tiba, perusahaan tidak siap, dan karyawan pun merasa dirugikan.
Untuk menghindarinya, pastikan seluruh bentuk kompensasi kepada karyawan tercatat secara rinci dan dikomunikasikan dengan jelas sejak awal.
5. Risiko lingkungan atau kepatuhan regulasi
Perusahaan di sektor manufaktur, pertambangan, makanan, dan sejenisnya memiliki potensi risiko dari pelanggaran terhadap regulasi lingkungan atau standar industri.
Denda, biaya remediasi, atau penghentian operasional bisa menjadi konsekuensi dari ketidaksesuaian terhadap peraturan yang berlaku.
Contohnya, sebuah pabrik kecil didenda miliaran rupiah karena melakukan pembuangan limbah tanpa izin. Selain beban finansial, reputasi perusahaan turut terpengaruh.
Untuk mengantisipasi hal ini, lakukan audit kepatuhan secara berkala dan perbarui seluruh perizinan dan prosedur operasional sesuai peraturan yang berlaku.
6. Ketergantungan pada pihak tertentu
Ketergantungan yang terlalu besar pada satu pemasok atau satu pelanggan utama juga merupakan bentuk liabilitas tersembunyi.
Jika salah satu pihak tersebut berhenti bekerja sama atau mengalami gangguan operasional, perusahaan dapat kehilangan sumber pasokan atau pendapatan secara tiba-tiba.
Sebagai contoh, sebuah kafe hanya bekerja sama dengan satu pemasok biji kopi. Ketika pemasok tersebut berhenti beroperasi, kafe tersebut kesulitan mendapatkan bahan baku dengan harga dan kualitas yang serupa, sehingga memengaruhi margin keuntungan.
Oleh karena itu, penting untuk mendiversifikasi mitra usaha dan tidak bergantung pada satu pihak saja.
Langkah Menghindari Liabilitas Tersembunyi
Agar bisnis tetap aman dari risiko yang tidak terdeteksi, ada beberapa langkah penting yang dapat dilakukan, antara lain:
- Melakukan audit keuangan dan operasional secara berkala untuk memastikan tidak ada kewajiban yang terlewat
- Menggunakan jasa profesional seperti akuntan, pengacara, atau konsultan untuk meninjau potensi risiko
- Mencatat seluruh komitmen keuangan secara transparan dan tepat waktu
- Menyediakan cadangan dana untuk situasi tak terduga
- Mengikuti perkembangan regulasi dan menyesuaikan kebijakan internal secara berkala
Baca Juga: Cara Membuat Laporan Keuangan: Panduan Lengkap untuk Pemula
Liabilitas tersembunyi adalah ancaman nyata yang sering kali tidak disadari hingga dampaknya terasa. Tuntutan hukum, pajak yang belum dilaporkan, klaim garansi, kewajiban terhadap karyawan, risiko regulasi, hingga ketergantungan pada mitra usaha tertentu adalah contoh yang perlu diwaspadai.
Dengan mengenali sejak awal dan menerapkan pengelolaan keuangan yang rapi dan cermat, kamu dapat meminimalkan risiko yang tidak diharapkan serta menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Liabilitas tersembunyi sering kali muncul karena pencatatan keuangan yang tidak lengkap atau keterlambatan dalam mengidentifikasi kewajiban.
Dengan Paper.id, kamu dapat mencatat seluruh utang usaha, menyiapkan proyeksi keuangan, dan memantau kewajiban secara otomatis dalam satu sistem yang sudah terintegrasi.
Yuk, pelajari laporan keuangan Paper.id dan registrasikan bisnismu, gratis!
- Transaksi Bisnis dengan Kartu Kredit BNI, Cashback hingga Rp85 ribu! - April 22, 2025
- Transaksi Bisnis Pakai OVO, Langsung Dapat Discount 4%! - April 22, 2025
- Diskon Rp85 ribu untuk Transaksi dengan Kartu Kredit BNI JCB, Cek Promonya Sekarang! - April 22, 2025