Apakah bisnis yang terlihat untung selalu benar-benar menguntungkan? Banyak pemilik usaha merasa bisnisnya berjalan lancar karena penjualan tinggi, tetapi saat dihitung ulang, keuntungannya ternyata lebih kecil dari yang dibayangkan. Inilah mengapa laporan laba rugi sangat penting.
Dengan laporan ini, kamu bisa melihat dengan jelas berapa pendapatan, biaya, hingga keuntungan atau kerugian bisnis dalam periode tertentu. Lantas, bagaimana cara membuatnya dengan benar?
Yuk, simak contoh laporan laba rugi berikut ini, lengkap dengan panduan cara membuatnya yang baik dan benar!
Contoh Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dibedakan menjadi dua berdasarkan bentuknya, yaitu langsung dan bertahap. Berikut kedua contohnya:
1. Contoh laporan laba rugi bentuk langsung

Baca Juga: Laporan Laba Rugi: Pengertian, Komponen, Fungsi, dan Contoh
2. Contoh laporan laba rugi bentuk bertahap

Mengelola keuangan bisnis bisa menjadi tantangan, terutama jika harus mencatat setiap transaksi secara manual. Selain memakan waktu, risiko kesalahan pencatatan pun tinggi, yang dapat berujung pada laporan keuangan yang kurang akurat dan kesulitan dalam menghitung profit.
Nah, agar lebih praktis, kamu bisa memanfaatkan fitur akuntansi gratis dari Paper.id. Fitur ini memungkinkan pencatatan otomatis untuk setiap transaksi bisnis, mulai dari pemasukan, pengeluaran, perubahan stok, hingga retur pembelian, semuanya tercatat secara real-time tanpa repot.
Yuk, daftarkan bisnismu di Paper.id sekarang dengan klik tombol di bawah ini!
Baca Juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi yang Mudah untuk Pemula
Cara Mudah Membuat Laporan Laba Rugi
Membuat laporan laba rugi sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan, asalkan kamu tahu tahapan yang tepat. Laporan ini berfungsi untuk mengetahui kondisi keuangan bisnis, apakah sedang untung atau malah merugi.
Nah, berikut adalah langkah-langkah yang perlu kamu lakukan:
1. Tentukan periode laporan
Langkah pertama adalah menentukan periode laporan laba rugi yang ingin kamu buat. Apakah akan dibuat bulanan, kuartalan, atau tahunan? Periode ini penting karena akan mempengaruhi data yang dimasukkan dan analisis yang dihasilkan.
2. Buat neraca saldo
Setelah periode ditentukan, langkah berikutnya adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo ini berisi ringkasan dari seluruh transaksi yang telah dicatat dalam buku besar, mulai dari pendapatan, biaya, hingga kewajiban bisnis. Data ini nantinya akan menjadi dasar dalam perhitungan laba rugi.
3. Hitung total pendapatan
Selanjutnya, kamu perlu menghitung berapa total pendapatan bisnis dalam periode yang sudah ditentukan. Pendapatan ini mencakup semua pemasukan dari penjualan produk atau jasa, termasuk pendapatan tambahan seperti bunga atau komisi, jika ada.
4. Hitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Untuk mengetahui apakah bisnis benar-benar menghasilkan keuntungan, kamu juga perlu menghitung harga pokok penjualan (HPP). HPP mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa yang dijual, seperti bahan baku, biaya produksi, dan tenaga kerja langsung.
5. Hitung margin kotor
Setelah mendapatkan angka pendapatan dan HPP, langkah selanjutnya adalah menghitung margin kotor. Caranya cukup sederhana, yaitu dengan mengurangi total pendapatan dengan HPP. Dari sini, kamu bisa melihat berapa keuntungan kotor yang didapat dari operasional bisnis sebelum dikurangi biaya lainnya.
6. Hitung biaya operasional
Bisnis tidak hanya mengeluarkan biaya produksi, tetapi juga memiliki pengeluaran operasional lain, seperti biaya administrasi, pemasaran, gaji karyawan, dan sewa tempat. Semua biaya ini perlu dihitung secara detail agar laporan laba rugi mencerminkan kondisi bisnis yang sebenarnya.
7. Hitung laba sebelum pajak
Setelah semua biaya operasional dihitung, kamu bisa mengetahui laba sebelum pajak. Caranya dengan mengurangi margin kotor dengan total biaya operasional. Angka ini menunjukkan seberapa besar keuntungan bisnis sebelum dikurangi pajak yang harus dibayarkan.
8. Hitung laba bersih
Langkah terakhir adalah menghitung laba bersih, yaitu keuntungan akhir setelah dikurangi pajak. Laba bersih inilah yang benar-benar mencerminkan hasil keuangan bisnis dalam periode tertentu dan bisa digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bisnis selanjutnya.
Baca Juga: Cara Menghitung Laba Rugi untuk Bisnis
Nah, demikian contoh laporan laba rugi, lengkap dengan cara membuatnya. Namun, dalam praktiknya, masih banyak pebisnis yang kesulitan mencatat dan menganalisis laba dengan akurat. Padahal, pencatatan yang tidak tepat bisa berdampak pada kestabilan keuangan dan kelancaran operasional bisnis.
Agar lebih mudah, kamu bisa mengelola keuangan secara efisien dengan Paper.id. Dengan integrasi invoicing dan pembayaran dalam satu platform, kamu dapat memantau laba secara real-time melalui satu dashboard tanpa ribet.
Ayo gunakan Paper.id sekarang dan rasakan manfaatnya!
- Baca Pasar Lebih Tepat dengan Trading Central Alpha Generation - April 17, 2025
- Tips UMKM Naik Level: Koneksi Internet Jadi Kuncinya! - April 17, 2025
- Apa itu Kwitansi: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya - April 17, 2025