Pernah mendengar istilah “penyusutan” dalam akuntansi tapi belum benar-benar paham artinya? Atau kamu sedang bingung menghitung penyusutan untuk laporan keuangan bisnismu?

Artikel ini akan membantumu memahami konsep penyusutan secara menyeluruh, mulai dari definisi, rumus, hingga contoh praktis yang bisa langsung diterapkan.

Pasalnya, penyusutan adalah elemen penting dalam pencatatan keuangan. Memahami biaya penyusutan bisa membantumu menyusun laporan keuangan yang lebih akurat, merencanakan investasi aset secara cermat, dan bahkan menghemat pajak secara legal.

Apa Itu Biaya Penyusutan?

Biaya penyusutan adalah penurunan nilai aset tetap seiring waktu akibat penggunaan, keausan, atau perkembangan teknologi.

Misalnya, mesin yang dibeli lima tahun lalu pasti tidak memiliki nilai yang sama dengan saat pertama kali digunakan. Nilai aset yang menurun ini disebut sebagai penyusutan.

Dalam akuntansi, penyusutan dicatat sebagai beban dalam laporan laba rugi. Artinya, biaya penyusutan akan mengurangi laba kena pajak, sehingga kamu bisa mengelola kewajiban pajak dengan lebih efisien.

Namun, tidak semua aset bisa disusutkan. Aset yang bisa disusutkan biasanya adalah aset tetap berwujud seperti gedung, mesin, kendaraan, atau peralatan kantor.

Tanah adalah pengecualian karena nilainya cenderung meningkat.

Baca Juga: Cara Menghitung Biaya Penyusutan dengan Mudah

Rumus Biaya Penyusutan

Metode penyusutan yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus. Rumusnya:

Biaya penyusutan = (Harga Perolehan – Nilai Residu) ÷ Masa Manfaat

Harga perolehan adalah total biaya untuk mendapatkan aset, termasuk pembelian, pengiriman, dan pemasangan. Nilai residu adalah estimasi nilai aset saat masa pakainya habis. Masa manfaat adalah perkiraan waktu penggunaan aset secara produktif, biasanya dalam hitungan tahun.

Metode garis lurus cocok untuk pemula karena menghasilkan jumlah penyusutan yang sama setiap tahun. Ini memudahkan dalam perencanaan dan pencatatan.

Contoh Biaya Penyusutan

Misalnya, kamu membeli mesin senilai Rp200.000.000, dengan nilai sisa Rp20.000.000, dan masa manfaat 5 tahun.

Maka:

(Rp200.000.000 – Rp20.000.000) ÷ 5 = Rp36.000.000

Artinya, setiap tahun kamu mencatat beban penyusutan sebesar Rp36.000.000.

Jumlah ini masuk ke laporan laba rugi dan mengurangi laba yang dikenakan pajak.

Dengan begitu, laporan keuangan menjadi lebih realistis dan strategimu dalam pengelolaan aset lebih efisien.

Cara Menghitung Biaya Penyusutan

Langkah pertama, tentukan harga perolehan aset secara menyeluruh, termasuk biaya tambahan seperti pemasangan dan transportasi.

Kedua, perkirakan nilai sisa di akhir masa manfaat. Ketiga, tetapkan masa manfaat berdasarkan panduan umum atau referensi industri.

Setelah itu, gunakan rumus yang telah dijelaskan dan catat hasilnya dalam laporan keuangan setiap periode.

Jika kamu menggunakan software seperti Paper.id, proses ini akan jauh lebih praktis karena sistem dapat menghitung dan mencatat keuangan bisnismu secara otomatis.

Yuk, pelajari selengkapnya tentang fitur akuntansi gratis dari Paper.id yang sudah terkoneksi dengan invoicing digital dan pembayaran yang praktis!

Lalu, jangan lupa registrasikan bisnismu ke Paper.id gratis.

Baca Juga: Biaya Operasional Bisnis: Jenis-Jenis dan Cara Menghematnya

Namun, memahami proses manual tetap penting agar kamu bisa memverifikasi data dengan yakin.

Kalau kamu ingin mencoba metode lain seperti saldo menurun, prinsipnya hampir sama namun menghasilkan beban penyusutan yang lebih besar di tahun awal.

Metode ini cocok untuk aset yang cepat menurun nilainya, misalnya kendaraan. Tapi sebagai langkah awal, metode garis lurus tetap yang paling disarankan.

Nah, itulah pembahasan lengkap tentang biaya penyusutan dalam akuntansi yang sangat bermanfaat untuk bisnis.

Menghitung penyusutan dengan benar bukan hanya membantu menyusun laporan keuangan yang rapi, tapi juga membuat bisnismu lebih efisien secara pajak dan strategi aset.

Kamu bisa mengetahui kapan harus mengganti peralatan, berapa nilai riil dari aset, dan bagaimana menyesuaikan arus kas.

Untuk membuat proses ini lebih mudah dan otomatis, gunakan aplikasi seperti Paper.id yang bisa mencatat transaksi, menyusun laporan keuangan, dan menghitung penyusutan secara real-time. Semua terintegrasi dalam satu sistem. Praktis, aman, dan bisa kamu akses kapan pun!

Yuk, kelola aset bisnis lebih cerdas dan efisien dengan fitur keuangan dari Paper.id! Gratis untuk dicoba dan siap membantu bisnismu berkembang lebih cepat.

Nadiyah Rahmalia