Pernah merasa bisnis sudah berjalan lancar, tapi tiba-tiba kesulitan membayar tagihan atau gaji karyawan? Bisa jadi masalahnya ada di cash flow!

Arus kas atau cash flow adalah aliran keluar-masuk uang dalam bisnis yang menentukan apakah perusahaan sehat secara finansial atau justru sedang dalam masalah. Meski bisnis mencatat banyak penjualan, jika uang yang masuk lebih lambat daripada pengeluaran, lama-lama bisa kehabisan dana operasional.

Itulah mengapa memahami arus kas sangat penting bagi kamu sebagai business owner. Maka dari itu, mari memahami lebih dalam apa itu cash flow, jenis-jenisnya, contohnya, hingga pentingnya untuk bisnis di bawah ini!

Apa Itu Cash flow?

Cash flow adalah saldo bersih uang tunai yang masuk dan keluar yang dimiliki oleh suatu bisnis, institusi, atau individu pada rentang periode waktu tertentu. 

Dalam bisnis, arus kas sendiri memerankan peran penting, nantinya arus kas inilah yang akan menentukan sebuah bisnis berjalan atau tidak. Laba dan rugi dari bisnis yang dijalankan juga akan diperoleh dari arus kas tersebut. 

Cash flow sendiri bisa positif dan negatif. Arus kas yang positif itu menunjukkan bahwa sebuah bisnis memiliki lebih banyak uang masuk jika dibandingkan dengan uang keluar. Sedangkan negatif itu sebuah perusahaan lebih banyak memiliki uang keluar jika dibandingkan dengan uang yang masuk. 

Uang yang masuk dalam pencatatan arus kas ini disebut dengan cash inflow, dan yang keluar itu cash outflow

Kini, kamu bisa melakukan proses pencatatan dan pembuatan laporan keuangan lebih mudah dan praktis menggunakan Paper.id!

Kamu bisa mencatat pemasukan dan pengeluaran bisnis secara otomatis dan real-time, sehingga arus kas tetap terpantau dengan jelas. Selain itu, laporan keuangan pun tersusun rapi tanpa perlu repot input manual.

Yuk, kelola cash flow bisnismu lebih mudah dan efisien dengan Paper.id! Daftar sekarang dan rasakan kemudahannya!

Baca juga: Tak Perhatikan Tempo Pembayaran, Bisa Jadi Alasan Cash Flow Berantakan

Jenis-Jenis Cash Flow dalam Bisnis

Dalam bisnis, terdapat 3 jenis cash flow, diantaranya sebagai berikut:

1. Operational cash flow

Untuk jenis arus kas ini, ada beberapa kelompok seperti kas yang diterima (pemasukan), kas yang dibelanjakan (pengeluaran) dari suatu bisnis untuk aktivitas bisnis. Pemasukan bisa bersumber dari penjualan barang atau jasa, layanan, pinjaman, dan lain sebagainya. Untuk pengeluaran sendiri bisa bersumber dari gaji pegawai, tagihan listrik, pemeliharaan, dan lain sebagainya.

2. Investment cash flow

Jenis arus kas ini merupakan kas yang diterima dari penjualan aset berumur panjang. Bisa dibilang arus kas ini dikeluarkan untuk belanja modal, seperti investasi dan lain sebagainya.

3. Financing cash flow

Selanjutnya ada financing cash flow, ini merupakan jenis arus kas pembiayaan atau pendanaan.

Pendanaan ini didapat perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kelompok ini terdiri dari beberapa macam seperti, kas yang diterima dari penjualan & pembelian saham, kas yang dibayarkan dividen ke pemegang saham, hingga kas yang digunakan untuk bayar pokok pinjaman.

Metode Pembuatan Cash Flow

Metode pembuatan cash flow sendiri terbagi menjadi 2  macam diantaranya: 

1. Metode langsung

Metode pertama adalah metode langsung, di mana laporan arus kas mengkategorikan aliran kas ke dalam berbagai kategori sesuai jenis beban yang perusahaan tanggung. Kategori-kategori ini dapat mencakup hutang, beban sewa, beban gaji, dan sejumlah komponen lainnya.

2. Metode tidak langsung 

Kemudian, terdapat metode lain dalam penyusunan laporan arus kas yang disebut metode tidak langsung. Dalam metode ini, perhatian utama diberikan pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.

Keputusan untuk menggunakan metode langsung atau tidak langsung bisa beragam antara perusahaan-perusahaan. Meskipun begitu, akhirnya, hasil perhitungan dan penyusunan laporan akan sampai pada kesimpulan yang serupa. Hanya saja, metode yang digunakan dan faktor-faktor yang dipertimbangkan mungkin berbeda.

Contoh Cash Flow dalam Bisnis

Berdasarkan contoh laporan cash flow di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. Luar Biasa Makmur mengalami surplus kas sebesar Rp 24 juta di awal periode berikutnya, sehingga keuangannya dinyatakan masih sehat.

Baca juga: Cash Flow Adalah Kunci Sukses Bisnis, Benar atau Tidak?

Pentingnya Manajemen Cash Flow untuk UMKM

Menurut survei Viably pada Desember 2021 terhadap pemilik UMKM menemukan bahwa:

  • 65% pemilik bisnis meninjau pendapatan.
  • 68% pemilik bisnis meninjau pengeluaran bisnis.
  • Hanya 45% pemilik bisnis yang meninjau laporan arus kas.

Para pelaku UMKM sering mengalami kesulitan dalam menghasilkan dan menyimpan uang tunai yang mereka butuhkan untuk mendanai biaya operasi bisnis secara berkepanjangan. Tidak sedikit UMKM gagal lantaran kurangnya pemahaman terkait manajemen arus kas.

Untuk memahami mengapa arus kas sangat penting bagi bisnis, kamu harus memahami tiga konsep keuangan: likuiditas, solvabilitas, dan viabilitas.

Berikut penjelasan dari 3 konsep tersebut:

1. Likuiditas

Likuiditas bisnis mengacu pada kemampuan untuk memahami kewajiban keuangan jangka pendek. Secara sederhana, likuiditas berpatok pada kemampuan bisnis untuk mengubah asetnya menjadi uang tunai dengan cepat. 

Kas merupakan aset yang paling likuid atau yang mudah dicairkan menjadi uang tunai dalam kurun waktu singkat. Sementara itu, aset yang tidak likuid adalah peralatan atau bangunan.

2. Solvabilitas

Solvabilitas mengacu pada keadaan di mana aset (persediaan, piutang, peralatan, dll.) perusahaan cukup untuk menutupi kewajiban jangka panjang, seperti pinjaman berjangka, pajak, bunga yang harus dibayar, dan lainnya. 

Siklus arus kas masuk dan keluar dari waktu ke waktu dan kesenjangan, menjadi dua hal yang menentukan solvabilitas bisnis. Ketika aset bisnis menjadi tidak likuid, maka tidak dapat menghasilkan cukup uang tunai untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang.

Oleh karena itu, perusahaan mungkin tidak dapat meminjam atau mengumpulkan dana untuk operasi dan kewajiban di masa mendatang. Keadaan ini pada akhirnya mengarah pada kebangkrutan, bahkan hingga berada pada situasi bukan lagi bisnis yang layak.

3. Viabilitas

Viabilitas atau biasa disebut kelangsungan hidup mengacu pada keberlangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang dan kemampuannya untuk mempertahankan keuntungan selama periode tertentu.

Singkatnya, viabilitas bisnis merujuk pada mempertahankan keuangan perusahaan, pengeluaran di tingkat strategi hingga operasional harus berbanding lurus atau disesuaikan dengan dana yang diterima.

Baca juga: Mengenal Cash Outflow, Arus Kas Keluar Yang Berperan Penting Dalam Bisnis

Demikian penjelasan selengkapnya mengenai cash flow. Pada kesimpulannya, dengan arus kas yang sehat, bisnis bisa terus beroperasi, membayar kewajiban tepat waktu, dan berinvestasi untuk berkembang.

Sebaliknya, jika arus kas tidak dikelola dengan baik, bisnis bisa mengalami kesulitan keuangan yang berujung pada keterlambatan pembayaran atau bahkan kerugian. Oleh karena itu, memahami dan mengontrol arus kas sangat penting bagi keberlangsungan bisnis.

Ingin tahu apakah cash flow bisnismu sudah lancar? Sebagai pemilik bisnis, kamu juga perlu memahami nilai Cash Conversion Cycle (CCC) agar arus kas tetap stabil. Dengan Paper.id, kamu bisa memantau semuanya dengan lebih mudah!

Cukup gunakan kalkulator keuangan online, masukkan data yang dibutuhkan, dan langsung analisis hasilnya. Yuk, coba sekarang dan dapatkan rekomendasi yang bermanfaat untuk bisnis kamu!

Alfian Dimas