Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, transfer uang antar negara menjadi semakin mudah dan cepat. 

Namun, kemudahan ini juga membawa risiko yang signifikan, terutama dalam bentuk penipuan transfer luar negeri. 

Tentunya hal semacam ini menuntut kita untuk harus berhati-hati dalam pengiriman dana baik dari dan ke negara yang berbeda. 

Oleh sebab itu berikut adalah informasi mengenai jenis penipuan transfer luar negeri yang umum terjadi, cara menghindarinya, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penipuan ini.

Jenis Penipuan Transfer Luar Negeri

Ada beberapa metode penipuan transfer luar negeri yang sering dialami di dunia maya maupun secara langsung saat ini. 

Sebaiknya ketahui jenis penipuan tersebut supaya dapat mencoba menghindarinya apabila berhadapan dengan situasi tersebut.

Baca Juga: Waspada, Ini Contoh-contoh Kasus Penipuan dalam Bisnis

1. Business email compromise (BEC)

BEC adalah salah satu jenis penipuan yang paling sering terjadi. Dalam skema ini, pelaku meretas atau memalsukan (spoofing) email resmi milik perusahaan, lalu mengirimkan instruksi palsu ke bagian keuangan. 

Biasanya, mereka berpura-pura menjadi pihak penting dalam perusahaan, seperti CEO atau direktur, dan meminta transfer dana ke rekening tertentu di luar negeri. 

Alasan yang diberikan sering kali bersifat mendesak, seperti perubahan rekening penerima atau kebutuhan mendadak terkait proyek besar.

Pelaku memanfaatkan rasa urgensi dan kepercayaan yang sudah terbentuk di dalam perusahaan. Karyawan yang menerima perintah transfer mungkin langsung melakukan pembayaran tanpa verifikasi lebih lanjut. 

Untuk mencegah hal ini, perusahaan harus menerapkan prosedur verifikasi berlapis, misalnya dengan mewajibkan konfirmasi melalui telepon atau pertemuan langsung sebelum memproses transaksi besar.

2. Penipuan pengalihan faktur (invoice redirection fraud)

Penipuan ini terjadi ketika pelaku memantau komunikasi antara penjual dan pembeli. Saat faktur pembayaran akan dikirimkan, pelaku menyusup dan mengirimkan faktur palsu dengan nomor rekening yang telah diubah. 

Pembeli yang tidak sadar dengan perubahan tersebut akan mentransfer dana ke rekening pelaku, sementara penjual asli tidak menerima pembayaran.

Modus ini sangat berbahaya karena faktur yang dikirimkan sering kali terlihat identik dengan dokumen resmi. Untuk menghindari penipuan ini, perusahaan perlu membiasakan verifikasi langsung dengan pemasok, terutama jika ada perubahan informasi rekening. 

Langkah tambahan, seperti mengonfirmasi lewat jalur komunikasi resmi yang sebelumnya telah digunakan, dapat membantu memastikan keaslian faktur sebelum pembayaran dilakukan.

3. Purchase order palsu (fake purchase order/supplier fraud)

Dalam skema ini, pelaku berpura-pura menjadi perusahaan ternama dan mengirimkan purchase order (PO) palsu kepada supplier. 

Dokumen yang digunakan sering kali terlihat resmi, lengkap dengan logo dan tanda tangan palsu. Penipu biasanya meminta pengiriman barang dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat.

Supplier yang tergiur keuntungan besar sering kali mengirim barang tanpa memverifikasi keabsahan pemesan. 

Setelah barang dikirim, pelaku menghilang tanpa membayar. Untuk menghindari modus ini, perusahaan harus selalu memeriksa latar belakang pelanggan baru. 

Verifikasi langsung dengan perusahaan pemesan melalui kontak resmi dan memastikan pembayaran diterima sebelum pengiriman barang adalah langkah krusial.

Baca Juga: Bahaya Invoice Palsu: Ancaman Tersembunyi yang Bisa Menguras Kas Bisnis Kamu

4. Overpayment fraud (penipuan kelebihan pembayaran)

Overpayment fraud melibatkan pelaku yang berpura-pura memesan barang atau jasa dan membayar lebih dari jumlah seharusnya. 

Mereka kemudian menghubungi perusahaan dan mengaku telah melakukan kesalahan pembayaran. Pelaku meminta agar selisih kelebihan pembayaran dikembalikan ke rekening mereka.

Biasanya, bukti transfer yang ditunjukkan pelaku adalah dokumen palsu, sehingga perusahaan mengembalikan dana tanpa menyadari bahwa pembayaran awal sebenarnya tidak pernah masuk. 

Untuk mencegahnya, perusahaan harus memastikan setiap transaksi benar-benar diverifikasi melalui bank sebelum memproses pengembalian dana.

5. Trade financing scam (penipuan pembiayaan perdagangan)

Penipuan pembiayaan perdagangan melibatkan pelaku yang menawarkan layanan seperti Letter of Credit, Bank Guarantee, atau instrumen keuangan lainnya dengan biaya yang sangat menarik. 

Mereka meminta biaya di muka (advance fee) untuk menerbitkan dokumen keuangan tersebut. Namun, setelah biaya dibayarkan, pelaku menghilang tanpa memberikan layanan yang dijanjikan.

Perusahaan yang menghadapi tawaran semacam ini harus berhati-hati. Selalu periksa keabsahan dokumen dan kredibilitas lembaga keuangan yang menawarkan layanan tersebut. 

Meminta referensi, melakukan pengecekan melalui instansi terkait, dan menghindari pembayaran di muka tanpa jaminan yang jelas adalah langkah penting untuk menghindari penipuan semacam ini.

Cara Menghindari Penipuan Transfer Luar Negeri

Agar dapat menghindari resiko penipuan transfer luar negeri, sebaiknya pahami dengan baik seperti apa cara mengindarinya. Untuk terhindar dari masalah ini, berikut beberapa hal yang bisa diterapkan sebelum transfer dana ke luar negeri.

1. Verifikasi identitas

Selalu lakukan pengecekan latar belakang terhadap individu atau perusahaan yang menawarkan pekerjaan, investasi, atau transaksi. Gunakan sumber yang terpercaya untuk memastikan identitas penerima transfer dana.

2. Waspada tawaran yang mencurigakan

Jika suatu tawaran terdengar terlalu menggiurkan, seperti pekerjaan dengan gaji tinggi tanpa pengalaman yang diperlukan, waspadalah. Penipuan sering kali menggunakan janji-janji yang tidak realistis.

3. Pilih metode pembayaran yang aman

Hindari mentransfer uang melalui metode yang tidak dapat dilacak. Gunakan layanan pembayaran yang memiliki perlindungan bagi pembeli dan penjual.

Nah, salah satu platform yang aman untuk transaksi bisnis adalah Paper.id. Paper.id sudah dipercaya oleh 600.000+ lebih pengguna di Indonesia, termasuk bisnis-bisnis skala besar seperti Kopi Kenangan, J&T Cargo, Catur Sentosa Abadi (Mitra10), Smoot, dan masih banyak lagi.

Dengan Paper.id, kamu bisa membuat invoice digital dalam 5 menit saja dengan template yang sudah tersedia. Selain itu, ada 30+ opsi pembayaran yang terpercaya, memudahkanmu untuk memilih metode transaksi yang paling cocok untukmu dan mitra.

Yuk, pelari Paper.id selengkapnya!

4. Hindari memberikan informasi pribadi

Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada orang yang tidak dikenal, terutama jika mereka meminta informasi tersebut melalui email atau pesan.

5. Laporkan aktivitas mencurigakan

Jika kamu mencurigai atau merasakan adanya penipuan, segera laporkan kepada pihak berwenang atau lembaga yang berwenang. Keputusan tersebut dapat membantu mencegah orang lain menjadi korban dalam bentuk penipuan yang terjadi.

6. Periksa kurs mata uang dan biaya transfer

Pengiriman dana yang resmi tentu akan membebankan biaya transfer dan memberikan informasi terkait kurs mata uang yang berlaku. Sebaiknya pastikan kedua hal tersebut jika akan mengirimkan dana untuk menghindari resiko penipuan transfer luar negeri.

Baca Juga: 4 Langkah Cara Bayar Tagihan Aman Tanpa Khawatir Penipuan!

Penipuan transfer luar negeri merupakan masalah serius yang dapat merugikan banyak orang. Dengan mengenali jenis-jenis penipuan, menerapkan langkah-langkah pencegahan, dan memahami faktor-faktor yang berpengaruh, kamu dapat melindungi diri dari risiko ini. 

Kesadaran dan kewaspadaan adalah kunci untuk menghindari menjadi korban penipuan di era digital ini. Oleh sebab itu selalu tingkatkan kewaspadaanmu dan berhati-hati setiap melakukan transaksi dana dimanapun dan kapanpun.

Terakhir, jangan lupa gunakan Paper.id, daftarkan bisnismu gratis!

Nadiyah Rahmalia