Mungkin selama ini kamu hanya mengenal entrepreneur. Namun tahukah kamu bahwa ada bentuk lain dari entrepreneur yang mungkin belum kamu ketahui? Mereka adalah sociopreneur, seorang entrepreneur yang melakukan kegiatan bisnisnya dengan tujuan memperdayakan lingkungan. Sudah banyak sociopreneur muda yang akan menginspirasi kamu.

Tidak hanya fokus menghasilkan profit, para pengusaha muda sukses ini juga berfokus membuat perubahan sosial. Memulai bisnis dengan model seperti ini butuh proses, komitmen dan persiapan yang matang. Nah, berikut adalah 5 sociopreneur muda yang berhasil membuat perubahan bagi dunia yang mungkin bisa menginspirasi kamu.

  1. Lauren Bush, Founder of FEED

Lauren Bush

Menjadi pembisnis sosial bukanlah hal yang Lauren inginkan sejak muda. Pada saat ia masih menjadi model dan mahasiswa, ia mendapat kesempatan untuk pergi keliling dunia sebagai juru bicara kehormatan program pangan dunia (WPF). Lauran Bush mengunjungi negara-negara berkembang seperti Laos, Kamboja, Tanzania, sampai Zimbabwe. Dari sana ia melihat sendiri permasalahan malnutrisi dan kurang gizi secara nyata. Pada tahun 2004, Lauren mendapat pencerahan. Ia ingin memiliki bisnis fashion namun sekaligus membantu anak-anak malnutrisi di seluruh dunia. Kemudian lahirlah FEED. Tas ramah lingkungan yang cocok dipakai perempuan atau laki-laki. Setiap penjualan tas FEED akan membantu 1 anak mendapatkan makan siang yang bergizi. Sampai saat ini, FEED telah menjual lebih dari 500.000 tas dan memberi 60 juta anak-anak makan siang bergizi di seluruh dunia.

  1. Blake Mycoskie, Founder & CEO Toms Shoes

Blake Mycoskie, Founder of TOM's, poses for a portrait at the TOM's headquarters in Los Angeles, California October 8, 2015.

Berawal dari liburan ke Argentina, Blake Mycoskie sekarang telah menjadi milioner berkat menjadi seorang sociopreneur muda. Pada tahun 2006 Blake Mycoskie memilh pergi liburan ke Argentina. Pertemuanya dengan seorang kawan membawanya ke sebuah pedesaan di Argentina. Dari sana Blake sangat terkejut bagaimana negara semakmur Argentina masih memiliki desa, dimana anak-anaknya tidak memiliki alas kaki sampai kaki mereka luka dan lecet. Sepulang dari Argentina, ia menjual sepatu Alpargatra yaitu sepatu khas Argentina ke negara asalnya, Amerika. Toms Shoes pun lahir dari sebuah trip yang mengubahkan hidup Blake Mycoskie. Setiap satu pasang sepatu yang terjual akan membantu satu anak di argentina memperoleh sepasang sepatu juga. Slogan Toms Shoes yang terkenal yaitu One For One.

  1. Dali & Finn Schonfelder, Founder of NALU CLOTHING

Dali & Finn Schonfelder

source pict: https://www.b1g1.com/businessforgood/nalu/

Dali adalah perempuan berusia 13 tahun dan adiknya Finn masih 11 tahun ketika mereka memulai bisnis Nalu. Mereka adalah sociopreneur muda yang sukses membantu anak-anak di India dan Sumba untuk mendapat akses pendidikan dengan memberikan seragam gratis. Setiap 4 produk Nalu Clothing yang terjual akan membantu 1 anak untuk mendapatkan seragam gratis guna membantu melanjutkan pendidikan. Nalu Clothing juga tersedia di Bali dan telah membantu ribuan anak-anak di India dan Indonesia untuk mendapat akses pendidikan yang lebih baik. Tidak hanya itu, Nalu Clothing juga sangat memperhatikan lingkungan kehidupan dengan membuat produknya dari bahan ramah lingkungan.

  1. Kathy Wong, CEO Moeloco Flips Flop

Kathy Wong

Pengusaha muda sukses asal Australia ini berhasil menginspirasi banyak remaja seumurannya dari seluruh dunia. Meski usia Kathy tak lagi muda, ia tetap semangat menyebarkan kebaikan kepada anak-anak dan pemuda. Kathy adalah pendiri Moeloco Flips Flop yaitu perusahaan sandal dimana setiap keuntungan yang diperoleh dari penjualan sepasang sandal akan membantu anak-anak mendapatkan alas kaki di negara-negara berkembang. Selain itu, Kathy Wong juga mendirikan semacam gerakan pemuda bernama Moeloco Youth dimana merupakan wadah bagi anak muda untuk menyalurkan minat dan passionnya dalam dunia social terutama bagi mereka yang ingin menjadi sociopreneur muda di masa mendatang.

  1. Scott Harisson, CEO Charity : Water

Scott Harisson

Sociopreneur muda ini memulai bisnis sosialnya ketika berusia 28 tahun. Pada saat itu, ia merasa hidupnya penuh dengan kesia-siaan. Kemudian ia memutuskan untuk melakukan pelayanan ke berbagai negara dan mendapati bahwa air bersih adalah hal yang mahal bagi sebagian besar masyarakat di Afrika. Scott Harisson kemudian mendirikan sebuah perusahaan Charity : Water dan memberikan 100% keuntungan untuk membantu orang-orang diluar sana untuk mendapat akses air bersih yang layak. Ia juga melakukan aktifitas berkaitan dengan lingkungan kehidupan dan mendedikasikan hidupnya untuk melayani dan membuat gerakan pemuda.

Mereka adalah pahlawan-pahlawan sosial. Kamu tidak perlu harus menjadi pembisnis kaya terlebih dahulu untuk berbuat kebaikan. Kamu bisa berbuat kebaikan bahkan saat kamu tidak punya apa-apa sambil merintis bisnismu.