Finansial yang sehat tentu menjadi dambaan business owner manapun tak terkecuali pemilik bisnis kecil hingga menengah. Namun, risiko finansial masih menghantui mereka lantaran pendapatan yang belum konsisten dan pengeluaran yang tak terduga.

Masalah ini semakin rumit apabila pembayaran ke supplier tidak diatur dengan baik. Menurut studi Atradius, rata-rata bisnis membayar supplier mereka terlambat selama 73 hari, yang berarti 50% lebih lama dari waktu yang biasanya dibutuhkan. 

Keterlambatan ini bisa menyebabkan cash flow menjadi terhambat dan pengelolaan keuangan semakin sulit. Agar kondisi tersebut bisa diantisipasi, kamu perlu memahami risiko finansial bisnis kecil hingga menengah beserta solusinya. Yuk, simak di bawah ini.

1. Cash Flow yang Lambat

Salah satu risiko keuangan yang paling signifikan bagi bisnis kecil adalah manajemen cash flow atau arus kas. Jika cash flow lambat, maka menyulitkan bisnis untuk membayar tagihan tepat waktu maupun menjaga keuangan tetap stabil.

Kondisi ini sempat menimpa PT. ERDEHA MULTI NIAGA, yang menyuplai ayam broiler ke berbagai perusahaan ternama. Menurut sang business owner, di industri distribusi dan produksi ayam, buyer sering meminta tempo pembayaran 30, 40, bahkan 60 hari yang membuat cash flow melambat. 

Di sisi lain, perusahaan membutuhkan cash flow yang cepat agar operasional tetap berjalan lancar. Mengatasi masalah ini, PT ERDEHA MULTI NIAGA menggunakan solusi pendaan dari Paper.id berbasis invoice yang bisa mempercepat pencairan dana dari buyer tanpa perlu menunggu 30 hari. Pengajuannya pun mudah tanpa jaminan. 

Baca Juga: 5 Cara Memaksimalkan Pembayaran ke Supplier, Anti Macet!

2. Keterbatasan Modal untuk Pertumbuhan Bisnis

Tanpa modal yang cukup, tentunya menyulitkan kamu untuk menumbuhkan bisnis, membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, atau bahkan menyimpan stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Sayangnya, jaminan untuk mendapatkan kredit modal merupakan salah satu hambatan bagi perkembangan UMKM di Indonesia.

Kondisi ini menimpa CV. Arya Kencana Gemilang yang mengalami keterbatasan modal dalam menumbuhkan usahanya di bidang merchandise yang melayani perusahaan besar, seperti IBM, Microsoft, ANTV, dan lainnya. Sebelumnya, ia harus memutar otak agar usahanya tetap berjalan di tengah terbatasnya modal. 

Namun, mereka telah mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan solusi financing atau pendanaan dari Paper.id berbasis invoice. Jadi, CV. Arya Kencana Gemilang memperoleh dana dari Paper.id tanpa perlu menawarkan jaminan dengan memanfaatkan invoice mereka, sehingga pencairan invoice jauh lebih cepat. Mereka hanya perlu membayar kembali dana tersebut dengan tenor maks. 180 hari.

3. Tempo Pembayaran Tidak Cukup

Tak bisa dipungkiri, business owner membutuhkan tempo pembayaran atau jangka waktu untuk membayar tagihannya. Sayangnya, masalah tidak mendapatkan tempo pembayaran masih dialami pemilik bisnis kecil hingga menengah, apalagi cukup rentan menimpa bisnis di industri fnb. 

Sebut saja, usaha Nasi Kulit Mak Judes yang dalam satu hari membutuhkan hampir 100 kg kulit ayam untuk mencukupi stok di berbagai cabangnya. Sayangnya, mereka harus membayar tagihan tersebut secara langsung dan tidak mendapatkan tempo pembayaran. 

Tentu, ini memberatkan belum lagi harus membayar bahan baku lain. Mengatasinya, Nasi Kulit Mak Judes menggunakan solusi kartu kredit dari Paper.id untuk membayar supplier. Alhasil, mereka bisa mendapatkan tambahan tempo pembayaran bahkan hingga 15-20 hari tanpa perlu nego. 

Baca Juga: Tips Mengatur Keuangan Bisnis Agar Tidak Lebih Besar Pasak Daripada Tiang

4. Pencatatan Keuangan Tercecer

Risiko finansial selanjutnya adalah terkait dengan pencatatan keuangan yang tercecer, sehingga sulit terdokumentasikan. Sehingga, kamu mengalami kesulitan dalam memahami secara jelas keuangan bisnis secara keseluruhan.

Kondisi ini sempat menimpa Deli Catering yang harus melayani berbagai macam buyer-nya mulai dari rumahan, sekolahan, dan kantor. Pencatatan keuangannya pun masih manual kala itu hingga tercecer tidak bisa terdeteksi secara real time

Mengatasinya, Deli Catering menggunakan solusi pembuatan invoice digital dari Paper.id yang secara otomatis membuat dan mengirim invoice ke banyak buyer sekaligus. Selain itu, mereka bisa mengecek status keuangannya secara langsung apakah invoice tersebut sudah dibayarkan atau belum, sehingga data transaksi pun tidak tercecer.

5. Invoice yang Telat Dibayarkan

Terakhir, risiko invoce yang telah dibayar oleh buyer. Jika buyer telat membayar tagihan atau invoice-nya, tentu menghambat dana yang masuk ke kas bisnismu dan berpotensi mengalami masalah keuangan terutama dalam hal mengelola operasional sehari-hari. 

Kamu bisa berkaca dari kasus Smile Consulting Indonesia sebagai Pusat Pelayanan Psikologi (Biro Psikologi) yang sempat mengalami invoice telat dibayarkan oleh kliennya. Mereka memiliki lebih dari 2000 klien dan kerap kali mendapati masalah di mana klien lupa membayar tagihan sesuai jatuh tempo dan mereka pun juga lupa untuk menagih. 

Mengatasinya, Smile Consulting Indonesia memberikan opsi pembayaran yang fleksibel kepada kliennya dengan memanfaatkan Paper.id, seperti m-Banking, virtual account, QRIS, marketplace, hingga kartu kredit. Selain itu, mereka menggunakan fitur pengingat otomatis yang mengingatkan buyer untuk membayar tagihannya yang telah jatuh tempo. 

Agar proses invoicing berjalan efektif, kamu tak perlu repot membuat invoice manual. Di Paper.id, kamu bisa membuat invoice digital dengan ribuan template yang tersedia. 

Yuk, download Paper.id dan optimalkan pembayaran bisnismu!