Dalam memenuhi kebutuhan pangsa pasar, banyak cara dilakukan oleh beberapa perusahaan publik agar konsumen mendapatkan pengalaman belanja yang simpel dan mudah dalam prosesnya, seperti melalui industri FMCG.

FMCG atau yang dikenal dengan Fast Moving Consumer Goods merupakan salah satu industri yang cukup besar di Indonesia. Sektor industri ini mulai berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia yang semakin komplek.

FMCG menjual produk-produk kemasan yang diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari. Industri ini dapat diartikan sebagai produk atau barang-barang yang membutuhkan biaya produksi yang relatif cukup rendah, akan tetapi memiliki perputaran omset yang relatif cepat. 

Namun, pertanyaannya adalah bagaimana tren FMCG di Indonesia pada tahun 2025 nanti? Apakah sektor ini akan terus mengalami pertumbuhan, atau justru menghadapi tantangan besar akibat perubahan perilaku konsumen?

Oleh karena itu, berikut pembahasan mengenai tren FMCG di Indonesia pada tahun 2025. Simak selengkapnya di bawah!

Baca juga: 5 Tren B2B Pay Later 2024 Secara Global, Seperti Apa, Ya?

Tren FMCG di Indonesia Pada 2025

Melansir Warta Ekonomi, NielsenIQ (NIQ) sudah merilis laporan terbaru dengan judul “Mid-Year Consumer Outlook: Guide to 2025” yang menggambarkan perubahan pola belanja konsumen Indonesia di tengah kenaikan harga.

Laporan tersebut disampaikan pada acara acara NielsenIQ Indonesia Executive Summit di Jakarta, membahas tren konsumen, peluang pertumbuhan ritel, dan strategi menghadapi tantangan pasar.

Meski situasi ekonomi global penuh tantangan, konsumen Indonesia menunjukkan optimisme yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata global.

Sebanyak 38,4% konsumen Indonesia merasa kondisi ekonomi mereka lebih baik, berbeda dengan tren global yang menunjukkan penurunan sebesar -2,6%.

Optimisme ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap stabil hingga 2025, dengan estimasi Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 5,2%.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi motor utama, menyumbang 54,5% terhadap perekonomian. Sayangnya, tekanan inflasi masih membayangi sektor makanan, minuman, dan perawatan pribadi, yang menjadi tantangan bagi bisnis di sektor ini.

Lantas, bagaimana dampak inflasi terhadap terhadap perilaku konsumen? Nah, berikut ini beberapa gambarannya terhadap tren FMCG pada 2025 mendatang:

1. Konsumen menjadi lebih berhati-hati

Ekonomi Indonesia memang sedang menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif, tetapi kepercayaan konsumen saat ini lebih rendah dibandingkan masa pra-pandemi kemarin. Kok, bisa?

Bukan tidak lain, hal ini karena kekhawatiran terhadap kenaikan harga pangan dan kondisi ekonomi global yang mendorong 83% konsumen mencari pendapatan tambahan, dengan 23% di antaranya mempertimbangkan utang untuk mencukupi kebutuhan.

Artinya, konsumen menjadi lebih strategis dalam belanja, mengeksplorasi produk baru, dan lebih selektif dalam memilih merek dengan fokus utama mereka tetap pada produk kebutuhan sehari-hari seperti FMCG.

Baca juga: Tren Virtual Credit Card, Seperti Apa di Indonesia?

2. Lebih memilih barang-barang tahan lama

Laporan menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin mengutamakan kualitas barang teknologi yang tahan lama, seperti handphone dan elektronik premium.

Sebanyak 71% dari mereka bersedia membayar lebih untuk produk yang menawarkan masa pakai panjang, menandakan pergeseran prioritas dari harga ke nilai jangka panjang.

Di sektor FMCG, meskipun harga meningkat, konsumen tetap mencari pengalaman baru, mulai dari eksplorasi produk masak, camilan, hingga kecantikan. Namun, preferensi ini disertai kehati-hatian, dengan selektivitas tinggi terhadap merek untuk menyeimbangkan kebutuhan dan anggaran.

Strategi Menghadapi Tren FMCG pada 2025

Dengan tren konsumen yang terus berkembang, perusahaan harus lebih inovatif dan adaptif untuk tetap bersaing menjelang 2025.

Kunci keberhasilan terletak pada menawarkan produk yang seimbang antara harga dan kualitas, serta memanfaatkan teknologi untuk pengalaman belanja yang lebih personal.

Menambahkan diferensiasi produk dan pilihan premium dapat meningkatkan loyalitas buyer di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.

Inovasi dan pemahaman tren konsumen akan menjadi faktor utama dalam mempertahankan daya saing di pasar.

Baca juga: Tren Digitalisasi Supply Chain 2024: Adopsi AI, di Indonesia Bisa?

Dengan perkembangan tren konsumen yang semakin dinamis, perusahaan FMCG perlu beradaptasi agar tetap relevan hingga tahun 2025.

Fokus pada produk yang seimbang antara harga dan kualitas serta memanfaatkan teknologi untuk pengalaman belanja yang lebih personal menjadi salah satu kuncinya.

Untuk mempermudah transaksi dan menerima pembayaran secara praktis, fitur PaperPay In dari Paper.id hadir sebagai solusi yang memudahkan bisnis untuk menerima pembayaran dari buyer, menjadikan proses transaksi lebih efisien dan aman.

Dengan 30+ metode pembayaran, mulai dari transfer bank, kartu kredit, e-wallet, kode QR, hingga marketplace kamu bisa menyediakan metode paling sesuai dengan preferensi buyer.

Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai fitur PaperPay In dari Paper.id dengan cara klik tombol di bawah ini!

Muhamad Dika Wahyudi