Sebagai business owner, memahami term of payment sangat penting karena ini tidak hanya akan mempengaruhi cash flow bisnismu saja, melainkan hubungan dengan supplier, distributor, hingga buyer.
Jika tidak dikelola dengan baik, maka bisnismu bisa saja mengalami kesulitan dalam mengatur cash flow. Terlebih, menurut laporan dari Chaser 2022, hampir 9 dari 10 bisnis melaporkan bahwa invoice mereka biasanya dibayar setelah tanggal jatuh tempo, lho.
Lantas, apa sebenarnya term of payment, apa saja jenis-jenis metodenya, dan apa saja fungsi dalam dunia bisnis? Berikut ini penjelasan lengkap mengenai term of payment. Simak selengkapnya di bawah!
Apa itu Term of Payment?
Term of payment adalah ketentuan yang disepakati antara penjual dan pembeli mengenai waktu dan cara pembayaran. Syarat pembayaran ini bisa berbeda-beda, mulai dari pembayaran tunai saat pengiriman hingga pembayaran dengan tempo 30, 60, atau bahkan 90 hari setelah penerimaan barang atau jasa.
Setiap term of payment biasanya dijabarkan secara detail dalam kontrak atau invoice, dan berfungsi sebagai panduan resmi yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam transaksi bisnis.
Ketentuan ini memastikan adanya kejelasan dan kesepakatan yang adil, yang membantu menjaga alur keuangan yang stabil bagi kedua pihak yang terlibat.
Sebagai contoh, dalam transaksi B2B (business-to-business), sebuah perusahaan mungkin akan menerima barang dari supplier dengan syarat pembayaran Net 30, yang berarti perusahaan tersebut harus melunasi pembayaran dalam waktu 30 hari setelah menerima invoice.
Hal tersebut memberikan kelonggaran waktu bagi perusahaan untuk mengatur arus kas tanpa harus segera mengeluarkan uang tunai.
Baca juga: Jenis-Jenis Term of Payment yang Sering Digunakan
Jenis-Jenis Metode Term of Payment
Ada beberapa metode term of payment yang sering digunakan dalam bisnis, di antaranya:
1. Cash on Delivery (COD)
Pembayaran dilakukan saat barang atau jasa diterima oleh buyer. Ini adalah metode yang paling sederhana dan sering digunakan dalam transaksi yang melibatkan kepercayaan minimal.
Sebagai contoh, sebuah toko online yang menjual peralatan rumah tangga mungkin menawarkan opsi COD, di mana buyer membayar langsung kepada kurir saat menerima produk.
2. Net 30, Net 60, Net 90
Ini adalah istilah yang menunjukkan bahwa pembayaran harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu setelah tanggal invoice, misalnya 30, 60, atau 90 hari.
Misalnya, sebuah pabrik tekstil yang memasok bahan baku kepada produsen pakaian mungkin menawarkan syarat Net 30, yang berarti pembayaran harus dilakukan dalam waktu 30 hari setelah bahan diterima.
3. Installment Payments
Pembayaran dilakukan dalam beberapa tahap, sering kali digunakan untuk pembelian barang atau jasa dengan nilai besar.
Misalnya, sebuah perusahaan teknologi yang membeli perangkat lunak ERP (Enterprise Resource Planning) mungkin membayar dengan cara mencicil selama 12 bulan.
4. Letter of Credit (L/C)
Sering digunakan dalam perdagangan internasional, di mana bank bertindak sebagai penengah untuk memastikan pembayaran dilakukan setelah syarat-syarat tertentu terpenuhi.
Misalnya, sebuah perusahaan di Indonesia yang mengimpor mesin dari Jepang mungkin menggunakan L/C untuk menjamin bahwa pembayaran dilakukan hanya setelah mesin dikirim dan diterima sesuai spesifikasi.
Baca juga: Cara Pembayaran Invoice serta Term of Payment untuk Bisnis
Fungsi Term of Payment dalam Bisnis
1. Mengatur cash flow
Dengan mengatur kapan pembayaran dilakukan, bisnis bisa lebih mudah mengelola arus kas, memastikan bahwa mereka selalu memiliki dana yang cukup untuk operasional sehari-hari.
Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki syarat pembayaran Net 60 dari supplier-nya, artinya mereka memiliki waktu 60 hari untuk membayar tagihan. Selama periode tersebut, perusahaan bisa menggunakan dana yang ada untuk kebutuhan operasional lainnya, seperti gaji karyawan atau pembelian bahan baku.
Maka demikian, perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana besar secara tiba-tiba, yang dapat mengganggu keseimbangan cash flow mereka.
2. Mengurangi risiko
Term of payment membantu mengurangi risiko bagi penjual dan pembeli dengan menetapkan ketentuan yang jelas, sehingga kedua belah pihak memahami kewajiban mereka. Ini melibatkan penetapan kapan pembayaran harus dilakukan, bagaimana cara pembayarannya, dan apa konsekuensinya jika pembayaran terlambat atau tidak dilakukan.
Misalnya, sebuah perusahaan mungkin menyetujui pembayaran dengan syarat 50% di muka dan 50% setelah barang diterima. Dengan syarat ini, penjual mengurangi risiko tidak dibayar penuh, sementara buyer mendapatkan kepastian bahwa mereka hanya perlu melunasi sisa pembayaran setelah memastikan barang diterima sesuai spesifikasi.
Nah, peraturan tersebut memberikan jaminan bagi kedua belah pihak, sehingga transaksi dapat berjalan dengan lebih aman dan lancar.
3. Membangun kepercayaan
Syarat pembayaran yang jelas dan dipenuhi tepat waktu dapat membantu membangun kepercayaan antara bisnis dan mitra mereka, menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.
Misalnya, jika sebuah distributor selalu membayar supplier tepat waktu, supplier akan lebih cenderung untuk memberikan prioritas kepada distributor tersebut dalam hal pemenuhan pesanan atau mungkin menawarkan syarat pembayaran yang lebih menguntungkan di masa depan.
Dengan demikian, hubungan yang baik dan saling menguntungkan bisa terbentuk, yang penting untuk kerjasama jangka panjang.
4. Menarik buyer baru
Menawarkan syarat pembayaran yang fleksibel, seperti pembayaran bertahap atau pembayaran dengan tempo, bisa menjadi daya tarik bagi buyer baru yang mungkin memiliki keterbatasan anggaran.
Misalnya, sebuah perusahaan mungkin menawarkan term of payment Net 90 kepada buyer baru, memberikan mereka waktu 90 hari untuk melunasi pembayaran. Ini bisa sangat menarik bagi perusahaan kecil yang mungkin memiliki keterbatasan anggaran dan memerlukan lebih banyak waktu untuk membayar.
Dengan menawarkan syarat pembayaran yang fleksibel seperti ini, perusahaan bisa menarik lebih banyak buyer yang mencari opsi pembayaran yang tidak terlalu membebani mereka secara finansial, sehingga dapat memperluas basis buyer mereka.
Baca juga: 6 Software AR Automation, Siap Membantu Bisnismu!
Demikianlah penjelasan mengenai term of payment. Dengan mengelolanya secara efektif, bisnis tidak hanya dapat menjaga kestabilan cash flow mereka, tetapi juga membangun hubungan yang kuat dengan mitra dan menarik lebih banyak buyer, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan bisnis mereka.
Berbicara soal term of payment, kamu bisa lho tagih dan terima pembayaran pakai Paper.id! Platform pembayaran digital ini menawarkan cara lebih mudah dan cepat dalam menagih buyer melalui 30+ metode pembayaran, mulai dari transfer bank, kartu kredit, dompet digital, hingga marketplace!
Jika buyer menggunakan kartu kredit dengan fee 1,5% karena sesama pengguna Paper.id, mereka akan mendapatkan tambahan tempo pembayaran lebih lama, sekitar 30 hingga 45 hari, tergantung pada jenis kartu kredit yang digunakan.
Misalnya, transaksi dilakukan pada 17 September 2024, maka buyer harus membayar sebesar Rp203.000.000 dan jatuh tempo pembayarannya akan berada di antara tanggal 17 Oktober hingga 1 November 2024, tergantung pada jenis kartu kredit yang digunakan.
Ini artinya kamu akan mendapatkan pembayaran sesuai tanggal jatuh tempo, sementara buyer mendapatkan fleksibilitas dengan jangka waktu pembayaran yang lebih panjang.
Untuk mempermudah pembayaran bisnismu, yuk, coba Paper.id sekarang juga dengan cara klik tombol di bawah ini!
- Main Game di Telegram, Hiburan Ringan dengan Banyak Bonus - Desember 21, 2024
- Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Pajak: Pengertian, Fungsi, Hingga Cara Cek Kodenya - Desember 19, 2024
- Usaha Seperti Apa yang Kena Pajak? Berikut Kategorinya! - Desember 19, 2024