Berdasarkan data BPS yang digambarkan dalam grafik berikut ini, struktur demografi Indonesia hingga saat ini memang masih didominasi oleh penduduk berusia muda (milenial), dengan median 29,9 tahun – jauh lebih muda dibandingkan dengan Tiongkok di angka 37,1 tahun. Inilah yang dikenal dengan istilah bonus demografi.
Kaum milenial Indonesia merupakan komponen terbesar dalam bonus demografi. Peran milenial dalam perekonomian Indonesia tentu tidak dapat dipungkiri, mengingat merekalah sumber ide-ide kreatif dan tidak sedikit dari mereka yang memiliki aspirasi dan idealisme untuk mendobrak status quo demi terciptanya masa depan kemanusiaan yang lebih baik lagi.
Kontribusi Milenial ke Ekonomi dari Tahun ke Tahun
Kontribusi milenial tercermin dari nilai PDB ekonomi kreatif yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), PDB Sektor Ekonomi Kreatif meningkat dari Rp784 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp1,105 triliun pada tahun 2018. Sekitar 41% selama kurun waktu 4 tahun. Angka yang sangat fantastis dan menggembirakan.
Kita semua sudah tahu bahwa pengembangan sektor-sektor ekonomi kreatif dilakukan melalui berbagai terobosan, di mana perkembangan teknologi dan usaha rintisan (startup) berperan penting. Terkait peran milenial dalam perbaikan iklim usaha, ide kreatif dan eksekusi atas ide tersebut adalah kuncinya.
Sumbangsih Milenial Bagi Perekonomian Melalui Inovasi Teknologi
Yang sangat diperlukan dunia bisnis Indonesia saat ini adalah teknologi dan solusi tepat guna. Yang bisa membantu dunia usaha terutama UMKM bertahan dan berkembang lebih maju. Mengingat skalanya yang kecil, di satu sisi UMKM memiliki keterbatasan dalam hal modal, sehingga mereka memerlukan solusi dengan harga terjangkau dan mudah diimplementasikan.
Selain itu mayoritas UMKM di Indonesia bukanlah mereka yang terdepan dalam penguasaan teknologi, sehingga yang mereka perlukan adalah solusi yang sederhana dan mudah diimplementasikan.
Di sisi lain, mengingat skalanya yang kecil, UMKM memiliki keunggulan komparatif dibandingkan usaha menengah dan besar, di mana mereka cenderung lebih lincah bergerak dan beradaptasi mengikuti perkembangan pasar dan jaman.
Yang Perlu Diperhatikan dari UMKM
UMKM cenderung kecil (jumlah karyawan tidak banyak) atau sederhana strukturnya (tidak melibatkan banyak tingkat dalam jenjang kepangkatan). Maka, proses pengambilan keputusan dalam UMKM biasanya tidak bersifat birokratis dan tidak perlu melalui jenjang yang panjang sehingga memakan waktu.
Inilah yang perlu disadari dan dimanfaatkan oleh UMKM untuk segera melakukan transformasi bisnis. Transformasi bisnis bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, tidak melulu lewat digitalisasi, dan dalam konteks ini, UMKM bisa bersinergi dengan kaum milenial yang memiliki usaha rintisan yang menawarkan solusi yang tepat guna.
- Fraud, Istilah Kecurangan yang Sering Terjadi dalam Dunia Bisnis - Januari 29, 2024
- Khusus Pengguna Garuda Indonesia, Gratis Paper+! - Januari 11, 2024
- Contoh Jurnal Akuntansi Keuangan yang Benar - Januari 1, 2024