Para pengusaha berusaha mencari cara manajemen bisnis yang tepat kala pandemi COVID-19 melanda. Mereka mencari cara terbaik untuk tetap bertahan sembari menunggu wabah ini segera berakhir dan mencari jawaban di tengah ketidakpastian ini.
Banyak hal buruk yang terjadi di sektor bisnis global dan nasional. Menurut CNBC, 40% usaha di Amerika memutuskan untuk tutup pada akhir Maret. Selain itu, 76% dari UMKM merasakan pengaruh yang besar akibat pandemi tersebut.
Baca juga: Upaya pelaku usaha untuk tetap bertahan dan bangkit di tengah wabah COVID-19
Di dalam negeri, kegiatan ekspor dan impor turun sebanyak 7,16% seperti dilansir dari Detik. Sektor pariwisata, ritel, dan manufaktur disebut-sebut sebagai tiga sektor yang paling merasakan dampak negatifnya.
Pemerintah tidak tinggal diam dan telah melahirkan sejumlah stimulus untuk memastikan kegiatan ekonomi tetap berjalan. Namun, hal itu hanya bersifat sementara. Para pengusaha perlu bergerak cepat dan adaptatif dalam menanggapi kondisi yang ada.
Solusi terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan membuat strategi manajemen bisnis yang baru sebagai langkah adaptasi. Lantas, bagaimana menerapkan manajemen bisnis yang tepat bagi bisnis Anda?
Cara-cara manajemen bisnis untuk menghadapi wabah COVID-19
Tidak dipungkiri, pandemi COVID-19 memaksa semua pengusaha melakukan perubahan kebijakan dalam pekerjaan. Hampir semua karyawan harus bekerja dari rumah dan lebih mengandalkan aplikasi-aplikasi pendukung pekerjaan seperti Zoom, Google Hangout, Slack, dan software-software pendukung kerja lainnya.
Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh para pengusaha untuk mengatur bisnis mereka selama wabah ini berlangsung:
- Utamakan kesehatan Anda dan Karyawan
Mengingat, krisis ekonomi yang terjadi sekarang dikarenakan wabah virus COVID-19, Anda harus mengutamakan kesehatan Anda dan karyawan. Dengan begitu, bisnis akan tetap berjalan selama Anda dan karyawan sehat. Regulasi work from home yang disarankan pemerintah bisa menjadi solusi yang tepat sembari didukung dengan komunikasi yang intens dan penggunaan teknologi untuk pengelolaan bisnis, pemantauan data, dan pengambilan keputusan.
- Buat strategi jangka pendek, menengah, dan panjang
Menurut ahli manajemen bisnis, Nicholas J.Bahr, setiap bisnis perlu membuat strategi jangka pendek untuk pengoperasian bisnis per hari, jangka menengah untuk menilai masalah yang akan terjadi serta langkah antisipasi dan jangka panjang mengingat, wabah ini akan berdampak pada perekonomian negara yang akan mempengaruhi keadaan bisnis juga.
- Komunikasi menjadi poin penting yang sangat penting
Menurut Bahr, komunikasi menjadi salah satu kunci penting dalam pengelolaan bisnis selama krisis berlangsung. Karena itu, pastikan agar komunikasi Anda dengan rekan kerja lainnya tetap terjaga. Keberadaan teknologi yang semakin maju membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah termasuk urusan komunikasi.
- Telaah resiko-resiko dalam operasional bisnis
Kegiatan operasional menjadi salah satu faktor penting dalam kelangsungan sebuah bisnis. Dalam krisis, Anda perlu melihat bagian apa saja yang terkena dampak dan merencanakan langkah untuk menjaganya. Sebagai contoh, pengusaha F&B pasti akan kesulitan dalam mengelola inventory mereka mengingat, bahan-bahan makanan yang mereka beli berpotensi bisa kadaluwarsa.
- Melihat peluang baru di masa yang akan datang
Dalam wawancara yang dilakukan tim Paper.id dengan Coach Tom MC Ifle, beliau memprediksi akan terjadi perubahan dalam dunia bisnis. Akan banyak trial and error yang akan dilakukan guna menemukan cara yang tepat dalam dunia bisnis yang baru. Untuk itu, para pelaku usaha perlu menganalisis tren yang sedang terjadi agar dapat merumuskan pola bisnis baru yang tepat bagi mereka.
Habis gelap terbitlah terang, bagaimana dunia baru selepas wabah COVID-19
Managing Director McKinsey, Ian E.L. Davis pernah mengeluarkan pendapat terkait krisis finansial global pada tahun 2008. Saat itu, beliau mengatakan bahwa keadaan akan berbalik seperti biasa setelah krisis usai. Lantas, seperti apakah keadaannya nanti? Siapapun tidak dapat memprediksi kapan krisis ini akan berhenti, tapi apa yang akan kita hadapi nanti tidak akan sama dengan yang sekarang.
Hal tersebut menegaskan bahwa setiap orang akan menghadapi dunia yang baru selepas wabah. Akan banyak terjadi perubahan yang ada terutama pada dunia bisnis. Salah satu hal yang sudah terlihat adalah revolusi industri 4.0 yang kemungkinan akan lebih gencar.
Baca juga: Kontroversial, ini 3 peluang usaha yang timbul karena wabah COVID-19
Hingga sekarang, hanya sedikit dari 59 juta lebih UMKM di Indonesia yang sudah go-digital. Padahal, digitalisasi usaha dapat membantu pengelolaan bisnis menjadi lebih efisien dan mengurangi tingkat kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Apalagi, bisnis dapat dikelola dimana saja dan kapan saja, sehingga bisnis akan tetap berjalan. Hal ini sangat penting, terutama di masa-masa sekarang. Hal itu akan mendorong setiap pengusaha untuk menerapkan digitalisasi pada bisnis mereka.
Apakah Anda sudah menerapkannya? Jika belum, inilah saat yang tepat bagi Anda, karena tidak ada kata terlambat. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Untuk pengelolaan bisnis yang lebih teratur dari segi invoicing, pembukuan, dan inventaris, Anda bisa mengandalkan Paper.id.
Dengan beragam fitur serta harga yang terjangkau, Anda bisa mendapatkan semuanya hanya dalam satu aplikasi. Jalankan paper.id dimana saja dan kapan saja baik dari PC/Laptop maupun dari HP Anda. Semua urusan bisnis akan selesai dengan cepat.
Ingin menggunakannya secara gratis? Anda bisa mendaftarkan diri Anda diatas. Namun, Anda bisa mengakses link disini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fitur serta paket apa saja yang ditawarkan oleh Paper.id. Jadilah bagian dari masa depan dengan penerapan teknologi sebagai jawaban akan perkembangan bisnis yang semakin dinamis.
- Procurement: Definisi dan Jenisnya yang Wajib Dipahami Business Owner - Desember 6, 2024
- Promo Double Miles Untuk UNIVERSECARD Diperpanjang, Cek di Sini! - November 20, 2024
- Terbatas! Promo Spesial Tokopedia, Bayar Invoice Double Untungnya! - November 16, 2024