Menurut prediksi Google dan Temasek, nilai valuasi ekonomi digital di Asia Tenggara akan mencapai 240 miliar Dollar AS pada tahun 2025. Dengan begitu, hal ini akan memberikan dampak positif terhadap kemajuan perekonomian negara.
Sayangnya, banyak kendala yang harus dihadapi oleh setiap negara termasuk Indonesia. Sebagai bagian dari Asia Tenggara, Indonesia harus bergerak cepat dalam menuntaskan PR yang ada agar pemasukan negara terdongkrak. Apa saja masalah serta solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
Kendala ekonomi digital Indonesia
Ekonomi digital menjadi poros penting untuk memajukan perekonomian Indonesia. Namun, hal ini sulit untuk dicapai karena adanya kendala yang masih harus dipecahkan. Managing Director Google, Randy Yusuf mengatakan bahwa kendala yang dihadapi oleh Indonesia ada 2, jumlah SDM berkualitas yang sedikit serta transaksi digital yang belum maksimal.
Baca juga: 5 kemajuan teknologi yang akan terjadi di tahun 2020
Masalah itu disebabkan oleh pertumbuhan teknologi yang terlalu cepat sehingga, keberadaan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas masih kurang banyak. Karena itu, Randy mengemukakan perlu adanya campur tangan dari berbagai pihak yang berkaitan untuk menangani masalah ini.
Selain itu, keberadaan infrastruktur dalam ekonomi digital Indonesia juga masih kurang. Salah satu hal yang terkait adalah transaksi digital. Menurut Survey Google, kurang dari satu dari dua pengguna internet di Asia Tenggara yang menggunakan transaksi digital.
Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa tingkat penggunaan transaksi digital di Indonesia masih kurang. Karena itu, Randy berharap agar masalah ini bisa cepat teratasi guna menggenjot perekonomian tanah air seperti dilansir dari Kompas.
Solusi dalam mengatasi kendala ekonomi digital di Indonesia
Untuk mengatasi kedua masalah tersebut, Kusumo Martanto selaku CEO dari Blibli.com mengemukakan bahwa Indonesia sejatinya tidak kekurangan talenta, tapi hanya belum matang seperti dikutip dari Bisnis.com.
Kusumo menambahkan pemerintah perlu turun tangan untuk mengatasi masalah ini dengan mendatangkan sejumlah tenaga ahli dari luar negeri. Dengan begitu, orang-orang Indonesia bisa belajar dari tenaga ahli luar.
Baca juga: 4 pasar yang harus diketahui sebelum memulai bisnis
Pada masalah kedua, pertumbuhan penggunaan transaksi digital di Indonesia sejatinya tidak terlalu mengecewakan. Menurut Survei Google dan Temasek pada 2018 berjudul e-conomy SEA 2018 Southeasy Asia’s Internet Economy hits an Inflection Point, Indonesia menempati urutan kedua untuk penggunaan transaksi digital terbanyak di Asia Tenggara dengan 46 persen.
Sayangnya, hal ini masih belum didukung oleh penyediaan alat transaksi digital. UMKM sebagai bagian terbesar ekonomi Indonesia masih belum menggunakan alat transaksi digital karena, keterbatasan informasi akan hal itu.
Dalam mengatasi hal itu, UMKM bisa menggunakan software digital untuk membantu transaksi mereka seperti Paper.id. Paper.id menyediakan portal pembayaran bernama PayPer yang membantu UMKM dengan menyediakan pembayaran bagi para pelanggan.
PayPer memiliki histori pembayaran yang dapat diakses baik oleh Anda maupun pelanggan Anda. Selain itu, PayPer GRATIS. Daftar sekarang dan gunakan Gratis sekarang DISINI!
- Promo Double Miles Untuk UNIVERSECARD Diperpanjang, Cek di Sini! - November 20, 2024
- Terbatas! Promo Spesial Tokopedia, Bayar Invoice Double Untungnya! - November 16, 2024
- Product Update: Langsung Konversi Invoice dari Accurate ke Paper.id, Kelola Dokumen Makin Lancar! - Oktober 28, 2024