Kamu pasti sudah tahu, jika perusahaan atau bisnis yang menerima omset besar belum tentu bagus, kenapa? Karena perusahaan dan bisnis yang baik itu tidak selalu dari profit atau omset yang besar.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah arus kas atau cash flow. Banyak sekali bisnis yang gulung tikar padahal profit yang dihasilkan cukup tinggi, namun mereka kehabisan arus kas sehingga operasional dihentikan, manajemen tidak bisa membayarkan gaji, tagihan menumpuk, dan pemborosan keuangan, sehingga kinerja perusahaan menurun. Yuk simak penjelasan mengenai cash flow di bawah ini!
Apa itu Cash flow?
Dikutip dari situs havard business review, cash flow adalah saldo bersih uang tunai yang masuk dan keluar yang dimiliki oleh suatu bisnis, institusi, atau individu pada rentang periode waktu tertentu.
Dalam bisnis, arus kas sendiri memerankan peran penting, nantinya arus kas inilah yang akan menentukan sebuah bisnis berjalan atau tidak. Laba dan rugi dari bisnis yang dijalankan juga akan diperoleh dari arus kas tersebut.
Cash flow sendiri bisa positif dan negatif. Arus kas yang positif itu menunjukan bahwa sebuah bisnis memiliki lebih banyak uang masuk jika dibandingkan dengan uang keluar. Sedangkan negatif itu sebuah perusahaan lebih banyak memiliki uang keluar jika dibandingkan dengan uang yang masuk.
Uang yang masuk dalam pencatatan arus kas ini disebut dengan cash inflow, dan yang keluar itu cash outflow.
Baca juga: Tak Perhatikan Tempo Pembayaran, Bisa Jadi Alasan Cash Flow Berantakan
Jenis-Jenis Cash Flow dalam Bisnis
Dalam bisnis, terdapat 3 jenis cash flow, diantaranya sebagai berikut:
1. Operational cash flow
Untuk jenis arus kas ini, ada beberapa kelompok seperti kas yang diterima (pemasukan), kas yang dibelanjakan (pengeluaran) dari suatu bisnis untuk aktivitas bisnis. Pemasukan bisa bersumber dari penjulan barang atau jasa, layanan, pinjaman, dan lain sebagainya. Untuk pengeluaran sendiri bisa bersumber dari gaji pegawai, tagihan listrik, pemeliharaan, dan lain sebagainya.
2. Investment cash flow
Jenis arus kas ini merupakan kas yang diterima dari penjualan aset berumur panjang. Bisa dibilang arus kas ini dikeluarkan untuk belanja modal, seperti investasi dan lain sebagainya.
3. Financing cash flow
Selanjutnya ada financing cash flow, ini merupakan jenis arus kas pembiayaan atau pendanaan.
Pendanaan ini didapat perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kelompok ini terdiri dari beberapa macam seperti, kas yang diterima dari penjualan & pembelian saham, kas yang dibayarkan dividen ke pemegang saham, hingga kas yang digunakan untuk bayar pokok pinjaman.
Metode Pembuatan Cash Flow
Metode pembuatan cash flow sendiri terbagi menjadi 2 macam diantaranya:
1. Metode langsung
Metode pertama adalah metode langsung, di mana laporan arus kas mengkategorikan aliran kas ke dalam berbagai kategori sesuai jenis beban yang perusahaan tanggung. Kategori-kategori ini dapat mencakup hutang, beban sewa, beban gaji, dan sejumlah komponen lainnya.
2. Metode tidak langsung
Kemudian, terdapat metode lain dalam penyusunan laporan arus kas yang disebut metode tidak langsung. Dalam metode ini, perhatian utama diberikan pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.
Keputusan untuk menggunakan metode langsung atau tidak langsung bisa beragam antara perusahaan-perusahaan. Meskipun begitu, akhirnya, hasil perhitungan dan penyusunan laporan akan sampai pada kesimpulan yang serupa. Hanya saja, metode yang digunakan dan faktor-faktor yang dipertimbangkan mungkin berbeda.
Contoh Cash Flow dalam Bisnis
Berdasarkan contoh laporan cash flow di atas, dapat disimpulkan bahwa PT. Luar Biasa Makmur mengalami surplus kas sebesar Rp 24 juta di awal periode berikutnya, sehingga keuangannya dinyatakan masih sehat.
Baca juga: Cash Flow Adalah Kunci Sukses Bisnis, Benar atau Tidak?
Pentingnya Manajemen Cash Flow untuk UMKM
Menurut survei Viably pada Desember 2021 terhadap pemilik UMKM menemukan bahwa:
- 65% pemilik bisnis meninjau pendapatan.
- 68% pemilik bisnis meninjau pengeluaran bisnis.
- Hanya 45% pemilik bisnis yang meninjau laporan arus kas.
Para pelaku UMKM sering mengalami kesulitan dalam menghasilkan dan menyimpan uang tunai yang mereka butuhkan untuk mendanai biaya operasi bisnis secara berkepanjangan. Tidak sedikit UMKM gagal lantaran kurangnya pemahaman terkait manajemen arus kas.
Untuk memahami mengapa arus kas sangat penting bagi bisnis, kamu harus memahami tiga konsep keuangan: likuiditas, solvabilitas, dan viabilitas. Berikut penjelasan dari 3 konsep tersebut:
1. Likuiditas
Likuiditas bisnis mengacu pada kemampuan untuk memahami kewajiban keuangan jangka pendek. Secara sederhana, likuiditas berpatok pada kemampuan bisnis untuk mengubah asetnya menjadi uang tunai dengan cepat.
Kas merupakan aset yang paling likuid atau yang mudah dicairkan menjadi uang tunai dalam kurun waktu singkat. Sementara itu, aset yang tidak likuid adalah peralatan atau bangunan.
2. Solvabilitas
Solvabilitas mengacu pada keadaan di mana aset (persediaan, piutang, peralatan, dll.) perusahaan cukup untuk menutupi kewajiban jangka panjang, seperti pinjaman berjangka, pajak, bunga yang harus dibayar, dll.
Siklus arus kas masuk dan keluar dari waktu ke waktu dan kesenjangan, menjadi dua hal yang menentukan solvabilitas bisnis. Ketika aset bisnis menjadi tidak likuid, maka tidak dapat menghasilkan cukup uang tunai untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang.
Oleh karena itu, perusahaan mungkin tidak dapat meminjam atau mengumpulkan dana untuk operasi dan kewajiban di masa mendatang. Keadaan ini pada akhirnya mengarah pada kebangkrutan, bahkan hingga berada pada situasi bukan lagi bisnis yang layak.
3. Viabilitas
Viabilitas atau biasa disebut kelangsungan hidup mengacu pada keberlangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang dan kemampuannya untuk mempertahankan keuntungan selama periode tertentu.
Singkatnya, viabilitas bisnis merujuk pada mempertahankan keuangan perusahaan, pengeluaran di tingkat strategi hingga operasional harus berbanding lurus atau disesuaikan dengan dana yang diterima.
Baca juga: Mengenal Cash Outflow, Arus Kas Keluar Yang Berperan Penting Dalam Bisnis
Buat Laporan Cash Flow Lebih Mudah dengan Paper.id
Sesuai penjelasan di atas, ternyata manajemen cash flow sangat penting bagi bisnis, termasuk UMKM. Tapi, tidak perlu khawatir, kini para pengusaha bisa melakukan proses pencatatan dan pembuatan laporan keuangan karena ada platform bisnis terpercaya, Paper.id.
Dengan fitur invoicing & payment, kamu bisa membuat invoice lebih mudah dan tercatat secara otomatis. Selain itu, kamu juga bisa mengecek pendapatan kamu secara langsung. Segala kemudahan ini bisa kamu rasakan tanpa dipungut biaya apapun alias GRATIS! Klik di sini untuk mencobanya!
Atau mau tahu lancar atau tidaknya cash flow bisnis kamu? Sebagai pemilik bisnis juga, penting banget lho buat tahu nilai CCC (Cash Conversion Cycle) dan menjaga cash flow tetap lancar. Dengan Paper.id, kamu bisa pantau semuanya dengan mudah, lho! Apalagi kamu tinggal masukin ke dalam kalkulator keuangan dengan mudah.
Cukup klik tombol di bawah ini dan masukkan data yang dibutuhkan ke dalam kalkulator keuangan online. Selamat! Sekarang kamu bisa menganalisis hasilnya dan dapatkan rekomendasi yang bermanfaat!
- 6 Cara Deteksi dan Cegah Fraud dalam Bisnis, Lakukan Sebelum Terlambat! - November 4, 2024
- Bahaya Invoice Palsu: Ancaman Tersembunyi yang Bisa Menguras Kas Bisnis Kamu - Oktober 28, 2024
- Cara Membuat Kwitansi di Word dan Excel, Mudah dan Cepat! - Oktober 10, 2024